lima belas

8.4K 2K 186
                                    

Akhirnya setelah sekian abad akhirnya update juga wk ༎ຶ‿༎ຶ

Selamat membaca ya. Jangan lupa vote dan komentarnya. Koreksi kalau ada typo❤️

🍁🍁

Hari ini Lilac merasa sudah menghabiskan waktu dengan sia-sia. Menjauhi Milo seakan tidak ada gunanya karena dia harus ketahuan. Bahkan cowok itu mengejarnya. Mendatanginya dengan memberikan kalimat ejekkan yang menyebalkan. Harusnya dia senang, tentu harusnya dia senang karena sekarang keadaan sedang berbalik. Dulu Lilac yang selalu mengejar dan mencari keberadaan Milo. Dan sekarang, cowok itu yang mengejar.

Sayangnya Lilac tidak bias merasakan kebahagiaan walau sedikit baper karena akhirnya Milo mau bicara dengannya. Kenyataannya kemajuan ini tidak berguna karena Milo sudah punya pacar. Lilac tidak mau lagi mengharapkan Milo walau hatinya masih memuja cowok itu. Lilac tidak mau menjadi perusak hubungan orang lain. Dia tidak mau di salahkan. Dia tidak mau kejadian seperti ibunya terjadi padanya juga.

Lilac bergerak kesal di atas mejanya. Mengabaikan teman sebangkunya yang syok dengan pergerakan Lilac yang tiba-tiba itu. Altruis, cewek itu menatap Lilac yang menenggelamkan wajahnya di meja dengan tatapan kesal. Menoleh ke buku catatannya yang rusak karena goresan tinta yang memanjang sampai ke meja.

"Lilac!" teriakan Altruis membuat Lilac menegakkan tubuhnya kaget.

Cewek itu menatap Altruis bingung. "Apaan sih Al, jangan teriak-teriak di kelas, berisik."

Hidung Altruis kembang kempis. "Berani-beraninya lo caramahin gue setelah apa yang udah lo lakuin?"

Satu alis Lilac terangkat, dia tidak mengerti kenapa Altruis marah. "Hah? Emang gue habis ngapain?"

"Habis ngapain?" ulang Altruis kesal. Cewek itu mengambil buku catatannya dan menunjukkannya di depan wajah Lilac. Coretan dari tinta pulpen itu tampak jelas. Merusak catatan rapi yang sudah di tulisnya.

"Iya gue lihat. Buku lo kecoret," kata Lilac masih tidak mengerti. "Terus kenapa?"

Altruis memejamkan matanya. Cewel itu mencoba menahan sedikit lagi kesabarannya. "Ini gara-gara lo, Lilac. Lo sadar gak pergerakan lo di meja tadi nyenggol tangan gue yang lagi nyatet?"

Lilac mengerjapkan matanya beberapa kali. "Karena gue?"

"Bukan! Tapi guru piket!"

Lilac cengengesan, cewek itu tidak tahu karena sedari tadi terus saja memikirkan Milo dan mengabaikan keadaan sekitar. Bahkan Lilac tidak tahu kalau Altruis sedang mencatat walau mereka duduk satu meja.

"Sori Al, gue beneran gak tahu. Aduh, gimana dong? Yaudah sini gue yang nyatet─"

"Jangan sentuh buku gue." Altrius langsung menarik bukunya dari wajah Lilac.

Cewek itu kembali duduk. Mencoba mengatur napasnya yang naik turun tidak beraturan karena marah. Ekspresi murkanya itu berubah menjadi sedih. Satu tangannya mengusap bagian buku yang tercoret tadi.

Lilac memerhatikan tingkah Altruis dengan ekspresi bingung. Tidak mengerti kenapa Altruis harus sefrustrasi itu. Penasaran, Lilac melihat buku catatan Altruis. Membaca beberapa baris kalimat yang belum selesai.

Mata Lilac membelalak melihat isi dari tulisan yang dibuat Altruis. "Navy amat sangat mencintai─GEOMETRI?" Lilac memekik ketika menemukan nama Geomteri di sana.

Altruis yang mendengar suara Lilac juga ikut terkejut. Cewek itu membelalak, menutup cepat buku catatannya. Altruis menatap Lilac yang melotot tidak percaya.

"Lo suka Geo Al?" Tanya Lilac kepada Altruis.

"Hah? Gila! Ya nggaklah!" Altruis ikut berteriak tidak terima.

Lilac (End)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin