"Oh? Ji Hee-ya, duduklah." Ucap Hyun-sik begitu melihat kehadiran anaknya disana.
Ji Hee menurut, ia duduk tepat di samping kanan Ji Ho. Setelah itu ia berkata, "Appa, ada yang ingin ku bicarakan padamu." Seketika Ji Hee menunduk ragu.
Hyun-sik dan Ji Ho menatapnya dengan tatapan heran.
"Boleh Appa yang terlebih dahulu berbicara pada kalian?" Sahut Hyun-sik.
Ji Ho dan Ji Hee mempersilahkan tanpa ragu.
"Sebenarnya, Appa ingin meminta maaf pada kalian berdua karna akhir-akhir ini Appa terlalu keras pada kalian." Kalimat itu terlontarkan begitu saja dari mulut Hyun-sik, lagipula bukan hal yang salah jika orang tua meminta maaf pada anak mereka. Hyun-sik melanjutkan kalimatnya, "Terutama padamu Ji Ho. Kalian tau jika Appa berbuat seperti itu karena Appa sangat menyayangi kalian kan?" Ji Ho dan Ji Hee hanya mengangguk tanda jika mereka cukup mengerti bagaimana perasaan ayahnya.
"Dan Ji Hee-ya," Hyun-sik memberi jeda cukup panjang pada kalimatnya, ia berusaha menimang-nimang sesuatu, "Appa... Akan mengijinkanmu untuk bermain di drama itu." Sambungnya.
"Hah??!" Matanya terbelalak besar, alisnya menaik tinggi dan mulutnya terbuka lebar. Ji Hee tersentak dikejutkan dengan kalimat yang baru saja diucapkan ayahnya, "Benarkah?! Appaaaa!! Sungguh??? Aku benar-benar diijinkan untuk bergabung dengan dram-"
"Tapi!" Hyun-sik memotong cepat, "Ada syaratnya."
Ji Hee melemah, tapi tetap antusias, "Apa syaratnya?"
"Kau harus menjalani trainee selama empat bulan di perusahaan terlebih dahulu." Sahut Hyun-sik. Kemudian ia menghela nafas panjang, "Seandainya kau mengubah impianmu menjadi seorang aktris itu dari dulu, pasti Appa akan memasukanmu ke perusahaan lebih awal."
"Benar, padahal saat kecil kau bercita-cita ingin menjadi seorang ilmuwan. Kenapa tiba-tiba saat lulus sekolah ingin menjadi seorang aktris?" Sambar Ji Ho.
Ji Hee melirik Ji Ho dengan sudut mata yang tajam, "Karna aku sadar, aku tidak sepintar itu tau!"
"Kau dan Yun Sook Hyeong sama saja. Menjadikan dunia akting sebagai pelampiasan kalian."
"Tidak! Aku sangat berbeda dengannya! Aku memang bermimpi ingin menjadi seorang aktris! Ilmuan itu kan hanya cita-cita ku saat kecil, semua orang dapat merubah mimpinya saat mereka telah dewasa!"
"Memangnya kau sudah dewasa? Kau masih anak-anak!"
"Aku sudah cukup dewasa untuk menentukan tujuan hidupku." Ji Hee senewen, "Anak-anak?! Kau hanya lebih tua beberapa menit dariku, jika aku anak-anak berarti kau juga masih seorang bocah."
"Meskipun umur kita sama, tapi setidaknya pemikiranku jauh lebih dewasa darimu."
Perdebatan sengit itu terus berlangsung, Hyun-sik yang awalnya hanya tertawa sembari memperhatikan pertengkaran sepasang anak kembarnya, akhirnya melerai mereka,
"Haha, Sudah. Sudah. Hentikan." Tutur Hyun-sik sembari terkekeh geli.
Tetapi kedua anaknya itu tidak menghiraukannya dan terus menerus beradu mulut memperdebatkan tentang siapa yang lebih dewasa diantara mereka, padahal pemikiran mereka sama-sama belum dewasa. Namun, perdebatan itu berakhir setelah seorang anak seumuran mereka yang pemikirannya jauh lebih dewasa memanggil mereka berdua dan ayahnya untuk makan malam bersama.
"Appa, makan malamnya sudah siap." Ucap Min Ji saat berada disana, "Kalian anak kembar! Ayo kita makan. Tidak ada yang lebih dewasa diantara kalian berdua." Sambungnya, kemudian berlalu pergi begitu saja disusul dengan Hyun-sik. Rupanya sedari tadi Min Ji telah memperhatikan perdebatan tak penting itu dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Learn
Fiksi PenggemarTerungkapnya satu-persatu kepahitan masa lalu, pertemuan sadis yang tidak pernah diinginkan, perjuangan menggapai dan mempertahankan mimpi yang melambung tinggi, mempererat indahnya keharmonisan, hingga ketulusan pengorbanan yang terluapkan. 🌏 W•U ...
Chapter 6 : Emboldened
Mulai dari awal
