-

2.7K 509 73
                                    

Langit sudah benar-benar menggelap sesampainya Hyunjin dirumah Felix, ia langsung saja masuk menerobos gerbang dan mengetuk pintu rumah itu. Kali ini ia akan bertamu kerumah ini secara benar.

Saat pintu di bukakan muncul lah pria mungil dengan wajah yang pucat serta kantong mata yang tebal. bolehkah Hyunjin menyebutnya sebagai mayat berjalan? Karna Felix benar-benar terlihat seperti itu.

Kemana pipi berisi nya? Batin Hyunjin.

Felix yang melihat Hyunjin di depan rumahnya sontak saja terlihat kebingungan, apakah Hyunjin akan membunuhnya lagi? Tapi bukankah Hyunjin bilang tak jadi membunuhnya? Apa pemuda itu berubah pikiran? Entahlah kepala Felix sekarang benar-benar bertambah pusing

Felix berniat menutup pintunya namun tiba-tiba pandangan nya mulai tak jelas dan akhirnya ia terjatuh ketika semua menggelap.

Hyunjin yang melihat Felix limbung reflek menahan tubuh itu dan kini Felix berakhir di dalam rengkuhan pria itu.

"Lee Felix? Yang benar saja." Hyunjin memasang ekspresi frustasi ketika lagi-lagi Felix menyusahkan nya. hyunjin yakin jika felix benar-benar pembawa sial.

Akhirnya Hyunjin menggendong tubuh Felix dan membawa pria itu kedalam rumah setelah mengunci pintunya.

"Daehyun!" Hyunjin meninggikan suaranya, berharap anak Felix itu mampu mendengarnya karena Hyunjin yakin hanya ada Daehyun dan anak bayi dirumah ini.

"Paman, apa yang terjadi pada mama?" Ucap Daehyun, ia berjalan keluar dari dalam kamar ketika mendengar suara orang memanggilnya, ia bingung ketika mendapati ibunya berada di gendongan paman itu.

"mama mu pingsan, tak apa ia baik-baik saja." Ucap Hyunjin sambil berjalan menuju kamar Felix sementara Daehyun mengikuti setiap langkah kaki Hyunjin dari belakang.

Sesampainya di kamar Hyunjin mengernyit heran ketika tidak menemukan buntalan manusia kecil disana.

"Dimana adik mu?" Tanya Hyunjin sembari meletakkan tubuh Felix diatas kasur.

"Dirumah nenek." Jawab Daehyun, anak itu Tengah menggenggam jemari Felix erat.

"eumm paman..." cicit daehyun, ia tampak ragu-ragu menyampaikan sesuatu pada hyunjin.

hyunjin yang mendengar keraguan daehyun langsung mendekatkan diri nya pada anak itu dan merendahkan tubuhnya setinggi anak itu.

"ada apa?" tanya hyunjin. daehyun makin ragu mengatakan sesuatu itu ketika mendengar nada kurang bersahabat yang hyunjin berikan.

"tak jadi." jawab daehyun. hyunjin menghela nafas ketika menyadari ketakutan daehyun oleh karena itu hyunjin kini kmbali bertanya dengan suara ramah nya. ia juga merasa agak kasihan dengan anak ini.

"tak apa bicara saja, paman akan mendengarkan mu." ujar hyunjin.

daehyun kemudian tersenyum, mata anak itu menyipit karena senang. "terimakasih paman."

"jadi apa yang terjadi?"

"mama sering berteriak ketakutan, aku juga sering liat putih-putih menyeramkan di bawah kolong kasur. Dae sangat takut. putih-putih itu juga sering mengajak Dae untuk bertemu papa." ucap daehyun, anak itu kini menggembungkan pipinya kesal sambil berlipat dada.

Mendengar perkataan Daehyun yang sangat polos membuat Hyunjin sedikit merinding dan kini perasaan nya agak tidak nyaman.

"Lain kali berdoalah sebelum tidur." Ucap Hyunjin yang dibalas anggukan kecil oleh Daehyun.

Hyunjin memutuskan untuk duduk di sofa merah milik Felix sementara Daehyun duduk dikasur tempat Felix berada sembari memijit kaki Felix pelan dan berceloteh ria tentang kegiatan sekolah nya walaupun Felix tak bisa mendengar nya.

[1] Ganggu ✔︎ Hyunlix [TERBIT]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon