15

7 0 0
                                    

Begitu Acen membuka kunci yang terdapat di bawah lampu bohlam tersebut, lampu itu pun menyala.

"Wow, nyala!" seru Adul. "Batrenya di mana tuh, ya?"

"Kan lampu ajaib?" kata Aden.

"Buat main sulap gitu kali, ya?" kata Adul lagi.

"Terus gimana?" Acen kebingungan.

Aden dan Adul hanya tertegun kemudian mengangkat kedua bahunya saja.

BESSHHH ... Tiba-tiba asap putih mengepul dari permukaan lampu bohlam yang menyala tersebut yang membuat Acen menjatuhkannya ke tanah.

"Wah, konslet ya, Cen?" Aden terkejut.

Acen hanya menjauh sambil menggelengkan kepala melihat asap itu semakin bertambah banyak.

"Banyak asep, coy!" Adul juga mulai menjauh. "Bikin batuk!"

Tiba-tiba asap yang semakin banyak itu menjelma menjadi sesosok makhluk berkulit biru yang mengenakan pakaian adat Timur Tengah.

"HUAHAHA!" Makhluk itu mengeluarkan tawa yang mengerikan.

Seketika Aden. Acen, dan Adul pun terperangah ketakutan.

"Sebutkan permintaan kalian!" seru makhluk itu.

Aden, Acen, dan Adul pun menjadi antusias mendengar kata-kata makhluk itu.

"Saya pengen rumah mewah, mbah jin!" pinta Aden.

"Saya istri cantik seperti bidadari!" pinta Acen.

"Kalau saya rumah mewah, istri cantik, sama duit yang banyak aja deh!"

"Wow-wow!" Makhluk itu mengangkat telapak tangan kanannya ke arah mereka. "Satu doang coy, mintanya!"

"Hmm ..." Aden mengusap-usap dagunya berpikir.

***

Aden, Acen, dan Adul adalah tiga remaja tanggung yang terjebak dalam dunia yang penuh dengan makhluk aneh yang mirip dengan yang diceritakan dalam dongeng. Mereka bertiga telah melalui berbagai ketakutan, kebingungan, dan keputusasaan dalam pencarian jalan menuju kembali ke dunia asal mereka. Sampai akhirnya mereka menemukan lampu ajaib yang bisa mengabulkan satu permintaan mereka. Mereka bertiga pun akhirnya pulang kembali ke dunia asal mereka dengan selamat dan juga menjadi tiga orang milyarder karena permintaan mereka kepada jin penunggu lampu bohlam adalah kembali ke dunia asal mereka dengan mengendarai pesawat ulang-alik. Begitu mereka telah sampai ke dunia asal mereka itu, mereka berhasil menjual pesawat ulang-alik itu di sebuah rumah lelang. Maklum tidak ada orang yang mempunyai sebuah pesawat ulang-alik dalam garasi rumah mereka, karena itulah pesawat itu menjadi rebutan dengan harga yang mahal.

TAMAT

TERJEBAK DI NEGERI DONGENGWhere stories live. Discover now