TIGA PULUH DUA

75 7 0
                                    

WELCOME TO STORY
-SAGARA-

Risa berjalan perlahan sampai ia berada tepat dihadapan Gara yang hanya diam menunduk.

"Lo tau semua ini?" Ujar Gara.

"Maaf." Risa hanya bisa mengucapkan kata maaf yang mungkin tidak ada artinya untuk gara saat ini.

"Kenapa lo ngga bilang dari awal sa?"

"maaf." Gara sangat merasa bersalah sekarang, ia hanya bisa mengacak rambutnya frustasi, dengan tiba-tiba tubuhnya berbalik dan tangan nya bergerak memukul dinding yang ada di belakangnya.

"Ga Lo apan si." Risa berusaha meraih tangan Gara yang terus saja memukul dinding sampai tangan nya sedikit mengeluarkan darah.

"Percuma lo kaya gini." Risa menarik Gara dan membawa Gara kedalam pelukan nya. Gara tidak menolak. Ia hanya diam saja, Risa terus memeluk Gara, tidak ada suara tangisan namun Risa merasakan bahu Gara bergetar. Risa mengusap punggung Gara pelan, mencoba memberi kekuatan meskipun tidak ada artinya.

Ini adalah kali pertama dalam hidupnya melihat seorang Sagara Adi saputra, laki-laki yang ia kenal selalu terlihat kuat disetiap memimpin Geng nya, kini ia terlihat begitu tidak berdaya di hadapan nya.

Sekarang Gara dan Risa sedang duduk di depan ruangan Lena, Sementara itu Nadin dan Satria sedang mengurus kepulangan jenazah Alm Lena.

"Risa, Gara kalian mau pulang bareng naik mobil Ambulance sama bunda atau pulang Sendiri?"

"Gara naik motor aja bun." Ujar Gara.

"Gue ikut."

"Yaudah brarti bunda sendiri naik mobil ambulance, karna abang kamu bawa mobil." Jelas Nadin.

"Iya bun, Risa sama Gara duluan." Risa pun manyusul Gara yang sudah jalan terlebih dahulu.

Alasan Risa ikut dengan Gara adalah, ia tidak mau terjadi sesuatu dengan Gara, karna Risa pasti tau Gara akan mengendarai motor seperti orang kasetanan.

Terbukti sekarang ini Risa Sedang memeluk Gara begitu erat karna motor nya melesat begitu cepat. Risa mendengar isakan dibalik helm Fullface hitam yang ada didepan nya.

30 Menit dalam perjalanan, kini Risa dan Gara sampai didepan rumah yang gerbangnya sudah terbuka lebar dan ada bendera kuning disana. Risa turun dari motor di ikuti Gara.

Risa memasuki rumah disambut oleh bi tami.

"Non, nyonya..." Ujar bi tami ragu. Risa tersenyum kearah bi tami dan mengangguk.

"Aku kekamar dulu ya bi."

"Iya non." Risa Lanjut berjalan memasuki rumah dan menaiki anak tangga, ia membuka pintu kamar, terlihat disana sudah ada Gara yang hanya terdiam menunduk di tepi tempat tidur.

"Ganti baju, sebentar lagi Ambulance nya dateng." Perintah Risa.

"Kenapa Lo ngga pernah ngomong sama gue." Gara menatap Risa lekat-lekat.

"Semua atas permintaan mamah."

"Jadi ini alasan Lo sama gue nikah? ini alasan lo ngga bisa nolak permintaan nyokap gue?" Risa hanya bisa diam, la tidak mau Gara berfikir yang tidak tidak jika ia salah menjawab.

"Mending Sekarang Lo ganti baju." Risa mengalihkan pembicaraan.

"jahat banget Lo." Risa berhenti dari jalan nya setelah mendengar Ucapan Gara.

"Gue jahat kenapa? Gue cuma jalanin apa yang disuruh sama nyokap Lo."

"Tapi Lo ngebiarin gue tetep jadi anak durhaka disaat nyokap gue udah ngga ada. Harusnya lo kasih tau semua ke gue, bukan cuma diem."

Antara Kita  [KOMPLETED]Where stories live. Discover now