20 || Menyerah

16.3K 2.9K 932
                                    

Tadinya mau aku publish besok, tapi gak bisaaa, pengen publish sekarang...

Spam komen yuk! Jangan lupa Vote, makasih 😍😍

.
.
.

Jam menunjukan pukul 8 malam, Jaemin terduduk di pinggiran kasur kamarnya, matanya terus memandang selembar foto yang berada di tangannya.

"Ayah, aku bakal nepatin janji buat selalu jagain saudara-saudaraku, anak ayah, dan bunda," ujar Jaemin dengan suara pelan.

Cklek

"Kak Jaemin..."

Jaemin mengangkat kepalanya, ia tersenyum kecil ketika melihat seorang perempuan menghampirinya, perempuan itu adalah Yoan, adiknya yang dua tahun lebih muda darinya.

"Kak, kan ayah udah enggak ada, otomatis yang kerja cuma kak Jaemin aja, gimana kalau aku kerja aja? Aku gak bakal kuliah," ujar Yoan seraya duduk di samping Jaemin.

"Gak boleh, ayah bilang kita harus kuliah."

"Tapi nanti uang buat sehari-hari kita berkurang, perjalanan hidup kita masih panjang, uang segitu gak akan cukup kalau aku pakai buat kuliah," ujar Yoan yang membuat Jaemin menghela nafasnya.

"Cukup kok, kamu gak perlu mikirin biayai kuliah, urusan itu biar kakak yang ngurus. Bunda lagi apa?" Tanya Jaemin yang mengalihkan topik pembicaraan.

"Lagi di kamarnya, kak Jaemin gak kerja?"

"Libur," sahut Jaemin, lalu Yoan melirik foto di tangan Jaemin, Jaemin yang menyadari hal itu pun tersenyum kecil dan menaruh foto tersebut di atas kasurnya dalam posisi terlungkup.

"Kak, kalau kakak mau nemuin dia gak apa-apa, bawa dia ke rumah, ayah bakal senang," ujar YOAN seraya tersenyum.

"Tumben, biasanya kamu gak suka."

"Aku ingat kata ayah, kita semua harus saling menyayangi, aku gak akan halang-halangin kakak buat nemuin dia," ujar Yoan, dan Jaemin menghela nafasnya sambil mengangguk kecil.

Kepergian ayahnya membawa sedikit perubahan di keluarganya, sepertinya mereka baru menyadari betapa sakitnya ditinggal seseorang yang mereka sayangi, dan mereka baru menyadari sebaik apa ayah mereka saat masih hidup.

**

Shan menghela nafasnya, ia berulang kali melirik jam di kamar rawatnya, dan menoleh ke arah pintu berharap Jeno kembali, namun sudah empat jam berlalu Jeno tak kunjung kembali, entah pergi kemana, Jeno tak mengatakan apapun padanya.

Shan meraih ponselnya yang tergeletak di atas kasur, Jeno bahkan tak ada mengabarinya.

"Hm?" Shan tersenyum kecil ketika ponselnya berdering, tertera nama Lucas di layar ponselnya, ua pun menerima panggilan tersebut.

"Gue kira lo gak akan hubungin gue," gumam Shan yang terdengar dingin.

"Lo dimana? Masih di apart?"

"Gue di rumah."

"Kenapa balik ke rumah?"

"Karena lo gak mau datang, katanya lo sibuk," sahut Shan, lalu terdengar helaan nafas disebrang sana.

"Gue bisa hari ini."

"Guenya gak bisa, kapan-kapan aja," ujar Shan.

"Sorry, gue seriusan sibuk."

Shan tersenyum kecil seraya memandnag kuku jarinya, "gak apa-apa, gue seneng lo mau hubungin gue lagi, gue kira lo bener-bener gak mau temenan lagi sama gue."

My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️Where stories live. Discover now