Chapter 2 : Tears

Start from the beginning
                                        

Ji Hee menyeruput iced salted caramel mocha kesukaannya sesekali. Namun pandangannya tiba-tiba terfokus pada seseorang yang turun dari mobil di tengah-tengah jalan raya. Orang itu terlihat sangat mencurigakan dengan mengenakan hoddie polos berwarna abu-abu, topi dan celana jeans warna hitam, sepatu boots hitam serta masker berwarna putih diwajahnya, membuat orang itu terlihat lebih mencurigakan. Pria itu berjalan ke pinggir. Beberapa pasang mata memperhatikan gerak-geriknya yang aneh. Ji Hee tak berkedip. Pandangannya tak beralih, ia terus memperhatikan sosok itu yang tanpa disadari berjalan ke arah kafe.

Pria itu memasuki kafe tempat Ji Hee berada. Melirik ke arah sekitar. Ji Hee menundukan kepalanya, takut tertangkap basah jika ia sedang memperhatikan pria itu daritadi. Ji Hee berfikir sejenak, mengapa dia masuk kemari? Apakah dia seorang pencuri? Atau... Pembunuh? 

Ji Hee melihat pria itu berjalan ke arah kasir. Memesan sebuah iced coffe latte, kemudian membayar dengan uang tunai yang ada didompetnya. Setelah membayar, pria itu tampak kebingungan. Rupanya ia mencari kursi yang kosong di kafe itu, tapi tak ada satupun. Ia berjalan ke tempat Ji Hee berada, kemudian duduk dengan santai dikursi tepat dihadapannya,

"Biarkan aku duduk disini. " Ucap pria itu. Suaranya terdengar sangat familier sekali. Ia membuka maskernya sedikit, membiarkan mulutnya menghirup minumannya dengan sedotan. Pria itu hanya tertunduk, sembari membenahi topinya yang sedikit ternaik. Ji Hee penasaran bukan main,

Siapa pria ini?

Apa dia turun dari mobilnya hanya untuk menikmati segelas es kopi?

Apa dia pembunuh yang sedang kehausan?

Apa dia berencana untuk mencopetnya?

Apa dia seorang penguntit?

Atau, apakah dia orang yang pemalu?
Seperti yang ada di film-film, seseorang yang menghindari kontak mata dengan orang lain, karna ia memiliki ketakutan dengan lingkungan sosial. Apakah seperti itu?

Kemungkinan terbesar, pria pemilik mata cantik yang sedang didepannya ini adalah seorang...

Buronan polisi?

Ji Hee bergidik membayangkannya.

Ia lantas berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan pria aneh itu sendirian disana. Cerobohnya, dia meninggalkan jaket kesayangannya begitu saja.

Pria itu melihat jaket yang tertinggal dikursi. Ia mengambilnya dan pergi berusaha mengejar si pemilik. Tapi ia sudah keburu jauh dan mustahil untuk mengejarnya. Tenang saja, kalau jodoh pasti akan bertemu lagi.

"Sial," Umpat pria itu.

"Sial," Umpat pria itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
We're LearnWhere stories live. Discover now