- Bab 3 -

569 30 2
                                    

"Kita butuh beli sabun mandi, tisu dan pasta gigi," cetus Axel membaca kertas daftar belanja, "lalu kita ke bagian daging dan sayuran. Semua yang di kulkas sudah habis kan?"

"Iya, cuman tinggal sedikit sayur di kulkas. Rendang dan ayam yang dulu juga sudah habis," jawab Carisa.

Kebutuhan di rumah mulai menipis sehingga Axel mengajak Carisa berbelanja hari ini. Sekalian berjalan-jalan setelah beberapa hari di rumah saja tidak melakukan apa-apa. Hanya bersantai menikmati ketenangan dan kedamaian di rumah. Axel sudah mulai bisa beradaptasi tinggal di rumah sementaranya dan sedikit demi sedikit keadaannya mulai pulih dari pengkhianatan dan perpisahan yang menyakitkan. Belum sepenuhya melupakan, tetapi sudah jauh lebih baik daripada delapan hari yang lalu saat baru tiba di kota ini. Pindah sementara ke tempat yang jauh dari kota asalnya benar-benar keputusan yang tepat. Axel sendiri tidak menyangkanya, meskipun sampai sekarang dia belum memulai menulis lagi setelah pertama kali mencoba beberapa hari yang lalu. 

"Ternyata berbelanja seperti ini menyenangkan ya," ungkap Axel sambil mendorong kereta belanja.

"Apa selama ini anda tidak pernah berbelanja? Siapa yang membelikan kebutuhan sehari-hari untukmu?" tanya Carisa penasaran.

"Dulu saat masih menikah, Marisa yang selalu melakukan tugas itu. Aku sudah tinggal terima saja. Jika aku membutuhkan sesuatu, dia selalu sigap menyediakannya untukku," kata Axel menerawang, "lalu setelah aku hidup sendiri. Reynald yang mengurusiku. Dia rutin datang ke apartemenku, memeriksa keadaan dan segala kebutuhanku. Terkadang Vanesha yang datang kalau Reynald sedang sibuk. Aku sangat berutang budi kepada mereka berdua. Kalau tidak ada mereka entah jadi apa hidupku sekarang. Mungkin aku sudah kehilangan kewarasanku atau menjadi gelandangan," canda Axel diikuti suara tawa.

Carisa tidak menanggapi, dia menatap sendu, ada rasa kasihan tersirat pada wajahnya. Sorot mata Axel masih menujukkan goresan luka yang tidak bisa menipu. Bagi Carisa, hidup pria itu mengenaskan. Pernikahan yang hancur dan sekarang malah sang mantan istri berubah status menjadi adik ipar. Carisa tidak bermaksud mengungkit masa lalu Axel, tetapi dia yakin sebenarnya pria itu masih mencintai Marisa. Axel pernah bercerita tidak mengharapkan Marisa kembali, tetapi sangat sulit sekali menghapus segala kenangan. Apalagi mereka telah bersama selama lima belas tahun. Bukan waktu yang sebentar. Bagaimanapun Marisa adalah cinta pertama Axel yang tidak bisa lepas dan selalu mengikuti seperti bayangan karena di dasar hatinya tidak akan pernah melupakan.

"Tidak usah menatapku seperti itu. Aku tidak perlu dikasihani." Axel dapat merasa tatapan iba Carisa. Keduanya mendorong kereta belanja bersama-sama menuju bagian lorong daging.

Banyak orang yang berada di toko swalayan melihat ke arah Axel dan dia menyadarinya. Pria itu tidak ambil pusing dengan itu karena berpikir dirinya masih termasuk orang baru di kota ini, jadi tidak heran tak ada yang mengenalinya. 

"Senang bertemu dengan anda lagi, Tuan Harun? Kita belum berkenalan. Saya Agatha," seorang wanita menyapa Axel, "anda lupa sama saya? Saya pelayan kedai yang dulu pernah anda datangi," ungkap Agatha.

"Oh iya saya ingat. Senang bertemu dengan anda lagi," Axel menjulurkan tangannya, bersalaman,"Tapi darimana anda tahu nama saya?"

"Ini kota kecil, Tuan Harun. Semua orang saling mengenal di sini dan berita terbaru juga cepat tersebar, temasuk kedatangan orang baru seperti anda," balas Agatha, "anda berbelanja sendirian saja?" tanyanya.

"Tidak, aku bersama ...," Axel hendak memperkenalkan Carisa, tetapi wanita itu yang semenit lalu berada di sebelahnya tiba-tiba menghilang, "tadi aku bersama Carisa, dia bekerja mengurus rumahku. Mungkin dia di sana." Axel menujuk ke arah kerumunan pembeli di bagian daging.

"Aku mengenal Carisa, dia cucu Haikal. Dulu dia pernah bekerja di kedai bersamaku, tetapi karena kakeknya terlalu mengekangnya jadi dia berhenti. Sayang sekali, padahal dia sangat rajin. Sekarang sangat susah mendapat pekerja seperti dia." Agatha bercerita.

Rahasia Yang Terkubur [TAMAT~> terbit eBook]Where stories live. Discover now