Mungkin jika orang itu bukan Kun, dia sudah berpikir untuk meninggalkan dunia ini dengan segala penyesalan karena telah lahir.

🌼🌼🌼

Malam ini, semuanya berkumpul di ruang makan tapi, tidak dengan Kun dia tidak akan di izinkan bergabung dengan mereka di sana.

Selesai makan, Suho berjalan mendekati kamar Kun di ikuti Irene di belakangnya. Pria itu membuka pintu kamar anaknya. Dia mengambil gelas berisikan air tepat di atas nakas di samping kasur Kun.

Dia menyiram Kun dengan air yang membuat pemuda itu terbangun dan kaget melihat kedua orang tuanya ada di sana, menatapnya dengan dingin.

"Ikut Papah!" ujar Suho.

Kun langsung bangun dan turun dari kasurnya, mengikuti sang Ayah dari belakang. Dia hanya menunduk dan pasrah dengan apa yang akan sang Ayah perbuat untuknya.

Setelah sampai di balkon rumah, Suho menghela nafas kasar sembari mengusap wajahnya yang sudah memerah dan tiba-tiba berbalik menampar Kun dengan sangat keras.

Plak!

"Dasar anak nggak tau diri kamu! Sudah berapa kali Papah bilang sama kamu jangan ganggu kebahagian anak Papah! Apa kamu nggak paham, Kun?!" tanya Suho emosi.

Kun hanya diam sambil terus menundukkan kepalanya, ingin sekali dia menjawab tapi apa daya gerakan tangannya akan langsung di tepis sang Ayah.

"Papah menyesal membesarkan kamu!" ujarnya lalu pergi meninggalkan Kun yang masih diam.

Irene datang menghampirinya, bukan untuk memeluk sang anak tapi, malah menariknya masuk ke dalam kamar mandi untuk di kurung lagi.

"Diam di sini dan jangan keluar! Jangan ke sekolah!" tegas Irene, Kun mengangguki ucapannya, Irene kemudian meninggalkannya terkunci di dalam sana bersama dengan air yang terus menguyur tubuhnya yang masih terbalut perih akibat sang Ayah dan juga Doyoung.

Kun sama sekali tidak pernah meneteskan air mata, bahkan ketika harus disiksa seperti ini oleh keluarganya. Terlalu kuat bukan? Lebih kuat dari baja.

Hingga knop pintu diputar, dan menghadirkan Jaehyun di sana menatapnya sembari menyunggingkan sudut bibirnya.

"Gimana? Lo masih mau ganggu kebahagian gue? Lo udah tau akibatnya kan? Jadi, gue harap lo nggak usah muncul di hadapan Relly!" tegas Jaehyun.

"Tapi, kalian sudah tidak menjalin hubungan lagi," balas Kun dengan tangan yang sudah bergetar karena kedinginan.

"Itu karena ada lo! Kalau lo nggak muncul dan ngeganggu hubungan gue semua nggak akan kaya gini!"

"Tapi, aku sama sekali tid-"

"Hala! Basi gue nggak mau denger alasan lo! Lebih baik turuti apa yang gue bilang daripada lo tambah menderita," lagi-lagi Kun hanya mengangguk, Jaehyun tersenyum kemudian meninggalkannya namun sebelum itu dia menyiram sang kakak dengan seember air yang sudah disiapkan.

Sungguh demi apapun Kun benar-benar disiksa oleh keluarga kandungnya sendiri, dipermalukan dan tidak di anggap oleh siapapun di rumah itu.







🌼🌼🌼

Pagi ini Relly pergi ke sekolah dengan wajah datar yang ditekuk sedemikian rupa, dia bahkan tidak sarapan dan tidak membawa bekal.

Dia memilih naik taksi ketimbang bus yang akan semakin membuat moodnya lebih hancur karena kejadian kemarin.

Ucapan Joy bahkan masih berputar diotaknya saat ini, dimana Joy sangat marah padanya dan dimana Joy mengatakan bahwa Kun cacat.

Qalifa [Qian Kun] ✔Where stories live. Discover now