-

2.2K 452 112
                                    

warn! scene of violence

bisa di skip bagi yang ga nyaman,

happy reading

Felix tercekat kala melihat sekelebat bayangan yang tampak buram dari belakang bahu Hyunjin. Sejujurnya ia tak dapat melihat dengan jelas bayangan hitam tersebut sebab keadaan benar-benar gelap gulita namun Felix yakin dibelakang Hyunjin benar-benar ada 'sesuatu'. 

Perlahan Felix membaringkan Yeonjin yang tengah terlelap pulas di sebelah nya. 

Bayangan itu terus saja bergerak mengikuti setiap pergerakan si pria jangkung, layaknya bayangan wajar yang mengikuti si pemilik raga. Namun bayangan apa yang memiliki rambut panjang layaknya seorang wanita jika Hyunjin sendiri adalah seorang pria.

'Itu apa?'  batin nya gelisah. ia tak berani hanya untuk sekedar membuka mulut dan mengadu pada Hyunjin saking takutnya dan lebih memilih opsi untuk memejamkan mata se-erat yang ia bisa.

bisikan-bisikan acak mulai merambat sistem pendengaran nya, sudah kelewat hafal, Felix tau ini benar-benar pertanda mulainya gangguan dari sosok tersebut. Bisikan yang selalu datang dengan tiba-tiba tanpa permisi.

kepalan di jemari nya semakin keras dengan peluh dingin yang membanjiri dahi, ia paksa otak nya untuk berfikir keras, mencoba mendengar setidak nya satu kata bisikan di antara puluhan kata acak yang terdengar secara bersamaan di kepalanya, ia hanya ingin tau satu kata namun usaha nya benar-benar nihil karena ia tak mampu mendengar dengan jelas.

Jantung serasa berhenti detik itu juga ketika sebuah jemari hangat mengenggam jarinya. Mata nya terbuka, ia tersadar dari segala pemikiran nya ketika deru Hyunjin menyentuh cuping nya, pria itu datang-datang membisikkan banyak kata penenang yang membuat rasa gelisah Felix sedikit demi sedikit berkurang.

"Sebentar lagi semua ini akan selesai." 

"Terima kasih Hyunjin." gumam Felix. Hyunjin hanya mengangguk, genggaman tangan nya makin mengerat. 

Hyunjin kini memberikan seluruh atensinya kembali kepada nenek choi dari yang tengah merapal kan kalimat-kalimat asing yang tak ia mengerti dan ia dengar sebelum nya. ia harap wanita tua itu benar-benar mampu menolong mereka.

Nenek Choi datang tergesa mendekati mereka dengan wajah yang pucat kentara. "sesuatu akan terjadi!" ucap nya terengah-entah. semua yang ada disana sontak berdiri panik serta bingung begitu juga dengan daehyun, anak itu sudah akan menangis sekencang yang ia bisa kalau saja Hyunjin tak buru-buru membawa nya kedalam sebuah dekapan hangat, setidaknya anak itu dapat menyembunyikan rasa takut nya untuk sementara.

benar saja apa yang nenek itu ucapkan seketika dari arah kamar belakang terdengar suara pintu yang perlahan di buka tutup dengan sangat kasar. ini tak wajar, biasanya pintu tersebut tak pernah mengeluarkan suara senyaring ini dan yang terpenting adalah faktanya tak ada satupun orang disana yang membuka dan menutup pintu tersebut. 

"KALUNG KALIAN!?" Teriak nenek Choi, wanita itu mulai melihat setiap leher mereka dan tatapan nya terjatuh pada Felix.

Hanya Felix yang leher nya tak menggantung kalung, hanya pria itu dan itu benar-benar sangat buruk dan kacau.

Felix menyentuh lehernya dan benar saja, kalung yang Hyunjin berikan semalam tak ada di sana. Bodoh, Felix telah ceroboh. Pagi tadi saat mandi ia tak sengaja melepas kalung tersebut dan sialnya, meninggalkan kalung itu. Padahal itu adalah salah satu sumber penyelamat mereka.

Pupil Hyunjin membesar ketika melihat Felix, ia tau seberapa penting nya kalung itu untuk saat ini dan pria manis itu benar-benar tidak menggunakan nya.

[1] Ganggu ✔︎ Hyunlix [TERBIT]Where stories live. Discover now