Kertas.

128 11 0
                                    

15:99 BM

"Perasaan aku gak enak deh," kata Chiko.

Chiko belum selesai mengucapkan kalimat tersebut, kami mendadak merasakan getaran kecil mirip gempa yang membuatku dengan cepat bangun.

"Hei? You feel that, Hatchiziko?"

"Of course!" jawab Chiko.

Setelah mendengar Chiko juga merasakan gempa tadi, aku langsung bergegas menuju ruang depan diikuti Chiko untuk mengecek keadaan di luar.

Langkahku terhenti dan terdiam seribu bahasa. Aku sedang menyaksikan fenomena anomali lagi.


"You see?"

"Yes?... What's this?"

Aku hanya memandangi anomali ini tidak sadar mulutku ternganga. Aku perlahan mundur ke belakang diikuti Chiko.

Aku sedang melihat sebuah pusaran lubang hitam yang berdiri tegak dengan cahaya yang didominasi oleh warna putih, biru, dan hijau menerangi seluruh isi toko ini.

Piringan cahaya ini semakin terasa panas dan makin terang. Tanah dan seisi toko bergetar seakan-akan bangunan ini akan terhisap oleh lubang hitam tersebut.


Lubang hitam itu terlihat seperti sedang membentuk sebuah portal yang berputar kencang mengeluarkan cahaya berwarna-warni dari dalamnya.

"Sepertinya kita harus masuk ke dalam ruangan!" Chiko menarik kencang tanganku untuk memasuki kamar yang kami tempati.

Gubrak! Ceklek!!.

Chiko dengan cepat membanting dan mengunci pintu sampai Nazifa yang sedang tertidur pulas harus terkejut dari tidurnya karena suara keras.

"Kenapa kak?" tanyanya lemas sambil mengucek matanya.

"Gak papa, kok," jawabku dengan napas yang berat.

Jendela kecil yang ada di ruangan kami bersinar seterang-terangnya cahaya yang pernah kami lihat.

Aku mengambil sebuah kain tebal dan menutup jendela itu agar cahayanya tidak masuk

"Kita harus apa?!" Chiko terlihat bingung dan tegang.

Cahayanya makin terang dan terasa hangat sehingga bisa menembus jendela yang kami tutup dengan kain tebal.

Suasana semakin terasa menakutkan.

Cahaya itu semakin terang sehingga kami harus menutup mata agar mata kami tidak terasa sakit karena sangat silaunya cahaya itu.

"Ahhhh!"
"Ada apa kak sebenarnya?" Tanya Zifa.

Zzzzt. Zzztzt.

Suara arus listrik yang menyambar terdengar dari luar itu memecahkan keheningan.

"Kakak aku takut.." Zifa memeluk ekor ku dari belakang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sashiki.Where stories live. Discover now