-

2.3K 447 100
                                    

Happy reading 

hujan rintik-rintik yang jatuh seperti menemani perjalanan mereka yang hanya di dominasi dengan keheningan. Felix menatap banyak nya embun pada kaca mobil, karena tak tau harus melakukan apa Felix terpaksa menyibukkan diri untuk menghitung bayak nya embun. Felix tau itu hal bodoh.

Hyunjin melajukan mobil dengan kecepatan lambat  sebab kabut yang turun cukup tebal dan membuat jarak pandang jalan sangat terbatas. 

ia melirik ke arah Felix yang tengah berhitung, lebih tepat nya pria manis itu tengah menghitung embun.

bodoh, batin Hyunjin, yang aneh nya setelah itu ia malah melukis senyum tipis di bibir nya ketika melihat tingkah Felix yang seperti anak kecil.

Mobil berbelok dengan kecepatan rendah menuju jalan kecil yang sangat gelap dan itu membuat Felix mengernyit bingung sekaligus cemas. Jalan ini tidak begitu bagus karena hanya berupa tanah merah, dan jalan ini juga sangat gelap, Felix takut jika kejadian yang sama kembali terulang.

"Hyunjin, ini jalan yang benar kan?" Felix menatap Hyunjin sedangkan yang di tatap hanya mengangguk singkat dan lebih memilih untuk Fokus pada jalan yang mereka lalui.

felix memilih untuk diam ketimbang bertanya lebih kepada Hyunjin, Pria itu terlihat benar-benar tak berminat untuk berbicara.

lambat laun dari kajauhan felix melihat lampu-lampu terang dari beberapa rumah, mereka memasuki gapura sebuah pedesaan. Felix tak dapat membaca degan jelas apa nama perkampungan ini sebab pencahayaan yang minim.

perkampungan yang terlihat sangat normal, Felix juga melihat beberapa orang yang mana membuat perasaan nya terasa sangat lega.

mobil berjalan lambat ketika mereka mendekati semacam pos ronda kecil yang  tengah diduduki oleh beberapa pria paruh baya yang sedang menyesap kopi. Hyunjin menghentikan mobil nya dan melangkah kan kakinya keluar begitu saja menghampiri orang yang ada di sana sementara Felix hanya bisa memperhatikan dan duduk di balik mobil dengan pikiran yang bertanya-tanya.

Baru kali ini Felix melihat Hyunjin  tersenyum kepada orang lain, gila nya bahkan ia berusaha berbasa-basi, bagus lah pria itu jadi terlihat normal, biasanya Hyunjin akan terlihat tak berekspresi, minimal ekspresi judes yang tak bersahabat andalan nya kapan pun dan dimana pun ia berada.

setelah berbincang akhirnya Hyunjin kembali ke dalam mobil, salah satu pria paruh baya itu menjalankan motor nya dan mobil mereka mengekori dari belakang menuju suatu tempat.

perjalanan hanya sebentar, memakan waktu lima menit dari pusat desa menuju hutan belantara yang berada di selatan desa, ini merupakan Hutan yang lebat dan hutan yang terlihat sangat menyeramkan. 

Tunggu, apa! Hutan!?

"Hyunjin kenapa ke hutan?" 

"Kita akan menuju ke alam baka." Tubuh Felix membeku mendengar perkataan yang Hyunjin lontarkan kepadanya.

Apa Hyunjin adalah salah satu makhluk halus itu dan ternyata sekarang ia telah di jebak, jangan-jangan selama ini Felix masih terjebak di dimensi lain atau sebenarnya ia sudah gila dan semua perjalanan nya ini hanya lah fantasi dari kegilaan nya atau—

"Kau tau jokes tidak, sih?" Hyunjin yang melihat Felix mematung dengan ekspresi bodoh nya akhirnya membuka suara.

tubuh Felix melemas dengan begitu lega nya ketika mendengar perkataan Hyunjin sekaligus juga merasa sangat kesal degan pria itu.

bisa tidak, sih pria ini bertingkah dengan baik dan normal? sungguh kelakar yang Hyunjin ciptakan benar-benar tidak ada unsur kelucuan sama sekali disana.

mobil berhenti di depan hutan lebat bersamaan dengan motor milik warga di depan sana.

"keluar."

Felix menunjukkan ekspresi bingung nya berharap Hyunjin dapat menjelaskan sesuatu namun pria itu lebih memilih acuh dan pergi untuk melangkah keluar terlebih dahulu. 

Hyunjin keluar disusul oleh felix. Hyujin sedikit berbincang para pria paru baya tersebut.

"kalian yakin? masuk ke sana malam-malam?" tanya pria itu sembari menggelengkan kepala nya tak habis pikir sementara Hyunjin hanya mengagguk, "tak apa, sudah terbiasa." jawab Hyunjin. 

Setelah berbincang singkat pria itu pamit pergi.

disini mereka sekarang, di pinggir hutan yang sangat gelap berdua tak ada siapa pun selain mereka, hanya ada penerangan dari ponsel yang Felix bawa dan headlamp milik Hyunjin untuk menerangi keduanya. 

"Tunggu, dimana rumah orang yang kau bicarakan tadi?" Felix bertanya pada Hyunjin.

"rumah nya seingat ku berada di tengah hutan." jawab Hyunjin, pria itu fokus menelisik situasi hutan.

pupus sudah harapan Felix, ia kira pedesaan tadi adalah tempat tinggal orang yang Hyunjin maksud, juga Felix kira keseraman yang terjadi akan berakhir di jalan tadi namun sepertinya jalan sebelum nya belum ada apa-apanya dengan apa yang akan mereka hadapi nanti.

"Ayo kita tak punya banyak waktu. Ah, satu lagi nanti jika kau melihat atau mendengar sesuatu yang aneh cukup abaikan saja dan jangan ceritakan pada siapa pun termasuk aku. ceritakan nanti saat kita turun kembali ke tempat ini. kau mengerti?" ujar Hyunjin panjang lebar, ia pun bingung kenapa berbicara sepanjang ini.

Felix terdiam tak tau harus menjawab apa, ia belum memasuki hutan namun nyawa nya sudah seperti berada di awang.

"diam mu ku anggap iya." hyunjin kemudian menarik pergelangan tangan Felix.

TBC


[1] Ganggu ✔︎ Hyunlix [TERBIT]Kde žijí příběhy. Začni objevovat