Hari Pertama

124 30 8
                                    

Matahari mulai memunculkan sinarnya dengan malu-malu. Angin pagi berhembus pelan, ditemani dengan kicauan burung-burung.

Ata—Athazhia Lareyna Pradipta gadis itu menyambut pagi dengan ceria. Dia sedang berkutat dengan alat masak yang berada di dapur membantu mamanya yang sedang hamil.

“Ma, aku akan bersiap untuk pergi ke sekolah,” pamit Ata seraya meletakkan alat masak yang sedang dipegangnya.

“Iya sayang, kalau sudah selesai cepat turun kita sarapan bersama.” Perintah sang Mama.

“Ashiap,” kata Ata sambil berlari menuju kamarnya yang berada dilantai dua.

Ata termasuk keluarga berada, namun dia tidak pernah menonjolkan semua fasilitasnya. Dan menggunakan seperlunya. Dia hanya mau mendapatkan teman yang apa adanya, bukan ada apanya.

Setelah selesai bersiap-siap, Ata memperhatikan kembali penampilan dirinya. Dia memakai seragam yang agak besar dan atribut yang lengkap, tak lupa juga rambut hitam legam yang dikuncir kuda. Bukan tanpa alasan, Papa Ata yang menyuruhnya untuk memakai seragam seperti itu. Katanya biar badannya tidak terlalu terekspos, benar-benar posesif.

Dirasa sudah cukup Ata segera pergi ke meja makan untuk sarapan bersama orang tuanya.

“Selamat pagi Papa, Mama,” sapa Ata.

“Pagi sayang,” jawab keduanya.

“Sarapan sama nasi goreng apa roti bakar?” tanya Mama.

“Sama roti bakar aja Ma, takut terlambat soalnya,” balasnya.

Ata segera melahap roti bakarnya, tak lupa juga meneguk susu yang sudah disiapkan oleh Alya—mama Ata. Alya Maulina adalah mama kandung dari Ata. Alya sedang mengandung anak ke-dua, kandungannya baru menginjak usia 6 bulan.

“Sayang, kamu berangkat sama Papa aja ya. Kalau nunggu angkutan umum takutnya kamu terlambat, ini kan hari pertama kamu masuk sekolah.” Saran Papanya—Agus Pradipta.

“Iya Pa, aku udah selesai. Papa udah belum?” tanya Ata.

“Udah kok, yaudah ayo berangkat,” ajak Papa.

Mereka berdua segera pamit kepada Alya, dan bergegas melaju ke sekolah Ata. Sekolahnya sendiri berada tak jauh dari kantor Papanya.

***

Setelah sampai, Ata pun pamit ke Papa dan bergegas menuju ke mading  untuk melihat di kelas mana dia akan ditempatkan.

X IPA 2 adalah kelasnya saat ini. Ata masuk ke dalamnya. Dan tak lama dari itu, wali kelasnya pun datang untuk memilih pengurus kelas, dan perkenalan.

Saat dirasa sudah akan istirahat, Bu Ina—wali kelasnya segera pamit undur diri untuk rapat dengan guru-guru lain. Mereka semua menunggu bel istirahat dengan berkenalan, bergosip, dan masih banyak lagi.

Kring! Kring! Kring!!

Semua murid berhamburan keluar menuju kantin. Sedangkan Ata sendiri masih sibuk berkutat dengan novel yang dia bawa dari rumah.

Sesaat dia merasa lapar lalu bergegas ke kantin sendiri, Ata belum mendapatkan teman sama sekali.

Saat dia akan mendaratkan pantatnya, tiba-tiba kursi yang akan diduduki ditarik oleh seseorang.

Bruk!

“Ups sorry, gak sengaja,” kata cewek berambut pirang itu. Dia adalah Gebbyela—ketua geng bully di sekolah itu. Anak-anak di sana sering memanggilnya Gebby.

Meskipun Ata baru bertemu kali ini, tapi dia yakin; bahkan sangat yakin bahwa Gebby ini bersifat seolah yang paling berkuasa. Bukan, bukan dia berburuk sangka. Tapi lihatlah perlakuannya, mencerminkan sifatnya tadi bukan?

“Gak punya mata kali ya Lo? Orang kursi segini gede malah gak keliatan,” ujar Ata sedikit sewot.

“Wah berani banget Lo sama gue, harus dikasih pelajaran sih ini.” Geram Gebby.

Byurr! Jus jambu segar yang ada di meja sebelahnya disiramkan tepat di baju Ata.

“Gila ya Lo!” makinya seraya menatap nanar penampilannya saat ini.

Ata segera berlari menuju kamar mandi yang lumayan jauh dari kantin. Dia segera membersihkan baju yang terkena jus jambu tersebut.

Dalam perjalanan, ada seseorang yang memperhatikannya dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Seperti ... Eum, entahlah.

“Duh gak kering-kering lagi, mau masuk lagi,” gumamnya.

Ata pergi ke UKS untuk meminjam seragam supaya dia tidak masuk angin, lagipula tidak mungkin juga dia pergi ke kelas dengan keadaan seperti ini.

Setelah selesai dengan urusan seragam dia berlari ke kelas, untung saja kelas Ata dekat dengan UKS.

“Permisi Bu, maaf saya terlambat masuk kelas soalnya seragam saya tadi basah,” ucap Ata.

“Oh iya nak, duduk ditempat kamu ya.” Jawab Bu Ina sekenanya.

Ata duduk ditempatnya, dan mendengarkan penjelasan dari wali kelasnya itu.

***

Dan di sinilah kisah mereka akan dimulai. Dengan suka duka yang menghiasi. Selamat menjelajahi dunia mereka.

•••
Hai! Selamat datang di prolog Part 1 Kelompok 1 jangan jadi silent reader's yaa^^.

- Sabrina
- Gebby
- Arina
- Syifa

Salam Sayang❤️

ATAZHIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang