Bagian Dua - Dear Chiara (2)

10.5K 1.8K 1.1K
                                    

Haiiiii again, i'm so sorry karena ga tepat waktu. But still, aku berusaha untuk update! Don't worry guys, aku akan menyelesaikan semua ceritaku di wattpad. Meski perlahan huft.

Semoga aku kembali produktif, kangen juga nulis.

Selamat membaca bagian dua, semoga suka!

***

Bagian Dua | Dear Chiara (2)

Bukan dunianya yang sempit, tapi takdirnya yang disitu-situ saja. Jadi, ketemunya ya tetep orang dari lingkungan yang sama.

***

Kelopak mata Chiara perlahan terbuka saat dia mendengar suara dari luar kamarnya. Dia menghela napasnya perlahan, menatap langit kamarnya sejenak, mencoba mengumpulkan nyawa sebelum gadis itu bangkit dari ranjangnya.

Chiara memutus kabel charger yang terpasang di ponselnya, membawanya ke luar kamar. Bibirnya membentuk lengkung sempurna saat dia melihat Akash berada di pantry. Menyiapkan sarapan.

"Morning..."

Sapaan Chiara barusan membuat Akash menoleh dan balas tersenyum.

"Morning Chio."

Apartemen Chiara ada dua kamar, namun satu kamarnya dia jadikan studio foto juga gudang barang endorsenya, jadi meski ada dua kamar, tetap saja kamar yang dipakai hanya satu.

Setelah sapaan selamat pagi tadi, Chiara memustukan untuk mencuci mukanya terlebih dahulu.

Saat Chiara keluar dari kamar mandi, dia melihat Akash yang menaruh satu mug berisi susu cokelat juga marhmallow di dalamnya, di meja.

"Tadi datang jam berapa?" tanya Chiara penasaran yang kini sudah duduk di sofabed yang menghadap televisi.

"Around seven, I guess." Jawab Akash, meski kedua tangannya masih sibuk menyiapkan sarapan mereka.

Chiara menganggukan kepalanya, lalu dia menyalakan televisi, agar tak terlalu sepi keadaan saat itu.

"Sarapan apa?"

"Toast."

Sebenarnya Akash jarang menyiapkan sarapan seperti ini, namun ada di beberapa kesempatan dia akan melakukan hal-hal yang tak biasa dia lakukan.

Hubungan mereka itu rumit, entah Chiara yang enggan berkomitmen atau Akash yang masih belum berani mengajak Chiara untuk serius. Padahal di antara keduanya, memiliki ketertarikan yang sama, sepertinya.

"Punya lo." Akash memberikan satu piring ke arah Chiara, "double chesse and sayurnya dibanyakin."

"Thank you, baby."

Mereka sarapan bersama ditemani dengan serial kartun pagi itu.

"Anyway, weekend nanti gue mau balik," beritahu Akash sambil mengunyah rotinya.

Chiara mengangguk untuk respons cepatnya, karena mulutnya masih penuh dengan makanan.

"Ikut yuk?" ajak Akash

Hiraeth (After Saudade)Where stories live. Discover now