Bagian Lima - Sebuah Senyuman

8.4K 1.5K 1.3K
                                    

HAIIII I'M BACK!!!

Ada yang kangen tulisan aku????

Selamat membaca kisah Akash, Kashi dan takdir yang mengikat mereka.

***

Now Playing | Nadin Amizah - Rayuan Perempuan Gila

Bagian Lima | Sebuah Senyuman

Seharusnya, saat itu mereka tidak saling melemparkan senyuman, karena nyatanya, semua yang kusut saat ini berawal dari sebuah senyuman.

***

SUASANA pagi di hari sabtu ini benar-benar melelahkan, Akash yang harus siap sedia jika anggota keluarganya meminta pertolongan. Ibunya yang bertanya soal inilah, itulah, disaat satu pekerjaan belum selesai dia sudah dimintai tolong hal lain. Melelahkan.

Mengeluh pun percuma, dia akan tetap dimintai tolong.

Padahal ini hanya soal acara pertunangan Kakaknya saja, dan ribetnya sudah seperti pernikahan yang mengundang seribu tamu. Sepertinya acara seperti ini akan Akash hindari nanti, dia tidak ingin repot seperti ini. Belum lagi, dia harus menelepon dan menyiapkan tempat untuk keluarga jauhnya. Memang, ada Mbak dan beberapa orang yang turut membantu, tapi tetap saja, sepertinya jika Akash beristirahat sebentar, tugas lain akan segera menghampirinya.

Kalau bertanya Chiara ada di mana, Chiara full di booking oleh adik kecilnya. Reyna yang merengek ingin di make up oleh Chiara, padahal jelas-jelas Ibunya menyewa make up artist untuk acara ini. Kalau Chiara sih happy-happy saja, yang nggak happy ya Akash sekarang ini.

"Kash... kadieu sakedap."
(trans : Kash... ke sini, sebentar.)

Kan, baru saja Akash menempelkan pantatnya di sofa, sudah ada lagi tugas kenegaraan.

"Kenapa Bu?" tanyanya tanpa minat

"Ieu, tolong bawain sarapan ke kamarnya Dede, berdua ama Chiara, kasian mereka belum sempet sarapan."

"Lah, Akash aja belum sarapan, kok gak di siapin sekalian sih Bu?" Akash sedikit merajuk, iri dengki.

"Ya kamu, anterin dulu, terus sarapan cepet-cepet, abis itu bantuan deui yang di depan."

"Siap Ibunda ratu." Akash membawa nampan dengan sedikit kesal, meski begitu dia akan tetap melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Melangkahkan kaki melewati anak tangga, sampai dia berdiri di depan pintu kamar adiknya. Akash tak lagi mengetuk, dan langsung nyelonong masuk tanpa permisi. Terlihat dari raut wajah terkejut adiknya, sepertinya Reyna dan Chiara tengah mengobrol.

"Akash! Ketuk dulu coba pintunya kalau mau masuk téh!" Omel Reyna dengan delikan tajam. Sementara si tersangka, hanya tertawa sampai si mata minimalisnya menyerupai garis lengkung.

Akash menyimpan nampan yang di bawanya di meja dekat televisi, lalu dia berjalan menghampiri adiknya yang masih bersolek di depan cermin besar, dan Chiara masih membantu Reyna menata rambutnya.

"Emang lagi ngapain sih Cil?." Akash dengan sengaja iseng mengacak rambut Reyna.

"Akash udah dirapihin!!!!" jeritnya, suaranya melengking. Bukannya merasa bersalah, justru gelak tawa Akash terdengar semakin keras.

"Akash tong dihereyan waé atuh adeknya téh." Itu adalah teriakan Ibunya dari lantai bawah.

"Ibu!!!!! Akash, gangguin Dedek terus." Reyna berusaha mengadu. Berharap Ibunya akan memarahi kakaknya kembali.

Hiraeth (After Saudade)Where stories live. Discover now