[FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA]
alive but NOT alive : by aghlosi
Kebahagian?
Kasih sayang sejati?
Apakah benar benar nyata? Jika memang ada bagaimana rasanya? Bagaimana bentuknya?
Itulah yang selalu dipikirkan oleh Serena, seorang gadis r...
Suasana semakin memanas, air mata kini bukan menjadi air mata lagi tetapi melainkan darah. Darah yang keluar dari manapun, bercucur dimana mana, perkataan demi perkataan yang menggores sebuah hati kecil gadis remaja yang rapuh.
PRAANG...
Terdengar suara pecahnya barang yang sangat keras hingga terdengar satu rumah.
Sambil memberikan pecahan tersebut ketangan tuan fels (ayah Serena) dan menarik tangannya mendekatkan pada leher Serena, ia sudah siap untuk bertemu dengan Tuhan, itu yang selama ini ia impikan, ia tak takut dengan kematian justru ia bersyukur karena jika ia mati, ia tak akan merasakan apa yang dirasakan di dunia ini.
"Ni sayang pakai ini biar dia kapok, biar dia nggak bantah orang tua lagi!" sambil memberikan sebatang besi berkarat.
"Ide bagus ma. Biar dia kapok sekalian! Hahahaha"
KAK REN AWAS!!!!
UKH!!
Semua orang yang ada didalam rumah berubah menjadi histeris karena pukulan tersebut yang seharusnya mengenai Serena, kini berubah menjadi mengenai Alex, adiknya.
"Liat ini ha?! Kamu itu bisanya cuma bawa sial!"
"A-alex" dengan tubuh yang sudah gemetar, ia mencoba berdiri dan mendekat, tetapi dihalangi oleh mamanya.
"Nggak usah megang anak saya! Kamu itu bukan anak saya!"
"Ma pa maafin Serena"
"CEPET TELPON AMBULANS!" dengan cepat Serena berlari untuk menelpon ambulans dengan darah yang terus menerus keluar dari kepalanya.
Setelah 5 menit menunggu kedatangan ambulans dan berusaha untuk membangunkan Alex.
Wiu... Wiu.... Wiu...
Suara sirine telah terdengar, Alex segera dibawa dan dimasukkan kedalam mobil ambulans tersebut.
"Kamu ngapain ikut? Saya gak mau anak saya ikut sial kayak kamu!" lalu pergi meninggalkan Serena seorang diri.
BRUK...
Kini Serena tergeletak di lantai, ia menatap kosong langit dan berharap waktu dapat diulang kembali, hatinya begitu hancur. Selama ini hanya Alex alasan ia mampu bertahan sampai saat ini
"A-alex maafin kakak, kakak mu Ini bodoh, kelainan nggak bisa ngelindungi alex"
Hiks... Hiks...
Kini tangisannya sudah menjadi seperti air terjun dengan sekujur tubuh bergetar ia sadar bahwa jalan satu satunya adalah dengan berdoa, biarkan Tuhan yang menentukan... Sekarang Serena sadar, ia hidup didunia ini itu salah.
"Ayo Serena ngapain disini adek kamu, Alex masuk Rumah Sakit," ucap Serena memberikan semangat kepada dirinya sendiri.
Dengan sekuat tenaga ia bangun, mengambil sedikit kapas untuk menahan darah dikepalanya agar tidak terus keluar, lalu pergi mengambil tasnya dan jaket untuk menutupi sedikit bercak darah di bajunya. Serena tidak mempedulikan sedikitpun tentang penampilannya, memakai jaket itu sudah lebih dari cukup, sekarang yang terpenting untuk saat ini adalah alex.
Serena pergi menggunakan gojek, ia menggunakan sisa uang nya untuk membayarnya. Saat tiba dirumah sakit ia ditujukan pada kamar nomor 23, sudah terlihat jelas adiknya yang terbaring lemah disana, ia amati dengan sesakma, mencoba untuk menahan tangisanya.
Begitu sakit, benar-benar sakit saat melihat orang yang paling ia sayangi terbaring tak berdaya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.