-Punishment- [END]

8.7K 431 68
                                    

Play the mulmed
Seventeen (vocal team) - Hug

•••

Married You••
__________________

Tepat satu tahun Win meninggalkan semuanya. Tepat satu tahun pula rasa sakit itu masih setia bersarang disana. Jauh di dalam hati Bright yang hari ke hari semakin rapuh.

Pria tampan itu menghela nafas lelah, ia membanting dokumennya begitu saja di atas meja kerja. Nampak raut kelelahan tercetak di wajahnya. Tatapannya kini beralih pada sebuah bingkai foto di sudut meja. Menatapnya sebentar sebelum menggapainya, membawa bingkai itu ke hadapan wajahnya. Ia menatapnya nanar, mengusap foto yang terlapisi kaca itu dengan pelan dan lembut. Seakan merasa bahwa foto itu hidup dan bisa merasakan kesakitan kapan saja saat ia menyentuhnya asal.

"Apa kau belum puas dengan dendam ini Win? Apa belum cukup kau menghukum ku? Setiap hari, setiap menit, dan setiap detik terasa menyakitkan bagiku sekarang. Kau benar-benar tidak main-main dalam menghukum seseorang baby.."

Bright tersenyum miris saat menyadari sesuatu, "Baby? Aku mungkin tak pantas memanggil mu seperti itu Win. Sejak awal bahkan bukan kau yang tak pantas jadi pasanganku, melainkan aku yang tak pantas.. Kau bahkan membuktikannya sendiri.."

"Kau membawa serta anak ku Win.."

Bright terisak pelan. Sejak setahun yang lalu pula lah ia akan mudah menangis saat mengingat apapun yang menyangkut Win. Ia menjadi pria lemah, bukan Bright yang dulu dikenal arogan bahkan disituasi saat sendiri seperti ini.

Ponsel pria itu berdering di sisi meja yang lain, Bright terdiam sejenak sembari mengontrol perasaannya. Ia meletakkan bingkai foto Win dengan sangat hati-hati lalu beralih ke ponselnya.

"Ada apa?"

"Dia sudah sadar Bright.."

"Aku akan segera ke sana."

Panggilan itu di putus begitu saja. Bright kembali menghela nafas panjang sebelum bangkit dari kursi kebesarannya. Dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana panjang hitam yang dikenakan, ia berjalan santai menuju rak berbahan kayu di belakang meja kerjanya.

Salah satu tangannya ia ulurkan ke dalam rak buku. Seakan mencari sesuatu, tak lama ia menemukan sesuatu semacam tombol berwarna merah. Pria itu menekannya sekali kemudian muncul semacam alat scan wajah. Alat itu mendata titik-titik di wajah Bright memastikan bahwa orang ini punya akses untuk masuk atau tidak.

'Unlock! Akses diterima!'

Bright menarik rak itu, hingga terlihat seakan itu adalah pintu untuk masuk ke sebuah ruangan lain. Setelah terbuka lebar, Bright melangkah maju dan masuk ke dalam lift. Iyaa! Lift. Ada ruangan khusus yang Bright buat di ruangannya ini. Lift itu mulai bergerak ke bawah dengan perlahan. Sampai di lantai dasar, pintu lift terbuka menampakkan ruangan pribadi yang sangat luas.

Ada berbagai macam komputer di sudut ruangan yang dibiarkan menyala, menampilkan layar cctv yang ia pasang di berbagai tempat. Tak jauh dari ia berdiri, di depan sana ada meja bar dengan berbagai macam jenis minuman beralkohol yang di simpan di rak kaca. Terlihat sangat mewah saat lampu neon berwarna biru tua menghiasi ruangan ini.

Bright berjalan ke sudut ruangan yang lain, ia meletakkan ponselnya di atas meja depan sofa panjang berwarna abu-abu kemudian beralih mengambil remot tv dan menekannya.

Setelah tv menyala menampilkan beberapa berita terakhir, Bright lalu lanjut melangkah masuk ke pintu bercat putih. Ini adalah kamar pribadinya. Kamar dengan dominan cat abu-abu berpadu hitam menambah kesan dari pribadi Bright.

[END] Married You -brightwin✔Where stories live. Discover now