"Masih satu minggu lagi, hyung." Jawab Hoseok.

"Sudahi latihanmu, cepat mandi, kita akan makan." Perintah Seokjin, mana bisa Hoseok menolak seperti ke Jimin. Seokjin kakaknya, sementara Jimin adiknya.

Seokjin kembali ke ruang keluarga, ia melihat Yoongi dan Jimin sedang mengobrol, sesekali bertengkar layaknya kakak dan adik.

"Tidak boleh, Jimin!"

"Eiy, eiy! Apa yang tidak boleh!?" Timpal Seokjin dari jauh.

"Jimin akan datang ke pertandingan basket ku, hyung!" Rengek Yoongi.

"Kau akan bertanding basket!? Mengapa baru bilang sekarang!?" Seokjin terkejut.

"Lagi pula masih dua minggu lagi pertandingan nya. Jadi hyung bisa lihat Hoseok lomba menari, lalu bisa lihat pertandingan basket ku." Jelas Yoongi.

"Jin hyung boleh datang sementara aku tidak!?" Pekik Jimin tiba-tiba saat mendengar kalimat Yoongi yang dilontarkan untuk Seokjin.

"Kau suka mengecohku jika sedang tanding, tahu!?"

"Tidak hyung!"

"Aish! Ribut terus!" Seokjin menggeleng kepala nya karena melihat tingkah adiknya.

"Yoongi-aa, sebelum pertandingan kau harus chek up dulu." Ujar Seokjin tiba-tiba membuat Yoongi terkejut dan membulatkan matanya.

"H-"

"Tidak ada penolakan." Seokjin memutus pembicaraan Yoongi.

"Aku mohon, hyung. Selesai pertandingan saja, selesai bertanding langsung pergi chek up. Ya?" Wajah Yoongi memelas, berharap ada keajaiban bahwa sang kakak menyetujui nya.

Berbeda dengan wajah Jimin yang tiba-tiba saja berubah menjadi masam.

••°°°••

"Hai."

"Hai."

"Boleh aku duduk sini?"

"Ah, tentu saja!"

"Kalau boleh tahu, siapa namamu?" Tanya Pria itu seraya mengulurkan tangannya.

"Jimin." Jawab Jimin, ia juga membalas uluran tangannya.

"Ah, Jimin-ssi. Aku melihatmu sendirian disini, kebetulan aku juga sedang sendiri. Tidak ada salahnya bukan aku kesini?"

"Tidak, namamu siapa?" Kini giliran Jimin yang bertanya.

"Ju- namaku Justin." Jawabnya seraya menaikkan sebelah alisnya. Lalu tersenyum lebar hingga melihatkan gigi nya.

"Kau seperti Bunny!" Ledek Jimin. Memang ya, baru juga kenal beberapa menit, Jimin sudah berani meledeknya.

"Aku memang Bunny!" Ujar Justin dengan bangga.

"Kau sungguh bahwa nama kau Justin!?" Jimin penasaran, karena wajah dari pemilik nama Justin itu sangat tidak cocok.

"Eiy, tentu saja benar! Namaku Justin, Jimin-ssi." Justin melipat kedua tangannya.

"Kau ingin memanggilku hyung? Tampaknya kau lebih muda dariku."

"Jeongmal!?" Pekik Justin. Dirinya senang bukan main.

Just One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang