TigaPuluhEmpat

Mulai dari awal
                                    

Pria menghela napas dan berdecak pelan.

"SIAPA DI SANA?!"

"PRAJURIT, PERIKSA KEADAAN DI SANA!"

Suara hentakan kaki yang saling beradu, membuat Eveline membulatkan matanya. Eveline menoleh dan mendapati para Prajurit yang tengah berlari ke arahnya. Eveline merasa De Javu kejadian ini seperti pernah terjadi, tapi kapan?

"Sial!" Pria berjubah itu mengumpat pelan dan langsung membalikkan badannya. Dan tanpa aba-aba, Pria itu langsung menggendong Eveline ala bridal style membuat Eveline terlonjak kaget.

"Hei! Apa yang kau---" Ucapan Eveline terpotong dengan suara serak namun tegas pria itu.

"Diam!" Pria itu menatap Eveline tajam, dan itu membuat Eveline kembali membulatkan matanya saat melihat wajah Pria berjubah yang tengah menggendongnya itu.

"William?!" kaget Eveline.

Sumpah demi apa, pria yang ingin di temui-nya sekarang ada di hadapannya dengan jarak sedekat ini. Ekhem mungkin ini takdir.

William menyeringai saat menatap wajah Eveline yang masih terlihat shock namun sangat menggemaskan di mata William.

William menoleh ke belakang, para prajurit itu sudah tidak terlihat, namun suara hentakan kakinya masih terdengar, yang artinya mereka belum aman. Sebenarnya, yang tidak aman di sini William bukannya Eveline.

"Mengapa kau membawaku juga?" tanya Eveline yang tengah melingkarkan tangannya di leher William---agar tidak terjatuh.

William masih terus berlari dan mengabaikan Eveline yang bertanya, membuat Eveline berdecak kesal.

"Turunkan aku di sini, ini kerajaanku dan para prajurit itu tidak mungkin menangkapku!" titah Eveline yang lagi-lagi di abaikan oleh William.

Langkah William terhenti di depan tembok bagian barat Kerajaan, yang penjagaannya sedikit. William mengeratkan pelukannya pada Eveline--- agar gadis itu tidak terjatuh.

"Kalau kau takut, pejamkan matamu," ujar William pelan tanpa menatap Eveline.

"Maksudmu? Hei! Kau mau membawaku kemana?" tanya Eveline.

William mendengus dan menatap Eveline kesal. "Keluar. Aku sudah terlanjur membawamu, dari pada melepaskanmu begitu saja, lebih baik aku membawamu pergi juga," kata William tanpa beban.

Eveline menatap tidak suka, saat ingin membalas, William malah meniup matanya, membuat mata Eveline terpejam selama lima detik.

Brukh!

Eveline membuka matanya dan langsung menatap sekitar. Keningnya berkerut saat melihat hutan lebat yang ada di hadapannya.

"Kita telah keluar dari area Istana," kata William seolah menjawab kebingungan Eveline.

Eveline menatap William terkejut. "Bagiamana bisa?" tanya Eveline kaget.

William mengedikkan bahunya dan menurunkan Eveline dari gendongannya. Matanya menatap tajam ke arah gaun Eveline yang menampilkan paha putihnya, Eveline yang melihat itu langsung menutup pahanya dengan tangan, dan menatap William horor.

Arabella Transmigration [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang