Kehangatan yang membakar II

9 2 0
                                    

Rasa cinta yang membuat dunia seolah sirna, bahkan matahari pun kalah bersinar dengan dua manusia yang saling memadu kisah cinta.

Sore itu Zagi menunggu Han di sebuah toko bunga sambil membawa seutas bunga yang dia beli, dengan jantung yang berdebar.

Terlihat dari jauh si manis melambaikan tangannya.

"Kamu menunggu lama ya ?"

"tidak"

"mari kuajak jalan jalan ke taman kota"

Dua manusia itu berjalan bagaikan pasangan kekasih.

"apa bunga itu untukku ?"

"tidak, aku membelinya karena ingin saja"

"yah padahal aku suka bunga"

"kalau kau mau ambillah"

Senyum itu begitu indah membekas  di benak Zagi, senyum yang mungkin tak akan dia lihat esok.

Taman kota tempat biasanya khalayak muda berkumpul dengan kekasih mereka, ada juga yang bersama keluarga, tempat nyaman untuk merefresh pikiran yang lelah.

Tentu.

"kita duduk disini saja Zagi kita bisa melihat awan merah disini"

Rasa canggung ada dalam diri Zagi, berbeda dengan Han dia seperti wanita bebas yang selalu tersenyum.

Sementara Eclipse bertemu dengan seseorang

"Bukalah kotak ini.."

"apa ini ?"

sebuah berkas dan dokumen yang disegel ada dalam kotak itu.

Selembar kertas bertuliskan biodata "Evan Dzaghy"

"siapa itu Evan" tanya Eclipse.

pria itu hanya tersenyum.

"ingatlah nama itu Eclipse!!! dia lah yang akan merubah kota ini, negara ini, atau bahkan dunia ini"

"kau sudah benar-benar gila"

"dia orang yang telah menolongmu dan memungutmu untuk tinggal"

Pria itu mengambil kembali kotak beserta isinya dan pergi.




Di taman kota yang mulai gelap..

"Indah bukan, mulai menyala" teriak Han Senang

"apa kau sudah terbiasa dengan ini Han ?"

"dulu ayahku sering mengajakku kemari"

"ohh..."

dengungan suara telepon Zagi berbunyi. menghentikan momen mesra mereka.

"Han aku ingin mengangkat telepon"

"oke"

Zagi menjauh dari Han karena si penelepon.


"selamat malam"

"kau mengangkat telepon, berarti kau masih hidup"

"apa kau menjebakku Anrhima ?"

"laporkan saja yang kau dapat Zagi, uangnya akan kukirim besok"

------

Telepon terhenti begitu saja.

Silent DogsWhere stories live. Discover now