"Pak kok gitu sih. Maya kan anak baru, padahal disini banyak loh yang lebih pintar dari dia! " serang Mona yang merasa tidak terima.

Mendengar sorotan Mona, bukan Maya yang berhasil dibuat kesal, melainkan Alana.

Gadis itu berdiri dari duduknya, menatap Mona tajam. Hampir saja Alana akan melabraknya.

"Mau anak baru atau anak lama, kalo pinter ya nggak masalah dong dia dapet change class disekolah! Sirik banget sih. " balas Alana yang banyak disetujui oleh murid lain.

"Iyadeh kalo Maya bodoh. Lah ini kan pintar, jadi it's okelah mau dipindah ke IPS 1 atau sekalian IPS 3 noh. " tambah Rebecca selaku ketua kelas.

Sorotan Mona tadi berhasil mendapatkan sorakan dari murid lain. Dari logat bicaranya saja mereka sudah tahu kalau Mona iri melihat keberhasilan Maya.

"Huuuuu! " sorak semua siswa siswi tidak terima.

Jihan menarik tangan Mona untuk kembali duduk, "udah Na, lo tenang aja. Gue ada hadiah buat lo, untuk dua hari yang akan datang. " ucap Jihan yang diangguki kepala oleh Tea.

"Sudah ya mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan. Semangat buat kalian, semangat belajar dan semoga sukses. " ucap pak Itdal mengakhiri pertemuannya.

Diikuti oleh ketua dan wakil ketua OSIS, kepala sekolah SMA Garuda itu langsung pergi untuk beralih ke kelas lain.

Setelah kepergian Itdal, semua murid IPS 2 langsung berbondong bondong mendekati Maya untuk memberi selamat. Mereka tidak menyangka dengan sangat mudah, Maya bisa meraih change class tahun ini.

Berbeda dengan Maya yang tengah dirundung bingung. Ada rasa senang dihatinya, tapi ada juga rasa takut Maya akan kelas barunya ini.

IPS 1 adalah kelas yang ditempati oleh murid-murid pintar. Teman yang Maya kenal disana hanya Ari dan Aldo. Tentu saja kalian tahu dengan kepribadian mereka yang terkadang sangat cuek dengan sekitar. Bagaimana nasib Maya disana? Tidak ada teman baru, dan apa dia juga akan sama mendapatkan perlakuan bully seperti dikelasnya sekarang?.

***
Maya menghembuskan napas pelan, dari auranya saja IPS 1 benar benar mencekam. Maya takut, haruskah dia mengikhlaskan Change Class nya dan kembali ke kelas lama?.

Ah tidak mungkin. Itu akan tampak seperti orang bodoh.

"Ayo masuk, " ucap seorang wanita bername tag Friska Amelia. Dia adalah wali kelas IPS 1 just info.

Maya mengangguk setuju, sebelum masuk tidak lupa Maya juga menerbitkan senyuman manis dan lebar.

"Selamat pagi anak-anak, " sapa bu Friska yang diikuti Maya dari belakang.     

Entahlah. Jantung Maya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Bukan Friska yang menjadi pusat perhatian, melainkan Maya.

Maya mengedarkan pandangan sekitar. Sebelum itu dia sudah menetralkan rasa gugupnya, dan langsung mengulurkan senyuman manis kepada semua orang.

"Argh.. Diabet gue kambuh nih. " ucap seorang cowok paling belakang sambil memegangi dadanya.

Eumm.. Emang diabet dijantung kah?

Semua murid tertawa menertawakan Galang yang tengah dramatis.

Ternyata dikelas ini juga ada Galang. Its okelah toh Maya baru tahu.

Disamping Galang ada Aldo. Tanpa ekspresi sedikitpun Aldo hanya menatap Maya tidak minat dan lebih memilih memainkan ponselnya.

Selain Galang dan Aldo, Maya juga berhasil melihat Ari. Cowok itu juga sebelas dua belas seperti Aldo. Hanya berbeda sedikit, bedanya Aldo lebih memilih memainkan ponsel dari pada menjadikan Maya pusat perhatian. Dan Ari, dia sangat asyik berbicara dengan seseorang gadis yang duduk disampingnya.

"Kalian tahu kan dia siapa? " tanya Friska menanyakan tantang Maya kepada semua muridnya.

Kelas barunya sangat berbeda dengan kelas lamanya. Bukan lebih buruk, melainkan semua orang menyambut Maya dengan senyuman senyuman manis.

"Maya bu, " sahut semua orang. Diantara mereka, Galang lah yang menjadi penyahut terkeras.

Mendengar respon dari murid muridnya, Friska langsung tersenyum lebar. Dia menatap Maya sejenak, lalu mengelus punggung Maya untuk tenang.

Friska adalah guru yang peka. Dia tahu meskipun Maya tampak tenang, tapi hatinya tidak setenang fisiknya.

"Baiklah, Maya silahkan duduk disamping Sella. " ucap Friska mempersilahkan Maya.

Maya kembali mengedarkan pandangan sekitar. Berusaha mencari seseorang yang bernama Sella.

Ah sudah jelas Sella adalah siswi yang duduk sendiri tepat didepan Ari dan temannya.

Maya langsung berjalan menuju Sella. Dari tampangnya Sella adalah siswi yang friendly dan sangat ramah. "Sella Anantasia," ucap Sella mengulurkan tangan didepan maya.

Dengan senyuman manisnya, tidak segan segan Maya langsung menerima uluran tangan Sella, "Maya Fereloite."

Maya mengambil posisi duduk disamping Sella. Tanpa ia sadari, sedari tadi Ari terus memperhatikan Maya ketika sang empu tidak menatapnya.


Next Part
.
.
.
.

Ig. uv.heart01

Pecalungan, 2 April 2021.

UNBROKEN [END]√Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin