25

10 0 0
                                    

"Udah, langsung gosok aja!" tegas Adul.

"Tar kalau disangka kolusi, gimana?" tampik Acen.

"Itu sogok, crut!"

Acen pun menggosok-gosok lampu bohlam tersebut.

Tak ada sesuatu yang terjadi.

"Gosoknya dari kanan ke kiri, kali?" saran Aden.

Acen mencoba menggosok lampu tersebut seperti yang disarankan Aden.

Tetap tak ada sesuatu pun yang terjadi.

"Coba gosoknya memutar?" kata Adul.

Acen sekali lagi mencoba menggosok lampu itu tetapi kali ini memutari setiap sudutnya.

Tak terjadi apa-apa.

"Gosoknya sambil jongkok?" kata Adul.

Hening.

"Sambil mengangkat tangan kanan?" kata Aden.

Tetap sama.

"Kalau mengangkat kedua tangan?" kata Adul.

Acen melotot ke arah Adul. "Ya susah!"

"Oh, iya," Adul manggut-manggut.

"Udah ah," Acen putus asa. Dia meletakkan kembali lampu bohlam tersebut ke tanah. "Lampu biasa ini?"

"Gimana kalau kita nyalain?" saran Aden.

"Coba dii rumahnya Wiro Sableng, ya?" kata Adul.

Mereka bertiga akhirnya kembali ke gua tempat tinggal Wiro Sableng. Wiro Sableng pun menyambut dengan ramah apa yang ingin mereka lakukan.

Aden pun memasang lampu bohlam tersebut di atas langit-langit gua tempat tinggal Wiro Sableng.

Begitu steker lampu dinyalakan, cahaya berwarna-warni yang berputar-putar muncul dari lampu tersebut.

"Wow, lampu disko!" seru Wiro Sableng. "Keren!"

Aden, Acen, dan Adul saling berpandangan kebingungan.

"Tinggal saja di sini nemenin aku?" kata Wiro Sableng girang. "Kita dugem setiap malam!"

TAMAT

TERJEBAK DI NEGERI DONGENGWhere stories live. Discover now