"Gue udah bilang dari tadi, kalau gue denger langsung dari dokter Lee, bahkan Shan nangis di sana. Pasti itu benar," sahut Celia yang membuat orang-orang berbisik tentang Shan.

Sementara Shan menundukan kepalanya dengan nafas memburu, kedua tangannya terus meremat roknya.

Lucas menatap Celia dengan tajam, "lo bisa buktiin kalau ucapan lo benar?" Tanya Lucas, dan Celia menganggukan kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Kalau Shan berenti sekolah dalam waktu dekat, tandanya dia hamil," ujar Celia yang membuat Shan mengeraskan rahangnya, ia menahan tangisnya, padahal ia bisa saja mengatakan bahwa itu tidak benar, namun ia tidak bisa, ia hanya ingin menangis saat ini.

"Shan, jangan diem aja, kalau emang itu gak benar, lo bisa bantah!" Ujar Dera seraya menarik bahu Shan, namun Shan tetap terdiam, mengundang kecurigaan yang kuat dari teman-temannya.

"Shan," bisik Lucas dengan tatapan cemas, sampai akhirnya ia bisa melihat Shan yang meneteskan air matanya dengan bibir gemetar.

Seketika Lucas terdiam dengan tatapan tak percaya, kesedihan Shan telah menjawab tuduhan Celia.

Lucas pun kembali menatap Celia dengan tajam, "berhenti ganggu Shan, Shan gak mungkin hamil, dia anak baik," desis Lucas, lalu matanya mengarah pada yang lain.

"Kalian semua tahu Shan anak baik, jangan percaya ucapan Celia," desis Lucas lagi, lalu ia menarik tangan Shan hingga keluar dari kelas, dan Shan mulai terisak lirih, membuat hati Lucas terasa sakit.

"G-gue harap semua itu gak benar," bisik Lucas dengan suara gemetar.

**

Setelah turun dari motor, Shan segera memasuki rumahnya meninggalkan Jeno di depan rumah.

Jeno mendengus kecil, nampaknya Shan memiliki masalah dengan teman SMAnya yang bernama Celia.

Sebenarnya Jeno mendengarkan percakapan Shan dan Yunho malam itu, dimana Shan mengakui bahwa dirinya diperkosa, hal itu membuat Jeno sakit mendengarnya, ditambah perkataan Yunho yang begitu menusuk, membuat Jeno ingin melindungi Shan lebih dalam lagi, namun Jeno sadar, ia belum sepenuhnya mengetahui permasalahan Shan.

Jeno menghela nafasnya, ia pun kembali melajukan motornya pergi dari rumahnya, ia harus bekerja, dan tidak memaksa Shan untuk hari ini.

**

Shan berulang kali menghembuskan nafas memburunya, tangannya meremat pinggiran Bathtub hingga jarinya memutih, ujaran kebencian yang ia dapat di waktu SMA kembali terngiang, bahkan bayangan raut wajah jijik mereka terbayang begitu saja.

Shan membuka matanya, memandang langit-langit toilet dengan bola mata yang bergerak gelisah, ia kedinginan, namun keringat terus bercucuran di wajahnya.

"P-pergi," desis Shan dengan suara gemetar, ia tidak boleh kalah dengan traumanya, ia harus menahan rasa takutnya dan mengusir bayangan itu, bayangan dimana Jaehyun merusaknya.

Shan mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian kedua tangan gemetarnya meremat rambutnya sendiri, kepalanya tertunduk dengan mata yang memandang air yang menenggelamkan setengah tubuhnya.

Shan terus mengerang tertahan, rasanya sakit ketika bayangan menjijikan itu terus terlintas di otaknya, ia memang menjadi bebas sekarang, melakukan Sex dengan siapapun, namun ia melakukan itu untuk menghancurkan bayangan Jaehyun yang merusak dirinya saat pertama kali.

Memang cara yang gila, tapi cara itu sukses menganbil alih pikiran Shan bahwa Sex bukanlah hal yang salah, ia menikmatinya, jadi tidak perlu ada lagi rasa trauma yang menyerangnya. Namun trauma itu kembali datang sejak ia kembali bertemu dengan Jaehyun, bahkan malam itu ia hampir kehilangan kendali jika saja Jeno tidak menemaninya terlelap.

My Bad Sister || Hold Me Tight + Lee Jeno ✔️Where stories live. Discover now