Delapan

8.9K 2.1K 150
                                    

Update 🎉

Maaf baru update ya 😭😭 jangan lupa vote dan komentarnya ❤️

Kejadian memalukan kemarin masih belum bisa dilupakan Lilac. Membuat masalah dengan menyentuh Milo saja sudah salah, dan kemarin dengan tidak tahu malu dia malah menggombali Milo. Gombalan-gombalan Durja mendadak berpindah kepadanya. Padahal dia sendiri merasa geli dan tidak suka ketika Durja menggombalinya dengan kalimat-kalimat manis yang harusnya terdengar romantis. Alasannya tentu saja karena Lilac tidak menyukai Durja. Lantas bagaimana dengan Milo? Milo juga tidak menyukainya. Milo pasti semakin ilfil kepada dirinya.

Kenapa sih susah sekali membuat Milo menyukainya? Cara apa lagi yang harus Lilac lakukan agar Milo mau melihatnya. Tadi pagi dia mati-matian bersembunyi dari sosok Milo. Gombalan gagal itu berhasil membuat urat malu Lilac yang awalnya putus terikat kembali. Lilac malu, dia tidak ingin bertemu dengan Milo walau rasanya akan seperti neraka tidak melihat Milo meski sehari saja.

"Anak monyet. Ngapain matung di sini. Buru masuk, gak denger bel udah bunyi?"

Suara Geometri menyadarkan Lilac yang berdiri membeku di posisinya. Kehadiran Milo yang tidak diduga membuat rasa malu Lilac semakin mejadi-jadi. Bahkan cowok itu baru saja menyapa. Entah menyapa kepada siapa. Tapi Lilac bersumpah, Milo tidak pernah menyapa orang sekitarnya. Cowok itu tidak suka berbasa-basi dan berhati dingin.

"Cie, salting yang di senyumin pujaan hati," olok Geometri.

Lilac menatap Geometri sengit. "Ini gara-gara lo!"

"Hah? Kok gue?"

Lilac memejamkan matanya kesal. "Iyalah gara-gara lo. Kenapa berangkatnya harus pagi? Lo gak tahu apa gue lagi ngindar dari seseorang," omel Lilac.

Dahi Geometri mengerut. Tidak habis pikir dengan tuduhan yang diberikan Lilac kepadanya. Padahal cewek ini sendiri yang minta tumpangan. Sudah berbuat salah dengan pergi dari kafe tanpa pamit, sekarang malah dia yang memarahinya. Bukannya terbalik?

"Lo lagi kesambet apa? Gak usah lupa ingatan deh. Lo sendiri yang minta ikut gue tadi."

"Iya, tapi kenapa harus berangkat pagi."

"Pagi matamu. Kita bahkan baru sampe dan bel bunyi. Itu tandanya kita berangkat kesiangan. Masih baik sampai juga di sekolah," omel Geometri. "Lagian lo ngindarin siapa sih? Padahal harusnya lo seneng dong. Tadi Milo senyumin lo loh."

Lilac menatap Geometri kesal. "Ngindar tukang sate aci."

Suara guru yang sedang berjaga di depan gerbang menggelegar dan menyadarkan Lilac juga Geometi dan anak-anak lain yang masih berada di luar pagar. Tanpa pikir panjang mereka berlari berhamburan masuk ke dalam sekolah sebelum pagar itu di tutup.

 Tanpa pikir panjang mereka berlari berhamburan masuk ke dalam sekolah sebelum pagar itu di tutup

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Lilac (End)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora