Prolog.

184 18 9
                                        

Vote nya❤

Matahari nampak sangat cerah pagi ini, terlihat dari cahaya yang masuk menembus kaca jedela, menyorot seorang gadis yang terduduk di lantai kamar.

" protoaktinum sembilan puluh satu,radium delapan , radon delapan puluh enam, ranium tujuh puluh lima, scandium dua puluh satu," hafal gadis berambut panjang itu, sebari mengenakan sepatu convers low berwarna hitam kesukaannya.

Pagi gadis ini dibuka dengan hafalan nama nama unsur lengkap dengan nomor atomnya . hal ini sudah menjadi kebiasaan pada gadis bernama lengkap, Zezaya Kanaya Putri atau lebih kerap dipanggil Jeje ini.

entah jenis kebiasaan apa ini namun yang pasti, orang seperti Zezaya ini hanya ada satu banding seribu orang bukan?, Jadi tak heran jika dia selalu masuk dalam sepuluh besar pararel dari seratus tiga puluh enam siswa siswi kelas 12 ips.

Setelah selesai memakai sepatunya Zezaya pun berdiri lalu menatap pantulan dirinya, ia pun meraih pelembab bibir yang tak berwarna dan mengoleskan pada bibirnya.

Tak lupa mengambil satu buah ikat rambut berwarna hitam "emm,gue gerai aja deh "monolognya. Kemudian menjadikan ikat ramput tersebut sebagai gelang.

Terakhir Zezaya meraih botol berisikan minyak telo, lalu menuangkan pada telapak tangan yang kemudian ia gosokan di area leher dan telapak tangannya.

Telah dirasa cukup, Zezaya pun meraih ransel hitam yang ia sampirkan kepundak kirinya yang sempit, barulah ia mengayunkan kakinya ke lantai satu,

"cinderella sudah selesai?" sapa laki-laki yang usianya 2 tahun lebih muda dari Zezaya.

"lo nyapa atau ngejek gue?" balas Zezaya diikuti tatapan tajam ditujukan pada si penyapa .

"up deh jeje baperan" katanya, yang langsung mendapat lemparan roti tawar dari si cantik.

"yang sopan gue kakak lo ya, main manggil Jeja Jeje tanpa ada kakaknya,"

"cih gila hormat banget si lo? Cuma beda 2 tahun doang," belanya

"Heittt, gini-gini gue tuh satu tahun lebih dulu makan nasi dari lo, sampe sini ngerti gak?" marahnya sembari menodongkan garbu yang ia gunakan untuk mengoleskan selai pada roti tawar tadi.

Tangan kekar pun menurunkan todongan garbu yang dipegang Zezaya lalu menjinakan sang putri yang ketika marah sama persis dengan kanjeng ratu.

"anak baba pagi pagi udah sayang sayangan aja" ujar laki-laki berlawanan dengan apa yang sedang terjadi.

"molen dulu baa yang mulai" kata Zezaya membela diri.

"namanya Zalendra,  jeje. Bukan molen yang bener ah mangil adeknya. udah bagus bagus Baba ngasih nama, manggilnya gorengan dua ribu dapet tiga ," kata si Baba membuat Zezaya memajukan bibirnya.

"tau tu si jeje, ga—" belum sempat menyelesaikan pembelaannya laki laki yang dipanggil Baba, memotongnya lebih dulu.

"pakek kakak dek, yang sopan sama kakanya," potong laki-laki berusia 40 tahunan itu, tentu saja disambut sorak bahagia dalam hati Zezaya, pun dirayakan si cantik dengan menjulurkan lidah kearah adiknya  .

Tak tinggal diam, Zalendra pun memblas aksi Zezaya dengan ancaman gerak bibir 'liat aja, bakal gua bales!' tanpa mengeluarkan suara.

Zezaya hanya menanggapi nya dengan santai sembai mengunya roti yang sudah ia olesi dengan selai kacang.

Melihat kelakuan kedua anaknya membuat Farid atau Baba menggelengkan kepala heran. Saudara jika dekat saling dorong ketika jauh ingin saling merengkuh, meresahkan.

DiaryWhere stories live. Discover now