SM 2

8.4K 798 33
                                    

Bekerja sesuai hobi menjadi lebih mudah karena melakukannya jelas dengan sepenuh hati. Sega pun melakukan hal yang sama. Sejak kecil, karena dirinya hanyalah anak satu-satunya. Dia berpikir untuk mencari sebuah kesenangan dengan banyak orang. Dan kesenangannnya itu jatuh pada anak kecil. Itulah yang membuat Sega memilih spesialis pediatric.

Biasanya orang-orang akan berpikir, lebih baik punya anak sendiri. Namun bagi Sega. Membesarkan anak tanpa kedua orang yang lengkap tidak lah mudah. Hak seorang anak adalah mendapatkan kasih sayang, dan yang terpenting adalah anak terlahir karena keinginan kedua orang tuanya.

Sega tersenyum pada pasien anak-anak di bangsal pediatric. Dia mengedarkan pandangan pada dokter residen, meminta mereka memperhatikan dirinya. Di bandingkan orang dewasa, jelas anak-anak harus lebih diperhatikan.

Setelah sesi visite selesai, Sega dan para dokter residen berkumpul di ruang perawatan. Melakukan sesi tanya jawab dan bimbingan.

"Saya senang dengan diskusi kali ini. Kalian lebih aktif dari biasanya. Yah, walau ini sudah tiga minggu kalian disini, tapi baru kali ini saya puas dengan bimbingan. Selesaikan kasus yang ada dan laporkan kepadaku..."

Sega beranjak pergi, dia sempat menyapa perawat jaga sebelum benar-benar melangkah menuju ruangannya. Dia memiliki waktu satu setengah jam sebelum poli di buka. Dia ingin tidur sebentar.

Di tengah perjalanan, Sega berpapasan dengan Yuda. Langkahnya terhenti. Senyum Sega mengembang. "Mau pulang?"

Sebelah alis Yuda terangkat jahil. "Benar. Aku sudah tidak sabar. Hari sabtu berlalu dengan lambat. Benar-benar menyebalkan..."

Senyum Sega semakin mengembang. Jelas, Yuda tidak marah karena harinya berlalu dengan lambat. Dia hanya membesar-besarkan. "Kau jadi anak rumahan sekarang..." cemooh Sega.

Bukannya marah, Yuda mendekat dan menepuk bahu Sega berkali-kali. "Rasanya enak menjadi anak rumahan. Percayalah..."

"Ya. Aku percaya. Ketiga sahabatku sudah menjadi anak rumahan..."

"Aku yakin kau akan menyusul..."

"Kau bercanda?! Tidak, Yud!"

"Kenapa tidak?! Aku akan memberimu sedikit bantuan. Ada dokter spesialis baru. Dia adik tingkatku, baik, cantik, dan pintar. Kau pasti menyukainya..."

Baik, cantik dan pintar? Eveline memiliki semua itu, tapi Sega tidak bisa mendapatkannya.

"Lupakan!" Sega bergeser, "Pergilah! Valeria bisa marah jika kau terlambat..."

Yuda menjentikkan jarinya, "Kau benar. Aku pulang dulu..."

Bara, Orion dan kini Yuda. Semua temannya mendapatkan kisah cintanya sendiri. Bara dan Orion kini sudah menjadi Ayah. Yuda juga akan menyusul. Sedang dirinya? Dia baru saja bercerai. Bagaimana dia bisa memiliki anak?

Bukannya Sega tidak mau memiliki anak. Rasanya lebih tepat dengan pemilihan kata, dia belum siap memiliki anak.

***

"Eve..., Aku sudah membuat janji dengan dokter..." Meta mendekat, dia duduk di kursi sisi Eveline.

"Batalkan saja..."

"Kenapa?"

"Aku baik-baik saja, Me... Minum vitamin saja, tubuhku akan fit kembali."

Ragu, Meta menatap Eveline, "Kau yakin?"

Eveline hanya mengangguk.

"Baiklah..." Meta menyerah. "Setelah ini jadwalmu kosong. Kamu bisa kembali ke apartemen..."

Scandal Marriage #4 [TAMAT]Where stories live. Discover now