Hari Senin

269 13 5
                                    

Halo.

Panggil saja aku Sashiki. Nama lengkap ku adalah Sashi Kitsune Zain. Aku adalah seorang murid kelas 9 SMP. Aku mempunyai tubuh yang langsing dan terbilang pendek. Kalau masalah tinggi badan, aku hanya berkisar antara 155 cm saja. Apakah kamu kira itu pendek? Aku anak yang terlihat sangat biasa saja di mata murid yang lain. Aku selalu saja mendapatkan nilai yang jelek setiap mata pelajaran matematika, kecuali Bahasa Indonesia dan IPA yang aku sangat menyukainya.

Aku tinggal di rumah sederhana yang berlantai dua yang baru saja direnovasi tahun lalu. Posisi rumahku berada di sebuah pemukiman warga pada umumnya dan terletak di bagian belakang. Berbicara soal keluarga, Aku tinggal di rumah ini bersama ibu sendiri. Ibu bilang kalau aku masih mempunyai seorang ayah. Kata ibu, Ayahku adalah seorang saintis dan insinyur operator produksi dan nahkoda kapal. Sayang, aku sendiri tidak pernah melihat rupa wajah ayah ku sendiri. Aku pernah dan bahkan sering menanyakan soal keberadaan Ayahku, namun ibuku hanya diam saja. Bahkan menyuruhku untuk berhenti bertanya tentangnya.

Memang bosan sekali tinggal di suatu pemukiman yang bisa dikatakan sebagai perumahan, namun versi pinggiran kota. Lingkungan tempat tinggal ku banyak sekali orang yang sibuk bekerja, sehingga rasanya sepi bagai tak berpenghuni jika bermain keluar rumah. Ingin sekali rasanya bermain ke rumah teman atau tetangga seperti di cerita orang-orang, namun sepertinya itu omong kosong belaka.

Soal seputar dunia persekolahan, aku adalah orang yang introver sekaligus ekstrover. Aku sendiri tidak paham terhadap diriku sendiri; Namun, guru bimbingan konselingku di sekolah pernah berkata saat aku berkonsultasi dengan masalahku, "Kau orangnya pandai bersosialisasi dengan orang lain, terutama pada seseorang yang menurutmu dia adalah penyemangat hidupmu, namun kau sangat tertutup jika dengan orang lain."

Aku sedang terbang di atas angkasa yang biru. Semua tampak sangat menyenangkan! Di sana ada teman-temanku, baik teman sekolah maupun teman rumah, kami bermain, melayang, dan sesekali turun ke permukaan tanah untuk berbaring. Namun semua itu hancur berantakan seketika oleh suara dering jam weker tua yang sangat kencang.

*Kringg Kringg Kringg!!!

"AAARGGHH!!" Aku meregangkan tubuh dan terbangun dari tidur, mencoba sesekali membuka mata yang beratnya bagai besi. Aku sangat lelah sekali rasanya semalaman suntuk mengerjakan tugas sekolah yang sangat banyak dan sulit. Benar-benar sulit!.

Aku menoleh pelan ke jam weker itu sambil menggerutu pelan mengapa pagi begitu cepat membangunkan tidurku. Aku meraih jam weker dan  kacamataku untuk melihat jarum jam dinding.

Hari ini adalah hari Senin! Oh tidak! Hampir semua manusia menolak dan sebagian lagi menunggu kedatangan hari ini.

Sayup terdengar suara mobil berlalu-lalang dari luar kamar. Aku memakai kacamata dan melirik kearah jam dinding. Aku melihat jarum jam masih menunjukkan pukul 6:30 pagi. Walaupun begitu, dari arah luar sudah terdengar manusia beraktivitas di jalan raya.

"Ayo bangun! Paksa!" Sambil mencubit pipi sendiri dan memaksa diriku untuk bangun. Setelah duduk dan termenung beberapa lama untuk mencoba mengumpulkan kembali kesadaran, tiba-tiba

"SASHIKIII!!!!"

Aku belum menyahut teriakan tersebut.

"BANGUNN!! Sashiki, hei bangun!"

"Iya, ibu!" Aku menjawab teriakan itu dengan suara agak keras

*Kring Kring Kring!

Jam weker berdering untuk yang kedua kalinya.

Sashiki.Where stories live. Discover now