2. Ada Apa Dengan Dika?

5 1 0
                                    

Setelah belajar beberapa jam di sekolah,  akhirnya para murid ISNAIGH'S pun berseru senang karena bel pulang sudah berbunyi. Banyak murid yang berhamburan keluar dari kelas mereka masing-masing, entah itu menuju ke tempat parkir, ke gerbang depan, ke lapangan atau ke salah satu ruangan untuk mengikuti ekstrakurikuler atau organisasi.

Sama halnya dengan Viska dan para sahabatnya, mereka pergi ke gedung khusus yang memang disediakan untuk para murid-murid berprestasi untuk mengasah prestasinya lebih dalam atau latihan sebelum pertandingan atau perlombaan. Mereka menyebutnya ISAD (dibaca ; Iswad). Biasanya dilaksanakan sepulang sekolah.

"Aaaa capek bangett gw, mapelnya kenapa jadi banyak gini sihh" keluh Kira

"Udahlah, Kir, syukuri aja. Masih mending kita bisa sekolah," nasihat Viska

"Huftt, iya deh, Alhamdulillah Ya Allah hamba masih bisa bersekolah hari ini," ucap Kira dan Viska menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya.

"Ahh udahlah, ayo buruan tuh beresin buku-bukunya, hari ini kita ada jadwal ISAD kalo lo lupa, 15 menit lagi dimulai!" ucap Viska

"Hah! beneran? aduhh gue lupa lagi belum belajar materinya, gimana dong?" resah Kira

"Udah santai, palingan sekarang latihan soal abistu soal-soalnya dibahas. Ga mungkin di tes juga" ucap Viska

"Ah udah, ayo!" ajak Viska dan langsung menarik tangan Kira lalu mereka berjalan beriringan keluar dari kelas.

***

1 jam telah berlalu, akhirnya para murid yang mengikuti ISAD pun pulang untuk beristirahat dan kembali lagi esok hari.

Tapi berbeda dengan Viska dan para sahabatnya. Mereka malah mampir ke cafe terlebih dahulu hanya untuk mengobrol atau makan.

"Aduhh... sekolah kok gini amat, mana kegiatan padat banget, belum lagi tugas sekolah" celetuk Faro saat baru duduk di kursi.

"Huftt, pengen cepet selesai sekolah tapi nantinya juga bakal kuliah, pasti tambah berat lagi nih beban" Sahut Fathar melanjutkan celetukan Faro.

"Katanya mau jadi orang sukses, tapi ngeluh terus" ucap Kira mulai menjulid.

"Kir, lo tadi juga ngeluh ya, sekarang sok-sokan nasihatin mereka!" kesal Viska. Kira hanya tersenyum saja.

"Udah deh jangan ngeluh mulu. Inget, kita masih belum membanggakan orang tua kita dan kita masih selalu nyusahin mereka," lanjut Faldy menasihati

"Nah, bener tuh. Orang tua udah kerja keras banget demi ngehidupin keluarganya terutama buat pendidikan anaknya biar bisa jadi lebih sukses dari orang tuanya," sambung Viska

"Weehh.." ucap Faro, Fathar, dan Kira serempak juga bertepuk tangan

"Kita gabisa nih temenan sama orang serius kayak mereka," ucap Faro

"Kita juga gabisa temenan sama lo yang kelewat ambis," ucap Fathar dan Kira berbarengan. Faro pun hanya sinis kepada mereka

"Eh, gue balik duluan ya, ada urusan nih," pamit Faldy sambil menghabiskan pesanannya

"Assalamualaikum" Lanjutnya lalu beranjak dari kursi yang ia tempati setelah itu ia keluar dari cafe ini.

"Waalaikumsalam" Ucap mereka berbarengan menjawab salam Faldy

Setelah Faldy pulang, mereka semua juga ikut pulang karena matahari hampir tenggelam

***

Pagi hari telah tiba. Saatnya para manusia di dunia ini mulai sibuk dengan kegiatannya. Tapi beda lagi kalo yang masih malem.

Sama halnya dengan Viska dan para sahabatnya. Mereka menunaikan ilmu di sekolah. Seperti biasa, Viska dan para sahabatnya berangkat sendiri-sendiri lalu nantinya akan bertemu di sekolah.

Cerita Tak Terbilang (doain rajin update)Where stories live. Discover now