04. Love Letter

19.9K 3.6K 500
                                    

Kamu pernah menulis surat cinta?

Untuk siapa?

👿🐰👿

Surat itu telah ditulis dengan amat hati-hati, di atas selembar kertas merah muda yang wangi, lalu dilipat rapi dan dimasukkan dalam amplop berwarna senada. Candy percaya, jika Aksal membacanya, dia pasti tersentuh dan luluh. Lalu mereka pacaran dan hidup bahagia selama-lamanya. Uuunch!

Atau setidaknya dia berharap begitu.

Masalahnya sekarang adalah ... bagaimana cara menyerahkannya? Cowok itu tidak hanya seorang ketua OSIS yang super sibuk dan jarang terlihat kalau bukan saat ada acara sekolah, dia juga anggota The Effects yang digandrungi hampir semua cewek di sekolah ini sampai sekolah-sekolah lainnya. Menemukannya saja bukan perkara yang mudah. Menemukannya sendirian ... terdengar nyaris mustahil.

"Pakai cara klasik!" saran Deera.

Dan hal itulah, yang pertama mereka lakukan.

Semua orang bangun pagi-pagi sekali. Bahkan, Candy berhasil membuat Bubun ternganga keheranan dan Yayah tersedak teh manis karena tidak biasanya anak itu bangun pagi, lebih-lebih siap berangkat sekolah saat matahari bahkan belum sepenuhnya keluar dari persembunyian. Semua ini demi sang Imam Masa Depan. Demi membuat pengakuan perasaan dengan cara klasik.

Apalagi kalau bukan menyelipkannya di loker? Menurut Deera, itu adalah cara paling romantis, dan aman, setidaknya.

Jadi sepagian itu mereka telah bergerombol di depan barisan loker kelas XI IPA 1 dengan gerak-gerik sangat mencurigakan. Poppy bertugas mengawasi lorong, menjaga agar situasi tetap aman terkendali tanpa ada yang memergoki perbuatan mereka. Deera, Selin dan Alexa masing-masing berbagi tugas mencari loker mana yang merupakan milik Aksal dengan mencari namanya di daftar absen kelas dan mencocokkan nomor absen tersebut dengan nomor loker. Dan Candy ... Candy bertugas menghentikan jarinya dari gemetaran dan dirinya sendiri agar tidak kabur. Hal ini benar-benar membuatnya gugup setengah mati.

"Yang mana sih, lokernya? Lama banget Deer?" desak Selin tidak sabar. Beberapa anak mulai berdatangan, berjalan melewati mereka sehingga Deera, Selin, Alexa, Poppy dan Candy yang sekarang bertindak seperti lima sekawan pencuri itu harus bersikap normal. Dan bersikap normal yang mereka lakukan adalah dengan bersiul-siul (Deera), menempel ke dinding seperti cicak (Selin), pura-pura tidak mengenal teman-temannya (Alexa), tersenyum pada setiap orang (Poppy) dan berjongkok mengorek cacing tanah (Candy).

"Udah ketemu!" Deera akhirnya berseru.

Cepat-cepat, mereka berkumpul pada loker yang dimaksud. Absen nomor 19, berada di barisan tengah, agak ke kanan.

"Buka, Dy! Moga gak terkunci!"

Candy mengangguk, tangannya yang masih gemetaran kini memegang handle loker. "Berdoa, mulai!"

Mereka memejamkan mata dan membaca mantra dalam hati. Lalu, terdengar bunyi klik, loker itu terbuka sedikit dan ketiganya secara otomatis saling tatap, nyaris melompat kegirangan.

"Yes! Nggak terkunci! Masukin sekarang!"

Lagi, Candy mengangguk. Ia meraba kembali tasnya terlebih dulu, mengeluarkan surat yang masih rapi berkat disimpan baik-baik di antara halaman buku pelajaran. Jantungnya kembali berdebar gila-gilaan menatap surat merah muda itu. Hari ini ...., Aksal, yang lebih dari enam bulan ini ia titipkan rasa secara diam-diam, akhirnya akan mengetahui semuanya.

Besok, mungkin statuskan akan berubah menjadi Nyonya Aksal. Ah, membayangkannya saja membuatnya mulas.

"Buruan, Dy! Itu ada orang!"

Cinderella Effect [Completed]Where stories live. Discover now