Chapter 20

8K 759 42
                                    


**

"..bagaimana ini? Jika mereka melakukan sesuatu yang bisa mengubah zaman, apa yang harus kita lakukan?" Tanya sosok wanita cantik yang ada di depan Naruto.

"Tenang saja Tsunade ba-chan, Aku yakin sekali bahwa mereka tak akan membuat kecerobohan." Naruto menjawab.

"Apa kalian sudah menemukan cara untuk menjemput mereka tanpa mengubah apapun?" Tanyanya lagi

"Ya, dengan rinnegan milik Sasuke. Ia akan membuka portal ke masa lalu, tapi, kami tak tahu mereka berada di mana dan di zaman mana." Jawab Naruto.

Di ruangan hokage yang menjabat, Naruto. Tsunade senju tadi sore pulang ke tanah kelahirannya guna mengurus urusan medis.

Selain itu, Tsunade juga ingin melihat lihat pekerjaan Naruto. Dan saat sampai disana ia melihat Naruto sedang berbicara serius dengan Sasuke.

Saat ditanya apakah mereka sedang dilanda masalah, mereka menjawab Iya. saat pertama kali mendengar masalah mereka, Tsunade tak menyangka bahwa generasi Shinobi Konoha yang terlibat masalah.

"Kapan kalian akan menjemput?" Tsunade mengambil kursi dan mendudukinya dengan sikap khasnya.

"Besok, tergantung pada Sasuke dalam mengumpulkan kekuatan rinnegannya. Jika kami salah memasuki portal sebanyak dua kali, terpaksa. Sasuke harus mengumpulkan kembali kekuatannya sampai penuh selama tiga hari." Jelas Naruto.

Di belakang Tsunade, ada Sasuke, Sai dan Shikamaru yang ikut mendengarkan percakapan. "..hmm Baiklah kalau begitu, ku serahkan masalah ini kepada kalian." Tsunade bangkit dari kursinya. "Jika kalian butuh bantuan katakan saja pada ku. Ini juga untuk kepentingan Negara dan Dunia Shinobi." Katanya sembari pergi dan menutup pintu.

"Aku harap mereka tidak akan menjadi ember bocor." Timpal Sai.

**

"Kami akan tidur dimana malam ini?" Tanya Sarada, Sasuke menatapnya sambil meneguk teh hangat di meja makan. "Terserah." Sasuke menjawab dingin.

'Apa aku harus bertanya mengenai ini?' Sasuke kembali fokus ke tehnya, "Hey, Apa yang terjadi pada dunia Shinobi di zaman kalian?" Sasuke bertanya.

Sasuke akan bertanya perlahan demi perlahan sampai ia akan sampai pada pertanyaan yang sangat ia nantikan.

"Tidak ada apa-apa yang terjadi, biasa saja." Sarada menyuapi dirinya dengan sendok berisi sebuah sup di depannya yang di sediakan Karin dengan paksaan

"Seperti apa aku di sana?" Tanyanya sesaat lagi.

"Aku boleh jujur?" Sasuke menatap Sarada heran. Sasuke tak mengatakan apapun. "Kau benar-benar! Menyebalkan disana!"

"A-apa maksudmu?"

'Kau menyebalkan..' Putaran kata yang sering ia lontarkan kepada gadis bermata emerald musim semi berambut merah muda, Sasuke merasa dirinya terimbas kata-katanya sendiri.

"Kau tidak bertanya siapa nama ibuku?" Sarada mengerucutkan bibirnya, "Apa itu penting?" Tanya Sasuke.

"Mungkin, Agar kau tidak salah pasangan nantinya."

"..dengan nenek merah genit itu." Ucapnya

Brak!!

"APA MAKSUDMU ANAK KECIL! DASAR BOCAH! KAU MEMANGGILKU APA HAH?!" Karin datang dengan amarah yang membara setelah ia dengan sengaja menguping, dan malah mendapatkan hinaan.

"Ups- maaf! Ngomong ngomong apakah kau tadi mendengarnya? Kau menguping? Ah! Aku tidak mengejek mu tadi! Berarti kau sekarang sadar kalau kau adalah nenek genit hmm??"

Sarada bertanya dengan jahil, wajah Karin merona.

"A-apa? Aku menguping? Lelucon mu bagus sekali Haha!" Karin salah tingkah.

Sarada sedikit menarik sudut bibirnya, merasa senang bisa mengerjai Kunoichi berambut merah ini. Tapi, dia kembali menggeram kesal di pikirannya gara gara sejak pertama ia bertemu dengannya, ia selalu bersikap genit pada Sasuke.

