Permulaan

470 30 5
                                    

"Namaku Ajiraga, salam kenal, ya."

"Aku Rintik, salam kenal juga!"

* * *

"Aku mau beda, deh, panggil kamu Raga aja kali, ya?"

"Raga memang panggilanku."

"Yaudah, Aji!"

"Kamu yang pertama."

* * *

"Aji, ayo menikah!"

"Ayo ke KUA! Oh ya, aku izin pacarku dulu."

* * *

AJIRAGA biasanya dipanggil Raga. Kalau disalurkan lewat kata, sulit untuk mendeskripsikan dia. Semuanya tertoreh jelas dan selalu membekas untuk Larintik. Kenyataan bahwa dirinya sebatas teman, dan sama-sama memiliki kekasih, kadang cukup menampar.

Keduanya siswa rantau. Datang dari entah kota mana, bertemu di Ibu Kota kita, Jakarta. Lebih jelas lagi, mereka bertemu ketika salah satu teman Raga hendak pergi ke suatu tempat. Sejak itu, Raga rutin ikut ke tongkrongan bersama Rintik dan teman-temannya.

Melalui pertemuan sederhana dengan perkenalan singkat, keduanya bisa akrab. Jika saja tidak ada suruhan membeli gado-gado bersama, bisa jadi mereka tetap asing. Jika saja Raga tidak sebaik itu, bisa jadi Rintik tidak akan jatuh hati padanya. Raga itu sama halnya dengan lelaki biasa, namun 'keren'nya yang membuat luar biasa.

Andai ada kehidupan selanjutnya, Rintik hanya berharap ia tetap mengenal seorang Ajiraga, dan menikah dengannya juga. Andai.

____________________________

"Aku ambyar kalau dipanggil Aa'

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku ambyar kalau dipanggil Aa'."

"Rintik itu udah Aji anggap kaya adik Aji sendiri."

"Aji, aku lagi sedih."

"Aku suka Aji!"

SenandikaWhere stories live. Discover now