Chapter 6 : Emboldened

Start from the beginning
                                        

Sebelum Ji Hee keluar dari kamar, ia bertanya terlebih dahulu pada pelayannya untuk memastikan jika kedua orang tua dan saudara-saudaranya telah pergi keluar rumah. Pelayan ini adalah pelayan yang sama dengan yang semalam membukakan pintu rumah untuk Ji Hee, jadi ia tidak kelihatan kebingungan dan segera menjawab dengan pasti jika tidak ada siapapun dirumah terkecuali para pelayan dan penjaga yang sedang bertugas.

Ji Hee menghela nafas panjang, dengan mengendap-endap bahkan sesekali ia melihat ke arah kanan dan kiri di ikuti dengan pelayannya yang selalu berkata jika tidak ada orang disana, Ji Hee langsung malancarkan misinya untuk keluar dari rumah tanpa diketahui oleh seorang pelayan pun-terkecuali pelayan pribadinya yang dengan setia akan merahasiakan adegan penyelinapan yang tak direncanakan ini dari siapapun bahkan kepada bunga yang bermekaran. Sesaat kemudian, Ji Hee berhasil masuk ke dalam mobil dan lolos begitu saja dengan sempurna seperti yang di inginkannya. Semuanya terasa begitu sangat sempurna, lancar dan ganjil. Tapi sekali lagi Ji Hee hanya akan memfokuskan fikirannya, jika Tuhan telah benar-benar membantunya hari ini.

Tanpa berfikir panjang, Manajer Kwon menginjak pedal gas dan segera bergegas menuju tempat yang mereka tuju. Seperti biasa, Ji Hee yang duduk di kursi belakang hanya sibuk memainkan tab milik Manajer Kwon. Membuka satu persatu sosial media, sampai pada akhirnya ia melihat sebuah artikel yang telah dirilis hari itu, sebuah artikel tentang dirinya yang telah dikonfirmasi akan bermain sebuah drama. Namun sekali lagi, diartikel itu tentu saja terdapat desis-desis rumor tak mengenakan tentang kisah kekuasaan yang dimiliki oleh ayahnya.

Air muka Ji Hee sesaat berubah menjadi sangat murung. Ia menghempaskan tab-nya ke samping, ia mengambil headset dan menyumpalkannya ke telinga. Manajer Kwon yang menyadari hal itu, perlahan mengajaknya berbicara,

"Kau sudah membacanya?"

"Hmmm." Sahut Ji Hee singkat sembari memejamkan matanya. Merilekskan diri. Ia hanya tak ingin terlalu stres dengan rumor murahan itu di hari pertamanya berkerja.

"Ji Hee-ssi." Tegur Manajer Kwon.

"Oppa bisa berbicara informal padaku jika sedang tidak ada orang." Sahut Ji Hee tanpa membuka matanya. Sebenarnya ia sedang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

Manajer Kwon hanya mengiyakan sembari mengangguk sopan.

Kemudian Ji Hee bertanya, "Oppa, kau tadi bertemu dengan Hoejangnim ?"

"Iya, aku bertemu dengannya. Dia memanggilku ke ruangannya setelah kau menelfonku tadi."

Mata Ji Hee seketika terbuka lebar, ia mencondongkan arah duduknya tepat di samping Manajer Kwon, "Benarkah? Apa katanya?"

"Dia hanya bertanya apakah aku sudah menemukanmu."

"Lalu? Oppa menjawab apa?"

"Tentu saja aku mengatakan seperti yang kau perintahkan padaku. Untung saja Hoejangnim percaya dan menyuruhku untuk bergegas menjemputmu."

Ji Hee menghela nafas panjang begitu mendengar kalimat yang di tuturkan Manajer Kwon. Tak lupa ia mengucapkan terimakasih pada Manajer Kwon, sebelum ia kembali ke posisi duduknya seperti semula.

"Ngomong-ngomong, Ji Hee-ya." Manajer Kwon memberi jeda, memastikan lewat kaca mobil jika Ji Hee memperhatikannya, kemudian ia melanjutkan kalimatnya, "Jika kau memanggilku seperti itu, aku merasa seperti memiliki seorang adik perempuan."

"Ckh." Ji Hee terkikik sesaat, "Adik? Memangnya aku masih terlihat seperti anak-anak, Oppa?" Sambungnya dengan tersenyum lebar.

Manajer Kwon tertawa sebentar, "Aku juga punya adik perempuan yang seumuran denganmu, Ji Hee-ya."

We're LearnWhere stories live. Discover now