21(1×24 and finally)

11.1K 1.1K 205
                                    

Enjoy your reading.

Mereka sudah ada di rumah sakit, hampir setengah jam menunggu didepan dua pintu ruang ICU.
Renjun dan Chenle tidak berhenti menangis, mata mereka sudah sangat bengkak.

Tiba-tiba pintu dua ruangan itu terbuka.
Mereka langsung menghampiri dokter.
"Bagiamana keadaan sahabat saya dokter?" Tanya Renjun.

Dua dokter itu saling berpandangan sebelum bicara.
"Keadaan pasien saat ini sedang kritis, terjadi pembengkakan pada paru parunya akibat kebanyakan air yang masuk" ujar dokter itu.
"Bagaimana dengan yang satunya?" Tanya Jisung.

"Sama seperti itu, terjadi pembengkakan pada paru parunya, jika dalam 1×24 jam mereka tidak sadarkan diri, besar kemungkinan kami tidak bisa menyelamatkan mereka"ujar dokter yang menangani Haechan.
"Dan terdapat benturan dikepala mereka, kami akan memantau mereka salama 1×24 jam ini" ujar dokter yang merawat Jaemin.

Kaki Renjun dan Chenle semakin lemas, keduanya jatuh pingsan di pelukan kekasihnya masing-masing.
"Lee bangun heii" ujar Jisung khawatir.
"Njun" ujar Guanlin tak tega melihat kekasihnya.

Akhirnya mereka dibawa ke salah satu kamar rumah sakit untuk di periksa dan dibiarkan istirahat.

Jeno dan Mark sudah diizinkan untuk menjenguk Haechan dan Jaemin dengan syarat yang diberikan oleh dokter.

At Haechan room.
Mark duduk disamping tubuh lemah kekasihnya itu, ia mengambil salah satu tangan Haechan dan menggenggam erat tangan Haechan.
"Chanie cepat bangun nee? Pokoknya dalam 24 jam ini echan harus bangun, kalau gak Hyung bakal marah sama Haechan, Hyung bakal buang semua boneka beruang echan" ujar Mark, air matanya kembali pecah saat Haechan benar benar tidak meresponnya.

"Ayo Haechanie kamu pasti bisa, Hyung nunggu kamu disini" ujar Mark.

Pindah ke ruangan Jaemin.
Disana Jeno duduk terdiam menatap wajah pucat kekasihnya. Air mata Jeno tidak bisa keluar lagi, Rasanya sangat sakit mulutnya saja berat untuk mengeluarkan suara.

Dunianya hancur, dunianya sekarang sedang berjuang untuk hidup.
"Na" satu kata itu keluar dari mulut Jeno.

Ia mengelus rambut Jaemin dengan lembut, wajah Damai Jaemin yang biasanya suka dia liat saat tidur kini malah terlihat menakutkan, wajah damai itu bisa pergi kapan saja.
"Sayang ayo kuat" ujar Jeno dengan suara pelannya.
Setelah itu dia tidak bicara apa apa lagi, hanya diam dan mengingat semua kenangan dia dengan Jaemin.

Waktu untuk menjenguk mereka sudah habis, keduanya sudah duduk didepan ruangan itu lagi, kaki mereka yang terluka belum di obati.
Jisung datang menghampiri mereka.

"Hyung" panggil Jisung.
"Gimana keadaan Renjun sama chenle?" Tanya Mark sambil menghapus air matanya.
"Mereka masih belum bangun tadi sempat bangun sih tapi di suntik obat penenang karna mereka kembali nangis, keadaan Haechan Hyung dan Jaemin Hyung gimana?" Tanya Jisung.
"Masih sama sung" ujar Mark sambil menatap sendu pintu icu.

Jisung juga sedih dengan kejadian ini.

Siwon dan Yoona datang ke rumah sakit dan mendapati 3 muridnya duduk di depan ICU.
"Bagiamana keadaan mereka?" Tanya Yoona.
"Mereka kritis seonsaengnim" ujar Jisung.
"Astaga" Yoona menutup mulutnya karna kaget.

"Kemana yang lain?" Tanya Siwon.
"Renjun sama chenle pingsan tadi, ada di kamar rawat dijaga sama kak Alin"ujar Jisung.

"Maafkan kami yah, kami lalai menjaga kalian" ujar Yoona tak tega melihat dua orang yang diam sedari tadi.
"Ini bukan salah kalian, ini salah dua orang itu" ujar Mark tanpa mengalihkan Pandangannya.

"Kalau sampai mereka kenapa-kenapa, gue jamin mereka akan mendapatkan hukuman yang setimpal" ujar Jeno dengan suara yang terkesan sangat dingin.
"Mereka sudah di kirim ke Korea untuk pemeriksaan" ujar Siwon.

ti amo{NoMin} RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang