SM 9

6.3K 592 43
                                    

Keterkejutan terlihat jelas di raut Sega. Dia hanya menunduk linglung pada tangannya yang dicengkeram Eveline kemudian mengangkat pandangan menatap istrinya.

"Kamu mau, kan?"

Siapa yang tidak mau?

Sega mengerjap seakan tersadar dari pikirannya sendiri. Pelan dia melepas tangan Eveline dari tangannya. Tubuhnya bergerak duduk di tepi tempat tidur.

"Sudah malam. Kamu harus tidur."

"Temenin..." rengekan Eveline membuat pertahanan Sega hancur.

"Baiklah..."

Senyum terbit di wajah Eveline. Dia bergeser dan memberikan tempat yang cukup untuk Sega berbaring di sisinya. Eveline menahan senyum tatkala harum Sega memenuhi indera penciumannya. Dalam hati dia begitu bersyukur akan keadaan mereka. Terlebih...,

Tangan besar Sega memeluknya dari belakang, tangannya terentang lebar diatas perut Eveline. Dimana bayi mereka kini tumbuh. Hawa panas dari telapak tangan lelaki itu membuat Eveline nyaman. Dia bahkan tanpa sadar memejamkan mata.

Jujur, Sega tidak tahu dia harus menempatkan tangannya dimana. Dia hanya mengikuti nalurinya dengan memeluk Eveline saat perempuan itu tidur memunggunginya. Tangannya lebar terentang diatas perut Eveline. Entah kenapa, sungguh..., Rasanya begitu pas. Sega bahkan memejamkan matanya, terhipnotis wangi rambut Eveline.

💢💢💢

Tidur Sega terusik tatkala terdengar pintu terbuka lebar. Dia bergerak duduk sembari mengucek mata.

"Kau membuat kami ketakutan!"

Suara Bara membuat kesadarannya Sega langsung penuh. "Apa yang kau lakukan di sini?!"

"Aku? Tentu saja membangunkanmu! Apa lagi?" Bara berkecakpinggang memandang Sega. "Aku, Yuda dan Orion sudah menghubungimu berkali-kali. Di apartemen kau tidak ada. Tapi pagi tadi Laras melihat seorang perempuan keluar dari rumah. Jadi aku langsung ke sini."

Sega memang sadar sepenuhnya, tapi otaknya sepertinya belum. Dia melihat sekeliling. Seingatnya semalam dia memeluk Eveline dan tertidur. Lalu dimana Eveline?

"Seg! Kau dengar aku tidak?!"

Mata Sega mengerjap beberapa kali. Dia seketika turun dari tempat tidur dan mencari sesuatu. Bara bingung dibuatnya. Lelaki itu terus mengikuti langkah Sega sampai keluar kamar.

"Dimana Eveline?" tanya Sega tiba-tiba pada Bara.

"Perempuan yang keluar dari rumah ini?" Bara malah balik bertanya lalu mengangkat bahunya acuh. "Kau ada jadwal follow-up penting pagi ini, kau tidak lupa, kan?"

Tidak! Sega menjawab dalam hati. Dia masih kebingungan dimana Eveline. Tidak ada tanda-tanda perempuan itu dirumah. Koper kecil Eveline juga sudah tidak ada. Meja makan tampak rapi. Posisi Notebook masih sama seperti semalam.

Dimana Eveline?

💢💢💢

Jika dirumah, Sega kebingungan, beda dengan di apartemen Eveline. Pagi-pagi Eveline sengaja keluar dari rumah Sega dan kembali ke apartemennya setelah sebelumnya dia dan Meta berjanji bertemu di apartemen Eveline.

Eveline meletakkan secangkir teh hangat di meja, kemudian duduk dihadapan Meta. "Minumlah..."

Gadis itu terlihat ragu-ragu menatap cangkir teh dengan kepulan asap. Mata Meta hanya mengerjap tanpa ada keinginan untuk menikmati teh hangat itu.

"Me..."

"Aku sungguh minta maaf, Eve... Aku tidak berpikir panjang saat itu."

Dari sorot mata Meta, Eveline bisa melihat kesungguhan. Selama dua tahun Eveline bersama Meta, gadis itu sudah membantunya banyak. Dan, Eveline sebenarnya sudah curiga akan hubungan Meta dan Kevin.

Scandal Marriage #4 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang