Prolog l

1.3K 134 30
                                    

Semilir angin menerbangkan setiap helai dedaunan dari ranting pohon ke atas permukaan rumput. Tingginya ilalang berserta tanaman jangkung lain saling meliuk terbawa tiupan. Bunga-bunga liar yang terselip di antara hamparannya memperelok padang hijau seluas mata memandang. Pula, terdapat satu-satunya pohon rindang di tengah-tengah hektaran tanah terbungkus tanaman liar, seolah dikucilkan pohon-pohon lain yang berada di tepian.

Musim semi.

Itulah yang tertangkap retina gerombol para pria Uchiha.

Namun anehnya, padang rumput hijau berhiaskan bunga bermekaran, pun dengan pohon rindang yang semestinya membawa kesejukkan, tak terasa seperti seharusnya. Atmosfernya tak seindah kelihatannya, melainkan membangunkan bulu kuduk. Begitupula desiran-desiran angin yang membelai permukaan kulit layaknya menusuk lapisan pori.

Pula bunyi angin yang alih-alih terdengar menenangkan, entah sebab apa terdengar ngilu di telinga. Padahal bunyinya terdengar sama dengan suara angin pada umumnya. Sementara ranting pohon yang bergesekan dengan ranting lain pun seakan turut menggesek ke kulit, mendadak menimbulkan perasaan perih layaknya telah mendapat goresan luka. Segala bentuk suasana itu membawa hawa yang amat merinding hingga ke tulang.

Hari itu, sekitar satu bulan menuju tanggal dinobatkannya seorang Pangeran menjadi raja, sang calon penguasa kerajaan Konohaga tersebut pergi berburu ke hutan. Tak disangka, perjalanan hingga sore hari tersebut membawa pada kebetulan di mana hutan yang diketahui bernama hutan musim semi tersebut dapat mereka lihat dengan mata kepala sendiri, selain daripada mendengar isapan jempol belaka yang kerap digunjing penduduk desa.

Hutan itu memang terdengar seakan menyajikan pemandangan elok berbau keindahan musim semi, itulah sebab nama tersebut menjadi identitasnya. Memang tak salah jika pemikiran tersebut terlintas, sebab faktanya memang demikianlah panoramanya, tetapi rupanya dengan atmosfer yang sangat bertolak belakang.

Jika menurut legenda, serta buah bibir masyarakat setempat, hutan ini dahulunya adalah wilayah dari sebuah klan istimewa bernama Haruno yang masih termasuk ke dalam kerajaan Konohaga. Lalu pada suatu masa, seluruh anggota klan tiba-tiba menghilang begitu saja bagai ditelan bumi. Sehingga membuat generasi baru tidak ada yang tahu bahwasanya klan itu betul-betul nyata atau tidak. Namun legenda itu tetap dipercaya seluruh rakyat Hi no kuni untuk menghargai sejarah para leluhur hingga saat ini.

Menurut kabar yang beredar, dan juga diperkuat dengan sejarah, tempat itu seharusnya dihindari, sebab walaupun mereka yang datang ke sana akan kembali, namun kondisi mental nya tak akan serupa seperti sediakala. Mereka yang bertandang akan mengalami trauma sepanjang hidup, yang lebih parah bahkan sakit jiwa. Entah apa yang mereka jumpai, semua itu tetap menjadi misteri. Kendati kisah keberadaannya masih diragukan, namun manakala menemukan dampak nyata dari warga yang pernah bertandang, membuat mereka mau tidak mau percaya.

Pada akhirnya penduduk sekitar berpraduga bahwasanya Klan Haruno itu nyata, lalu berasumsi bahwa semua anggotanya telah wafat dan menyisakan rohnya di sana. Sebab asumsi demikian hanyalah spekulasi belaka, maka dampaknya menimbulkan pro dan kontra. Sebagian setuju, dan sebagian yang tidak percaya memilih berpendapat bahwasanya hal tersebut akibat ulah para iblis penunggu hutan.

"Pangeran, ayo kita pergi." Kecemasan pengawal pribadi Pangeran Uchiha membuatnya bersuara di tengah rasa tidak nyaman yang mendera.

"Ayo!" Pangeran mulai menjalankan kuda, menjadi pelopor agar meninggalkan tempat tersebut secepatnya.

Yang lainnya mengikuti jejak Pangeran, meski pada kenyataannya sang pemimpin sendiri tidak tahu jalan keluar. Semakin jauh bergerak, mereka dapat merasakan suasana lebih mencekam. Lebih lagi suara ranting pohon yang terasa semakin menyayat telinga di setiap gesekannya. Permukaan kulit wajah setiap anggota prajurit telah sampai pada titik yang menanpilkan rona pucat, sembari tangan masing-masing sesekali menutup kedua telinga tatkala bunyi di sekitar kian memekakkan indera pendengar.

THE MISSING QUEENDär berättelser lever. Upptäck nu