40. Kegilaan Oxy

444 43 2
                                    

"Bilang dimana Shila, Ra!" desis Raka sembari mencengkram dagu Cemara. Tatapan tajam menghunus itu seakan tak berpaling dari Cemara. Raka menggeram marah, ia sudah berusaha menanyakan keberadaan kekasihnya itu pada Cemara. Namun gadis di depannya ini sama sekali tidak ingin mengatakan keberadaannya.

"Gue nggak akan pernah ngasih tau lo!"

Cemara menggeliat, berusaha melepaskan cengkraman itu. Tetapi tetap saja tenaganya kalah dengan tenaga Raka yang notabennya adalah laki-laki.

"Gue masih waras buat nggak nyakitin lo! Jadi kasih tau gue dimana Shila!" tekan Raka.

Cemara juga masih waras untuk tidak memberi tahu Raka. Sebab, setelah ia mendengar cerita dari sahabatnya jika Raka pernah hampir membunuh Shila, tidak bisa dipungkiri Cemara pun dilanda ketakutan saat ini.

Apalagi Raka membawanya ke koridor sekolah yang sangat sepi, tepatnya di depan gudang sekolahnya.

"JANGAN BISU LO!" bentak Raka.

"Akhhh S-sakit, lepas!"

Raka menyeringai, ia semakin menghimpit tubuh Cemara pada tembok. Sepertinya akan sangat menyenangkan mendengar tangis rintihan gadis itu.

Perlahan Raka mulai mendekatkan wajahnya sejajar dengan wajah gadis itu. Sangat dekat. Cemara memejamkan matanya rapat-rapat, ia takut melihat seringaian lelaki itu yang menurutnya sangat menyeramkan.

Brakkk!

Bugh! Bugh! Bugh!

Tubuh Raka terlempar ke lantai dengan keras. Pukulan demi pukulan, tinjuan demi tinjuan di layangkan Oxy pada temannya itu. Melihat Raka yang seolah ingin melecehkan Cemara membuat emosinya naik sampai ubun-ubun.

"Oxy stop! He's your friend man! Calm down!"

Oxy tidak datang sendiri, dibelakangnya ada Azka yang kemudian disusul oleh Mamon dan juga Steve. Azka menarik punggung Oxy, agar temannya itu tidak sampai kalap.

Oh, tidak-tidak! Rupanya Oxy memang sudah ingin menghabisi Raka saat ini juga. Beruntung Azka langsung mengejar Oxy sampai di koridor ini.

Sementara Steve mencoba menenangkan Cemara dan Mamon membantu Raka untuk bangkit. Raka jelas tidak sanggup melawan Oxy, karena laki-laki itu menyerangnya dan membabi buta dirinya secara tiba-tiba dan tanpa sepengetahuannya.

"LO APAIN CEMARA?!"

Raka meringis menyeka sudut bibirnya dengan tangannya sendiri, kemudian ia menyeringai kembali, tidak habis pikir dengan temannya sendiri yang sampai memberinya bogeman bertubi-tubi hanya karena satu wanita? Raka semakin ingin menyulut emosi Oxy, dirinya akan puas jika ia bisa bertengkar habis-habisan dengan temannya itu.

"Gue? Hah, nggak ngapa-ngapain. Cuma baru gue sentuh, belum gue cicipin!" jawab Raka dengan tawa remehnya.

"Bangs*t!" umpat Oxy. Hampir saja Oxy melayangkan bogemannya, untung saja Azka dengan sigap menahannya.

Sementara Cemara, ia bahkan menjerit histeris saat Oxy membabi buta Raka. Ia membungkam mulutnya sendiri, lagi-lagi Oxy menolongnya. Bahkan laki-laki itu benar-benar sudah dikuasai oleh emosi.

"Kenapa lo cuma marah sama gue, hah?! Bahkan gue baru nyentuh Cemara satu kali, gimana sama temen lo yang satu lagi? Lo sama sekali nggak ngapa-ngapain dia, padahal dia sering deket sama cewek lo! Modus dengan kedok melindungi,"

Raka menoleh, menatap remeh ke arah Steve yang merangkul tubuh Cemara.

"Karena lo sakit! Lo bisa kapan aja berbuat nekat ke Cemara! Dan gue nggak akan ngebiarin sampai hal itu terjadi!" tekan Oxy menatap nyalang Raka.

OxyLeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang