Kurang lebih dua puluh menit kemudian, polisi dan petugas medis bersamaan mulai berdatangan. Seorang petugas medis yang memeriksa kondisi Sukma menyatakan jika wanita tua itu telah meninggal dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Tentu saja pernyataan itu makin membuat Yulius histeris. Dia berteriak memanggil nama sang ibu saat tubuh wanita malang itu dimasukkan ke dalam kantong mayat berwarna hitam. Selanjutnya, dua petugas medis menggotong kantong mayat itu ke dalam mobil ambulans. Yulius memaksa agar diperbolehkan ikut mengantar jenasah Sukma ke rumah sakit. Poppy yang mencemaskan sang suami juga turut serta dalam mobil ambulans itu.

Seorang petugas polisi mengarahkan Axel agar masuk ke rumah. Di ruang tengah, dua orang polisi bertugas menginterogasi Axel dan Kalena perihal penemuan mayat Sukma. Kalena menjadi orang pertama yang ditanyai. Axel ikut mendamping sang putri saat itu. Pria itu tampak kagum melihat Kalena duduk tegap tanpa rasa ragu maupun takut menjawab setiap pertanyaan dengan tegas. Namun, Axel juga tidak tega dan merasa bersalah kepada Kalena karena menjadi terlibat dalam peristiwa mengerikan semacam ini. Kematian Sukma memang merupakan sebuah tragedi. 

Setelah selesai menanyai Kalena, kemudian giliran Axel. Salah satu petugas polisi yang bertugas menginterogasi memanggil seorang petugas lain untuk membawa Kalena pergi. Gadis itu menoleh ke arah Axel yang langsung memberikan sebuah anggukan pelan sebagai tanda supaya sang putri mengikuti perintah petugas polisi tadi. Kalena bangkit meninggalkan ruang tengah, kemudian mengikuti seorang polisi wanita menggiringnya menuju dapur.

"Kami prihatin putri Anda harus ikut terlibat dalam kematian Nyonya Sylvan. Seorang gadis muda seharusnya tidak mengalami bahkan sampai menemukan hal mengerikan seperti itu, Tuan Harun. Semoga saja kejadian ini tidak membekas trauma kepada Nona Kalena," tutur seorang petugas polisi.

"Terima kasih untuk perhatian Anda. Saya yakin putri saya akan baik-baik saja," balas Axel.

"Baiklah, karena hari sudah semakin larut, kita langsung saja. Sama seperti putri Anda tadi. Saya ingin mengetahui bagaimana Anda menemukan jenasah Nyonya Sylvan?" tanya petugas polisi.

"Tadi sekitar pukul sepuluh lebih dua puluh lima menit, saya dan Kalena baru tiba di rumah setelah berjalan-jalan di pusat kota. Saya yang kelelahan langsung merebahkan tubuh di atas sofa di sana," Axel menunjukkan sebuah sofa di belakang petugas polisi, "sedangkan, Kalena ke luar melihat danau. Tiba-tiba Kalena berlari masuk ke rumah dan dengan terbata-bata dia mengatakan jika ada seseorang yang tenggelam di danau. Saya pun langsung memeriksanya dan saat itulah saya menemukan tubuh Nyonya Sukma mengambang di permukaan air danau." Axel selesai menjelaskan.

"Kemudian, apa yang Anda lakukan?" Sang polisi lanjut bertanya.

"Saya segera menghubungi polisi dan ke rumah Yulius. Memberitahukan tentang ibunya. Dan kami berada di jembatan danau sampai polisi tiba," ujar Yulius tegas.

Petugas polisi yang lain ikut menanyai Axel. Berbeda dengan Kalena, dua petugas polisi itu lebih intens bertanya sampai menyoal tentang tujuan Axel pindah ke kota ini. Pria itu merasa tidak melakukan sesuatu yang salah sehingga menjawab seluruh pertanyaan dengan lancar tanpa ada yang ditutup-tutupi. 

Sekitar tiga puluh menit  Axel dicerca berbagai pertanyaan, bahkan salah satu petugas polisi menyinggung tentang kematian Agatha, "Mengapa setiap ada orang yang tewas, Anda selalu ada di tempat kejadian? Sejak Anda datang ke kota ini, sudah ada dua orang meninggal dengan tidak wajar. Agatha dan Nyonya Sylvan. Sepertinya Anda memikat kematian. Tolong jelaskan kepada saya supaya saya bisa memahami semua ini."

"Saya tidak memiliki jawaban. Saya sama bingungnya dengan Anda," balas Axel seraya meletakkan siku ke atas meja untuk menopang dagu.

Axel sama sekali tidak menyangka jika akan terjadi kematian lagi. Pria itu sangat yakin jika kematian Sukma bukan karena kecelakaan. Apa yang dilakukan seorang wanita tua malam-malam di luar rumah sampai-sampai berakhir dalam danau? Apakah ada sesuatu yang sedang dicarinya di sana? Axel terus berpikir keras sambil masih melihat ke arah danau tanpa berkedip.

Rahasia Yang Terkubur [TAMAT~> terbit eBook]Where stories live. Discover now