Sarada saja hanya sedikit tahu bahwa ternyata Karin menyukai Sasuke.

'Mama?! Ya! Aku sudah tidak sabar menemui mama di zaman ini! Apakah papa bisa mengantar ku ke sana? Akan ku tanya nanti setelah aku mengerjai Karin-obasan hehehehe..'

"Bisa kau tinggalkan kami Karin? Aku ingin berbicara lagi dengannya." Sarada menyodorkan lidahnya dan mengejek karin. "Wlekk!!"

Karin menjadi geram, "Tidak apa-apa Sasuke-kun, tapi berhati hatilah. Kau suatu saat akan di makan permainan Uchiha palsu ini." Katanya dengan genit.

Lalu, ia ingin cepat pergi walaupun ia ingin berlama lama lagi dengan Sasuke

"Hey! Tunggu dulu!" Seru Sarada. "Kau ingin kemana?"

"Kenapa memangnya hah?"

"Begini, karena kau yang membuat tanpa ku suruh.. berarti kau yang meletakkan ya? Kumohon!!" Sarada menyodorkan mangkuk kosong yang di santapnya tadi ke Karin.

Sasuke menatap Karin menyuruhnya untuk membawanya saja. "Apapun demi mu Sasuke-kun.." nada bicara Karin ingin membuat siapapun muntah. Bahkan lalat yang mendengarkannya bisa saja muntah berujung pingsan.

"Dan kau! Apa yang membuat kepercayaan dirimu melonjak hah?! Jelas jelas aku membuat ini karena terpaksa!" Dia menunjuk ke arah sarada. Kemudian pergi dengan segala emosional.

"Tolonglah Jaga bicaramu Karin-obasan.." Gumam konyol sarada saat karin mulai menjauh.

Sarada kemudian kembali duduk di kursinya yang berhadapan dengan Sasuke

"Ada banyak hal yang ingin ku tanyakan pada mu." Katanya

Sarada menatap Sasuke, "Apa hanya kau satu satunya Uchiha disana?" Nada bicaranya seperti tak ingin satu pun Uchiha di dunia ini, kecuali keluarga kecilnya yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, tak ada yang lain.

"Kau seperti tidak ingin mempunyai klan yang besar." Timpal sarada

Satu ide jahil terlintas sejenak di pikirannya, selain mengerjai Karin ia akan mencobanya ke Sasuke. "Di zaman ku ada tiga uchiha, Kau, aku dan seseorang yang sangat spesial bahkan melebihi dirimu." Ia memutar jari telunjuknya dimeja.

Sasuke tahu yang dimaksud orang spesial itu adalah istri masa depannya. Tapi siapa orang itu? Karin? Oh tidak itu tidak akan pernah terjadi. Ino? Tidak! Seleranya tak cocok untuk itu

Sakura?

Karena Sasuke tak ingin menginjak harga dirinya sendiri, maka ia hanya mendengarkan saja. Sarada mengerucutkan bibirnya gemas.

"Hmm..aku menunggu suatu pertanyaan~"

"Siapa yang spesial itu tidak penting, kau bisa tidur dimana saja. Hari sudah malam." Meninggalkan cangkirnya yang kosong dan ingin pergi ke kamar mandi.

"E-eh, tunggu dulu...A-aku punya pertanyaan dan permintaan." Sasuke berhenti tanpa membalikkan badan.

"Kenapa kau disini? Kenapa kau tidak di konoha saja?"

"Kau tak perlu tahu!" Bentaknya tanpa sengaja, membuat sarada kaget.

Sarada kemudian menunduk, wajah atasnya hitam, Menendam rasa tangisnya. Untuk kedua kalinya atau lebih Sasuke sudah membentaknya.

Tanpa bicara lagi, ia melewati Sasuke dan ingin menemui Mitsuki yang sedang bersama Orochimaru, Juugo dan juga Suigetsu di laboratorium.

Hati Sasuke merasa bersalah sekarang, melampiaskan semua amarah kepada gadis yang tak bersalah, Hanya karena masalah kekeluargaan ia menjadi agresif.

'Aku minta maaf Sarada..'

🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎 ♪

Oyy!! Author senengg banget pas liat Chp kemarin banyak yang suka Huhuu [dari sebelumnya:v]

༎ຶ‿༎ຶ gini aja teruss yahh!!! Entah karena chp kemarin emang bagus atau alur & konflik yang bagus. Maaf kalau chp yang ini ga sebagus chp kmrin..

Sabtu, 27 Maret'21

• Adventure to the past • {Boruto-Naruto} [END✓] Where stories live. Discover now