Dua bulan lalu Aishakar dan Atlanna baru saja mendapat gelar Bachelor atau sama dengan Sarjana. Selain sukses di usia muda, mereka juga berhasil mencapai IPK mendekati sempurna. Itu menjadi nilai plus di mata orang lain.

"Bos!" Seseorang memanggil.

Atlanna juga Aishakar menoleh bersamaan. Orang itu berlarian kecil dan berhenti tepat di hadapan mereka. Dia menyodorkan lembaran kertas berisi data-data penting perihal pemotretan hari ini.

"Aku jelasin sedikit, ya. Kali ini kita pake Atlanna buat kenalin produk baru Baby Moonlight. Konsepnya berhubungan sama air. Semua udah siap, termasuk kolam renang. Atlanna tinggal ganti pakaian, dan kita bisa langsung mulai pemotretannya." Zoe, art director, menuturkan.

"Kolam?" ulang Atlanna.

Zoe mengangguk antusias. "Aku yakin pasti hasilnya perfect! Rambut kamu bagus, Atlanna. Kebayang gimana cantiknya kamu di dalem air."

Wajah Atlanna pucat pasi. Dia menatap Aishakar penuh arti. Untungnya Aishakar cepat tanggap dan mengerti maksud tatapan adiknya.

"Zoe, Atlanna lagi enggak bisa jadi model. Ganti aja, gimana? Gue bisa, kok." Aishakar berujar cepat.

"Oh?" Zoe mengamati Atlanna, lalu menepuk lengannya. "Sorry, aku pikir kamu baik-baik aja. Kamu sakit?"

Atlanna menggeleng samar. "Enggak sakit. Aku sebenernya takut air, Zoe."

"Serius?!" Zoe terperangah, ia makin merasa bersalah. "Aku harusnya tanya dulu sebelum nentuin konsep. I'm so sorry, Atlanna. Kamu atasanku, tapi aku seenaknya sebut nama kamu di pemotretan ini."

"No, no, it's okay." Atlanna memaklumi seraya mengusap bahu Zoe.

"Aku terlalu excited karena aku pikir kamu cocok jadi model produk ini." Zoe tertunduk. "Sekali lagi, aku minta maaf."

Atlanna mengangguk. Seusai obrolan singkat bersama Zoe, mereka pun pergi ke halaman belakang kantor menuju taman. Alat-alat yang diperlukan untuk project ini sudah lengkap. Air kolam nampak lebih jernih.

Bila ada yang menyadari, barusan mata biru Aishakar berkilau sekilas ketika ia menatap air kolam. Senyumnya terukir. Dia suka sekali melihat indahnya air itu.

"Yay, main air." Aishakar nyengir lebar.

Atlanna tergelak melihat ekspresi lucu Aishakar. Kakaknya itu memang sangat akrab dengan air. Tidak seperti dirinya yang dilarang menyentuh air dalam waktu lama.

Mandi pun harus cepat-cepat.

Atlanna belum pernah merasakan berendam di bathtub padahal benda itu ada di rumahnya. Boro-boro bathtub. Kolam renang di rumah pun sama sekali tak pernah Atlanna coba.

Langit dan Alaia melarang Atlanna melakukan itu. Mereka akan sangat marah bila Atlanna melanggar. Itulah mengapa ketika belajar renang saat bayi, Atlanna cuma boleh berenang selama satu menit, sedangkan Aishakar bebas.

Bukannya Langit dan Alaia pilih kasih. Ini hanya demi kebaikan Atlanna.

Alaia merupakan dewi lautan dan dewi langit. Langit juga memiliki kekuatan mengontrol langit. Sedangkan Aishakar setengah dewa penguasa laut. Hanya Atlanna yang tak mewarisi itu semua. Dia tidak ditakdirkan bersahabat dengan air.

Atlanna menatap kolam, kemudian buang muka. "Kenapa aku beda sendiri ...," gumamnya sedih.

❄️ 🤍 ❄️

Kaki berbalut heels itu bergerak memasuki sebuah rumah minimalist. Nuansa monochrome memanjakan matanya yang lelah sehabis disambar ratusan kali kilatan kamera. Dia melanjutkan langkahnya ke dapur demi mencari minuman segar.

ALAÏA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang