Chapter 23; the oracle

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Lalu kenapa aku ada di kamar Pangeran?"

"Kata Kak Dion kamu pingsan ketika dipeluk dia dari belakang,"

Lilith mengangkat salah satu alisnya. Pingsan? Memang benar yang terakhir dia ingat adalah Dion yang memeluknya dari belakang setelah ia kabur karena merasa kesal melihat penampakan keluarga bahagia itu. Namun, ia benar-benar tidak ingat bagaimana dia bisa pingsan.

"Apa jangan-jangan aku alergi Dion ya?" gumamnya.

"Hm, sepertinya benar. Jauhi saja pangeran itu. Dia tidak lebih baik dariku," celetuk Kai tiba-tiba.

Wow, sejak kapan Kai sepede ini? Mungkin sejak bergaul dengan seseorang bernama Lucas di sebuah boy group bernama Superem.

"Memangnya kau sebaik apa, pengawal?" tantang Elois.

"Yang pasti aku tipe Lady Lilith karena selain tampan," Kai menatap Lilith, "tubuhku juga berotot," ujar Kai sambil tersenyum menang.

Lilith jadi malu. Jangan-jangan selama ini Kai mendengar celetukannya tentang obsesinya terhadap pria tampat berotot?

"Kai, sst," ujar Lilith sambil menaruh telunjuknya di depat mulutnya. Ayolah, itu membuatnya malu.

"Aku tidak tahu kau adalah wanita yang seperti itu, Ly," ujar Ophelia menggoda sahabatnya.

"Lily yang manis suka pria tampan berotot ya~" kompor Elois.

"Cukup! Aku yakin kau suka juga Phel! Lagian siapa yang tidak suka dengan pria tampan dan berotot? Malahan apa yang menarik pria bermuka pas-pasan dan tidak memiliki otot seperti... mu!" tunjuknya kepada Elois. Biarin saja. Pria lambe itu harus ikutan malu bersamanya. Mereka berdua harus satu nasib.

"Wanita ini benar-benar...," baru saja Elois akan menjitak Lilith, tetapi suara Ophelia menginterupsi.

"Aku tidak terlalu suka pria berotot. Maksudku, aku bukan suka bentuknya, tetapi orangnya," katanya sambil menatap Elois malu-malu. Elois memandang Ophelia dengan tatapan bertanya-tanya.

Lilith memandang dua orang di depannya. Kasihan sekali Ophelia. Dia suka sama laki-laki yang tidak peka dan cuan parah seperti Elois. Bahkan Lilith yakin tidak akan segan-segan menjual ketampanannya demi uang. Eits, Lilith tidak mengakui Elois tampan ya.

"Kau berniat menjadikanku nyamuk ya?" goda Lilith pada Ophelia.

"Ti-tidak. Kau kan punya Kai,"

Lilith melihat Kai yang terlihat memalingkan muka dengan muka memerah. Jujur, Kai tampan. Ayolah, member EXO mana yang tidak tampan? Dan dia juga berotot. Namun, entah mengapa Lilith hanya bisa menyukainya sebagai teman. Seolah hatinya memang tidak ditakdirkan untuk pria di sebelahnya itu.

'Maafkan aku, Kai,' ucapnya dalam hati. Ia bukan gadis tidak peka yang tidak tahu bahwa Kai sedikit naksir dengannya.

"Oh iya, tadi saat bangun kau seperti memanggil nama seseorang dan mengatakan tidak tidak. Apakah kau bermimpi disiksa atau sejenisnya? Atau kau mimpi basah?"

PLETAK

Benar-benar. Omongan Elois sama sekali tidak ada filternya. Bagaimana bisa seseorang mimpi basah ketika ia dalam keadaan pingsan? Ingatkan Lilith untuk membeli saringan V60 untuk menyaring apapun alfabet yang keluar dari mulut pria jahanam itu.

"Hei, manusia mesum. Kau kira aku seaneh apa sampai bisa-bisanya mimpi basah saat sedang pingsan?" ujar Lilith sambil menatap Elois tajam.

"Kau memang aneh. Seakan-akan kau bukan dari dunia ini,"

Ucapan Elois membuat Lilith tertegun. Masalahnya itu benar, tetapi apakah ini waktu yang pas untuk mengungkapkannya?

"Kau percaya reinkarnasi?" celetuk Elois tiba-tiba.

A Mission to Change the Stupid Villainess' FateNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