SM 14

5.6K 557 37
                                    

"Aku sudah dengar dari Bara."

Yuda duduk di kursinya, diikuti Sega yang duduk juga di kursi dihadapan meja Yuda.

"Semuanya mengalir begitu saja. Perusahaan Agensi Kevin memang memiliki banyak kelemahan, tapi masih bisa diperbaiki. Dan aku sedang berusaha melakukan itu."

"Dengan membelinya? Kau mau menunjukkan kuasa mu, begitu, Yud?"

Nada menyindir Sega mencuri perhatian Yuda. Buru-buru dia berkata. "Jangan salah paham. Aku hanya berusaha membantumu. Setelah Kevin masuk penjara, perusahaan itu tidak ada yang mengurus. Aku sudah menunjuk seseorang untuk mengurusnya. Kamu tidak perlu khawatir. Karier Eveline akan baik-baik saja..."

Mungkin benar apa yang dikatakan Yuda. Tapi sebagai seorang suami, Sega merasa tidak melakukan apapun untuk Eveline dan malah memperkeruh keadaan. Dia memang tidak memiliki apa-apa berbeda dengan Yuda ataupun Orion, tapi Sega memiliki harga diri tinggi.

"Berapa? Aku akan membelinya..., Berapa yang kau mau?!"

Seketika Yuda tertegun. Pertanyaan Sega seakan menunjukkan harga diri sahabatnya terluka karena keputusan yang dia ambil. Padahal Yuda tidak bermaksud seperti itu.

"Aku tidak bermaksud apapun, Seg! Aku jujur, aku ingin membantumu..."

"Tidak! Keputusanmu melukai harga diriku..."

Benar, kan? Yuda membasahi bibirnya. Dia mengedarkan pandangan bingung harus menjelaskan bagaimana lagi. Sepertinya Sega yang tenang sudah tidak ada lagi.

"Baiklah. Kalau begitu, kita jalankan management bersama. Kamu bisa memiliki saham disana, bagaimana?"

Rasanya benar-benar aneh bernegosiasi dengan teman sendiri. Padahal Sega tahu dia tidak begitu mengerti dengan perusahaan atau apalah namanya..., Ucapannya tadi benar-benar murni keluar karena dia terbawa emosi.

"Maaf, Yud..., Aku terbawa emosi..." Sega menunduk lemas.

Yuda memasang wajah sedih menatap Sega. Masalah Sega tidak semudah yang mereka pikirkan ternyata. Mungkin ini menyangkut keluarga, atau bahkan jauh lebih rumit.

"Seg, dulu kamu membantuku. Jadi, biarkan aku membantumu..."

Tawaran Yuda menggiurkan Sega sampai dia mendongak. Yuda menatapnya sedih, apa dia begitu menyedihkan sekarang. Tidak seperti dirinya pada umumnya. Semua karena Eveline.

Eveline..., Eveline..., Dan Eveline...

Semua karena perempuan itu...

"Terima kasih, Yud..., Aku berutang budi padamu. Tapi, aku akan berusaha menyelesaikan semuanya sendiri..."

"Baiklah..." Dia tidak bisa memaksa Sega. Sepertinya dia harus memantau sahabatnya agar tidak melakukan hal-hal berbahaya atau yang membuat Sega bisa menyesal seumur hidup. "Cari aku saat kamu membutuhkan bantuan..."

"Siap.." senyum Sega tercetak, diam-diam Yuda menghela napas lega memandang kepergian Sega dari ruangannya.

💢💢💢

Mobil Mercedes Benz hitam terlihat memasuki halaman rumah Sega. Berjalan pelan tanpa suara. Seketika mesin mobil tak terdengar, bersamaan dengan lampu depan yang mati. Seorang pemuda keluar dari kursi pengemudi, bergerak cepat membukakan pintu penumpang.

Nyonya Santi Kusumaningrat keluar dari mobil. Sepatu hak tingginya menusuk tanah halaman yang kering. Tasnya tersampir anggun seanggun namanya. Dengan riasan sederhana, keriput diwajahnya tak terlihat, semua itu berkat jamu-jamu tradisional kecantikan sering dia konsumsi.

"Nyonya?"

"Kamu tunggu di sini. Biarkan aku sendiri yang masuk. Jika Sega pulang, kamu cegah dia supaya tidak masuk. Bagaimana pun caranya. Kamu dengar, Joko?"

Scandal Marriage #4 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang