one-sided agreement PT.7

1.8K 231 138
                                    

"Auch, kepalaku... Sakit sekali.."

Indonesia terbangun dari 'tidur' nya, kepalanya sungguh berat. Dia melihat sekeliling, dia berada seperti di ruangan operasi. Sesudah kesadarannya mulai kembali sepenuhnya, dia menyadari sesuatu.

Oh! Kali ini dia tidak di ikat! Namun yang membuatnya kebingungan adalah ada bekas jahitan di pergelangan tangannya. Namun dia tidak peduli dan memutuskan untuk langsung keluar dari sini. Dia berjalan pelan-pelan takut-takut, orang yang menyekapnya disini masih ada di dalam rumah. Bisakah dia keluar dari rumah megah yang mengerikan ini?

.......


Singapore dan yang lainnya kini berada di pemakaman Laos dan Kamboja. Mereka tidak menyangka, kedua saudaranya harus kehilangan nyawanya saat mereka tengah liburan. Kini keluarga Asean tersisa 8 orang, walau 1 orang masih belum di temukan keberadaan. Mereka berharap adiknya yang paling kecil itu masih selamat Disana.

Suasana pemakaman di penuhin tangisan. Kehilangan seseorang itu tidak mudah bukan? Mereka tadinya ingin sekali pergi dari benua Eropa ini karena mereka tau teror ini tidak akan pernah bisa dihentikan, orang yang meneror keluarga mereka tidak akan melepaskan mereka kecuali ketika semua orang lenyap.

Namun mereka harus tetap disini, mereka tidak bisa pergi tanpa indonesia. Tidak mungkin mereka meninggalkan adik mereka sendirian di benua Eropa yang besar ini, sesudah acara pemakaman selesai. Mereka kembali ke penginapan, tidak ada yang memulai pembicaraan Disana. Semua tampak diam dan terpukul karena kejadian ini, apa dosa mereka sampai-sampai mereka harus menerima semua cobaan ini?

"Aku akan ke rumah sakit mengecek kondisi papa"

Ucap Brunei berdiri dari duduknya. Dan bergegas akan pergi, didampingi oleh Malay dan juga Phil.

"Baiklah, jangan sampai berpisah. Seorang pengawal pribadi akan menjemput kalian dibawah"

Ucap Singapore datar sambil menatap layar laptop nya. Brunei mengangguk mengerti, dan kemudian Malay Phil dan Brunei pergi meninggalkan hotel.

Beberapa saat kemudian

"Singapore, apa kau ada pekerjaan? Berjam-jam kau tidak melepaskan pandangan mu dari layar laptop mu" -thai

"Sudahlah singa, jika kau ada pekerjaan tunda saja dulu. Kita sedang berduka dan kau masih mementingkan kerjaan mu?"

Ucap Myanmar sedikit kesal dan dibalas anggukan oleh yang lain. Singapore menjawab mereka tanpa mengalihkan pandangannya kepada mereka

"Ini lebih penting dari sekedar pekerja"-Ucap singa datar

"Lalu? Apa itu pekerjaan papa?"-Thai

"Bukan"-Singa

"Jadi kau ini sedang apa singa? Ayolah jangan bertele-tele"-Ucap Vietnam kebingungan

Singapore hanya diam, fokus dengan layar laptop nya itu. Membuat saudara-saudara nya menghela nafas kasar menahan amarah. Sampai Vietnam menyadari sesuatu.

"Tunggu jangan bilang kau sedang.."

"Iya kau benar"

Ucap Singapore enteng, yang lain langsung terhubung apa yang Vietnam maksud. Dan seketika semua memasang tampang terkejut

"Tunggu singa itu ilegal. Kau bisa dipenjara!"-Thai

"Aku tau..."-Singapore

"Singa hentikan. Kau akan dapat masalah jika mereka berhasil melacak mu"-myan

"Tidak ada pilihan lain, aku harus melakukannya"

Ucap Singapore dengan nada serius tanpa mengalihkan pandangannya. Yang lain pun hanya pasrah, berdebat dengan Singapore itu sia-sia, saat dia sudah bertindak tidak ada siapapun yang bisa menghentikan nya.

Dear Mr.hitmanWhere stories live. Discover now