-

2.3K 410 67
                                    

Tubuh Felix terhentak keras dari belakang, ia terjatuh ketika seseorang telah menendang punggung nya. Sebelum bangkit ia meraih senter yang sempat terjatuh bersamaan dengan nya.

"h-hyunjin..." Felix meringis sembari mengucapkan nama pria Hwang tersebut, berharap si jangkung dapat menolong nya berdiri, namun yang di tunggu tak kunjung mengulurkan tangannya. Ia barulah tersadar,
Bahwa keadaan kini sangat hening dan sunyi seolah-olah tak ada siapapun disini menemaninya.

Dan benar saja ketika Felix memalingkan wajahnya kearah belakang ia tak menemukan siapapun disana. Bibir merekah nya tak ayal langsung berganti pucat pasi, detak jantung nya berdegup kencang dengan nafas yang mulai tersengal-sengal.

"Hyunjin!" Felix meneriaki nama pria jangkung yang telah menemaninya dalam masa-masa menegangkan yang ia alami.

Tak ada jawaban.

Apa Felix telah di kerjai oleh mereka?
Mereka tengah bercanda? Yang benar saja, ini tidak lah lucu sama sekali.

"Nenek Choi!"

Sama seperti sebelumnya, tak ada sahutan.

"Paman!"

Tak mungkin ia di bercandai oleh orang seperti mereka. Mana ada manusia yang bisa menghilangkan secara tiba-tiba dalam kurun waktu beberapa detik.

Felix merasa gamang, Sebenarnya tadi ia pergi bersama mereka atau bukan?

Felix mulai terisak menangis, memikirkan semua kemungkinan buruk. Ia bisa gila dengan semua ini, mungkin lebih tepatnya ia sudah gila.

Felix mengusap air mata nya, ia berniat berjalan kembali menuju mobil, tidak ingin berusaha mencari tahu dimana keberadaan mereka. Itu akan sangat membahayakan dirinya.

Ia berjalan di jalan yang sama ketika masuk dengan Hyunjin dan yang lainnya. Felix yakin ini jalan yang benar karena ia sudah memberikan beberapa pohon dengan sebuah tanda seperti tisu yang ia lilitkan di ranting-ranting pohon.

Sudah ber-menit-menit ia menyusuri tapakan hutan, anehnya ia tak mampu menemukan jalan keluar. ia kini yakin sedari tadi hanya melewati jalan yang sama, tamat lah riwayat nya ia sudah tersesat.

Si mungil berkali-kali mengusap butiran kristal yang terjatuh dari manik nya, juga lagi-lagi memanggil nama Hyunjin.

Tubuhnya menegang ketika merasakan sesuatu ikut menyamai langkah kaki nya tepat dari arah belakang. Setiap salah satu kaki nya melangkah pasti terdengar langkah kaki lainnya mengikuti.

Ia mencoba bersikap setenang mungkin dan mulai berlari, tidak peduli lagi dimana keberadaan semua orang yang bahkan Felix yakin jika orang yang bersama nya tadi bukan manusia yang penting sekarang ia bisa pergi dan menyelamatkan diri sendiri.

Ia hanya baru lari beberapa langkah namun kepala nya sudah terantuk tanah ketika kaki nya di tarik paksa dari belakang. Tangan yang menarik nya sangat panas, Felix pernah merasakan hal ini sebelumnya.

"Arghhh!" Felix mengerang keras ketika merasakan nyeri di kepala nya kemudian ia melirik ke arah belakang guna mengetahui siapa sang pelaku.

Ia mendapati seorang perempuan tengah menariknya seolah Felix adalah kapas yang tidak memiliki beban berat. Felix tau itu sosok yang selama ini telah menghantui nya.

Terdengar suara cekikikan nyaring yang berasal dari wanita tersebut sementara Felix hanya diam tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Mata nya masih membelalak ketakutan dengan lidah kelu dan tubuh yang terasa kaku tak bisa di gerakkan sesuai perintah otak nya.

Ia kembali merasakan Déjà vu.

Jisung juga di tarik seperti ini dan itu adalah pemandangan terakhir yang Felix dapati dari pria nya. Apakah nasib nya akan berakhir seperti Jisung juga?

Tubuh nya masih lah di seret. Perlahan gerakan wanita semakin melambat, Felix merasa sepertinya ia sudah sampai di tempat tujuan.

Felix lagi-lagi dibuat terkejut, tubuh nya gemetar hebat ketika mengetahui ia di bawa ke samping tubuh seorang pria yang selama ini selalu ia rindukan.

