CHAPTER 0.8

Mulai dari awal
                                    

"Tadi pagi Blacky mogok, gue dorong lah, terus gak sengaja Nisla klaksonin gue. Mungkin karena gue jalannya hampir ketengah, terus motor gue jatuh, dia panggil orang suruhannya," jelas Kun panjang lebar, tidak tahu deh apa penjelasannya sampai ke otak Haechan.

Tak lama sebuah mobil masuk ke dalam bengkel dan berhenti tepat dihadapan Kun dan Haechan.

Kedua remaja cowok itu tercengang melihat mobil itu, apalagi saat melihat siapa si pemilik mobil mewah dan mahal nya bukan main.

"Bang, tadi dia bawa mobil ini ke sekolahan?" bisik Haechan ke Kun.

Cowok berambut hitam itu menggelengkan kepalanya. "Beda, Chan, bukan yang ini."

Haechan meneguk ludahnya susah, baru kali ini ia melihat sebagus dan sekeren yang dibawa Nisla.

"H-hai." sapa Kun ke Nisla.

Gadis bermata setajam elang itu hanya menoleh sekilas lalu pergi begitu saja tanpa membalas sapaan Kun. Nisla melihat motor Kun yang masih di benerin mesinnya dan di cat ulang body-nya.

Gadis itu berjalan ke arah dua montir yang sedang menangani motor berwarna hitam itu. "Parah banget rusaknya?" tanya Nisla langsung tanpa menyebutkan nama salah satu dari dua orang itu, namun, mereka sudah paham denga Nisla. Mau berapa orang yang ada di hadapan Nisla, saat gadis itu bertanya harus ada satu orang perwakilan dari mereka yang menjawab.

"Iya Mrs, banyak mesin yang harus di ganti dan banyak baret-baret di body motornya," jelas Doni, cowok kulit hitam manis yang sedang mengecat motornya Kun.

Airin keluar dari mobilnya dengan perasaan kesal. "Kak, kok malah kesini sih? Katanya lo mau bun—" Nisla menatapnya tajam.

"Ngapain lo berdua di bengkel gue?" sinis Airin tak suka dengan kehadiran Kun dan Haechan.

"Mandi. Ya, benerin motor lah, Rin!" gemas Haechan ingin menarik rambut panjang gadis itu.

Gadis berpakaian serba hitam dan rambut diikat asal itu duduk di atas motor sport berwarna navy miliknya sendiri. Kun dan Haechan saling pandang-pandangan.

"Gue masih belum percaya kalo ini mobil punya tuh anak dua," bisik Haechan,

"Jangan kan lo, gue aja sama!"

"Eh, lo berdua! Gak usah bisik-bisik deh ya, gue masih bisa dengar!" ketus Airin menatap kedua cowok itu dengan bengis.

"Engga usah natap gue begitu deh, gak pantes muka lo terlalu imut soalnya," goda Haechan, biasalah, jiwa crocodile nya keluar

"Ih anjir mimpi apa gue semalam ketemu cowok kadal kayak dia," Batin Airin. Ia menatap Haechan horror.

Plak!

Nisla memukul jidat Airin kencang hingga menimbulkan bunyi yang nyaring. Hampir saja ia terjengkang dan jatuh dari motor besar yang sedang ia jadikan tempat rebahan.

"Kak, ih lo mah, jidat gue nih bukan nyamuk!" kesal Airin sambil memegang jidatnya yang memerah akibat pukulan Nisla.

Kun dan Haechan hanya bisa tertawa pelan dari pada malah kena hantam Airin. Berita tentang Airin mematahkan tangannya Arsyala tersebar luas, bahkan mereka tidak berani lagi untuk menganggu ketentraman seorang Airin.

"Kalo mau ketawa jangan ditahan, kayak orang ngeden lo berdua!" sinis Airin,

Satu jam berlalu mereka masih menunggu motor Kun yang sebentar lagi selesai, di sela-sela kegabutannya Airin memainkan ponselnya sambil bergaya mengambil pose yang bagus untuk ia posting. Tak sengaja kamera ponselnya menangkap sebuah mobil sedan berwarna hitam terparkir di dekat bengkelnya.

MRS. SANJAYA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang