Melihat anaknya yang keluar tanpa permisi Langit langsung teriak, "Angkasaaaa.... " Tapi Angkasa tak memperdulikan teriakan ayahnya. Kini sahabatnya lebih membutuhkan keberdaan Angkasa di bandingkan orang tuanya sendiri yang sedang merahasiakan sesuatu darinya.

Dengan laju mobil yang tak tanggung-tanggung, Angkasa tiba di area yang di maksud tak lebih dari 5 menit. Ya kebetulan lokasi itu tak terlalu jauh dari rumah Angkasa.

Angkasa melihat aksi bentrokan antara anak BUMANTARA dengan geng lain, terlihat Gildan dengan gagah membanting musuhnya, lalu Aksa kebagian menyerang setelah musuh tergeletak di tanah. Sedangkan Yusa menendang kepala mereka, Danis dan lainnya juga melakukan serangan tiada henti.

Ternyata ada juga anak  BUMANTARA yang baru datang, mereka langsung turun dari kendaraan mereka tanpa menyapa Angkasa lalu menyerang lawan dengan brutal.

"Angkasa..... " Teriak seseorang, Angkasa melihat sekeliling. Ia belum ikut bergabung menyerang mereka.

Vero dan Ripa melambaikan tangan dari balik tong, mereka berdua bersembunyi di sana.

Pengecut sekali temannya ini.

Mereka berdua berdiri sambil membopong seseorang. Jadi itu alasan mereka bersembunyi, ternyata ada yang terluka dan mereka melindunginya. Angkasa merasa bersalah telah mengecap mereka pengecut.

Angkasa mendekat dan melihat siapa yang terluka, ia langsung kaget melihat Lembayung yang penuh darah.

"Ini kenapa Lembayung??? "

"Buka mobil lo, " Perintah Vero dengan raut cemas.

Angkasa cepat-cepat membuka mobil dan membiarkan Vero membawa Lembayung masuk.

"Gue ngga tau kenapa dia di gebugin sama mereka, intinya kita harus bawa dia kerumah sakit sekarang, " Kata Ripa dengan raut panik.

"Brengseeeek...., " Angkasa murka.

Ia bergegas hendak menyerang geng lawannya tapi Ripa menahan tangannya.

"LEPASIN GUEEEEEE... " Angkasa meronta.

"Bos...Lembayung makin lemah nih. Lo percaya aja sama Gildan dan yang lain mereka pasti bisa kok nanganin mereka., "kata Vero sambil memangku kepala Lembayung ia sedikit panik melihat pemuda berkacamata itu tak sadarkan diri.

" Kita harus cepet ke rumah sakit, Lo ikut kita. Jaga-jaga kalo THE THEUVEL nyegat kita di perjalanan, "

"THE THEUVEL? "

Ripa mengangguk, "gue pernah liat mereka waktu kerusuhan di Mandala, anggotanya tersebar di mana-mana. Mereka bisa aja nyegat kita di perjalanan, "

"Udah jangan di bahas, kasian Lembayung.... Kita harus cepet., " Teriak Vero dari dalam mobil. Q0

Angkasa termenung membenarkan kata mereka, ia lalu masuk ke mobil dan Ripa pun mengikutinya.

Ia pun membawa mereka dengan cepat ke rumah sakit.

Rana berjalan mondar mandir di dalam kamarnya, ia menggigit telunjuknya lalu berhenti sejenak.

Kemudian kembali jalan mondar-mandir. Ada sesuatu yang mengganggu di kepala dan hatinganya sejak beberapa saat yang lalu.

"Hmmm gue kenapa sih? " Ia mengacak rambutnya prustasi lalu melempar tubuhnya di ranjang.

"Kenapa gue jadi kaya giniiii... Arghhhhh" Ia menghantam-hantam matrasnya kesal.  Jujur ia merasa sesuatu yang aneh dalam dadanya. Ia KANGEN ANGKASA.. SEKALI LAGI DIA KANGEN.

Ia merubah posisi yang awalnya telentang menjadi telungkup. Ia menarik ponselnya dari bawah bantal, melihat jam yang tertera. Pukul 15.33,kembali ia meletakan ponselnya.

Mr. Angkasa (18++) Where stories live. Discover now