Han Jisung yang kini tengah menutup mata berada tepat di sebelah nya. Felix langsung saja mendekat dan memeluk tubuh dingin tersebut dan menangis sejadi-jadinya disana, ia ingin menumpahkan segala namun ia tak bisa melakukan hal itu. Ia ingin waktu berhenti saat ini, tak peduli di situasi seperti ini. Felix hanya ingin bersama dengan Jisung seperti ini dan seterusnya.

Hyunjin mengernyit heran ketika mendapati Felix yang tertidur tengah memeluknya dari samping dengan begitu posesif. Tak di pungkiri, ia sangat suka Melihat bagaimana Felix memeluknya dengan erat, namun rasa kasmaran nya harus segera ia tepis saat tetesan air mata Felix jatuh tepat diatas pergelangan tangannya. Ia kini panik dan takut sesuatu terjadi pada Felix.

"Felix." Hyunjin memanggil nama pria manis itu dan mencoba membangunkan nya dengan sedikit mengguncang tubuh Felix.

Perlahan Felix mengerjapkan maniknya, seseorang yang pertama kali ia lihat adalah Hwang Hyunjin. Apakah ini benar pria itu?

Si manis menatap sekeliling dengan keheranan, Kenapa mereka masih berada di dalam mobil?

Ternyata hanya mimpi,

Tapi kenapa begitu nyata? Sangat nyata.

Felix mendesah lega sebab kejadian mengerikan itu hanyalah bunga tidur, jujur rasa sedih juga kini melingkupi nya ketika Jisung berada di mimpi mengerikan itu. Apa itu sebuah pertanda? Entahlah Felix tak tau.

Felix sangat bersyukur ia masih dalam keadaan baik-baik saja bersama mereka. Ia yakin setelah semua ini kehidupan normal sehari-hari nya akan kembali.

Pria Hwang tersebut akhirnya mampu bernafas lega ketika mendapati Felix tersadar dari tidur nya. Anak itu terlihat sangat linglung dan terus-terusan melamun, entah apa yang di pikirkan nya.

"Kau baik?" Setelah bertarung dengan pemikiran nya akhirnya Hyunjin memberanikan diri bertanya bagaimana keadaan Felix.

Felix kini memberikan atensi sepenuhnya kepada Hyunjin yang duduk di sebelahnya. "Iya, aku baik-baik saja." Senyum merekah ia berikan kepada Hyunjin.

Setelah nya keadaan kembali hening di dalam mobil itu. Mereka semua sibuk dengan pemikiran masing-masing. Nenek Choi dan paman Choi yang memikirkan kemungkinan keselamatan mereka, Hyunjin yang memikirkan bagaimana hubungan mereka setelah semua ini berakhir dan Felix yang masih merindukan Han Jisung.

"Kita sampai." Ucapan paman Choi memecahkan keheningan yang melanda.

Felix mengernyit ketika Mobil berhenti di tempat yang sama seperti di mimpi nya. Ia menelan Saliva gugup, semoga mimpi buruk itu tidak terealisasi di dunia nyata.

"Hyunjin... Ini benar-benar kau kan?" Cicit Felix, untung Hyunjin dapat mendengar suara kecil itu.

"Bukan." Jawab Hyunjin cuek.

Felix menegang ketika mendapati Hyunjin menjawab pertanyaan nya dengan wajah tanpa ekspresi. Apa mimpi tadi adalah pertanda bahwa semua hal itu akan terjadi?

Hyunjin menatap heran dengan reaksi Felix. Oh, ayolah kenapa Felix tak bisa di ajak bercanda. Sebegitu buruk kah selera humor yang ia miliki? Hyunjin menggeleng,

Tidak, Masalah bukan berasal dari diri nya melainkan selera humor Felix saja yang terlalu buruk.

"Hei, ada apa dengan wajah mu itu? Aku hanya bergurau." Ucap Hyunjin.

'bajingan.' batin Felix. Bukan sekali dua kali Hyunjin begini pada nya.

Belum sempat Felix melayangkan Protesan kekesalan nya Hyunjin sudah menarik tangan nya dengan cepat guna menyusul nenek dan paman Choi yang sudah berada beberapa langkah di depan mereka.

Tujuan mereka selanjutnya adalah tempat dimana jasad wanita itu di buang.

TBC

Lanjutannya sampai tamat dan season 2 ada di novel yaa 🤩 silahkan check di chapter sebelah untuk info lebih lanjut 🤩🤞🏽

[1] Ganggu ✔︎ Hyunlix [TERBIT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon