Enambelas

87.4K 12.3K 1.4K
                                    

Happy reading<3

Semoga suka ya^•^

Terima makasih banyak buat kalian yang udah baca cerita aku dan sekarang udah nembus 8 k, sumpah aku gak nyangka banget^^ oke selamat membaca, jangan lupa Vote dan komen 🖤

---------

Arthur duduk di kursi singgasananya dengan tampang datar, di hadapannya berdiri beberapa prajurit berjubah hitam yang berbaris rapi. Mereka adalah prajurit rahasia dan sudah terlatih, yang Arthur kirim ke beberapa kerajaan, untuk menjadi mata-mata.

"Bagaimana, apa ada kabar baik yang kalian bawa untukku?" tanya Arthur tegas.

Salah seorang prajurit maju dan langsung menekuk lututnya ke lantai. "Salam Baginda, hamba hanya memberi tahu, jika hamba dan rekan hamba sudah mengetahui seluruh penjuru kerajaan Roxania, jadi saat mereka menolak untuk tunduk ke kerajaan Estemoral, kita bisa menyerangnya dari beberapa sisi yang sudah hamba tandai." Prajurit itu meletakkan sebuah kertas yang berisi letak strategis saat akan melakukan penyerangan.

Arthur menyeringai, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk singgasananya.

"Bagus! Kirimkan surat perjanjian pada meraka hari ini," titah Arthur, prajurit itu mengangguk.

Kerajaan Roxania adalah kerajaan kecil di bagian barat berdekatan dengan kerajaan Torix. Arthur memang mengirim prajurit rahasia ke berbagai kerajaan kecil dan membuat negosiasi, kalau mereka mau tunduk pada kerajaan Estemoral maka Arthur akan menjamin kerajaan mereka, dan jika tidak, maka Arthur akan mengibarkan bendera perang. Arthur memang kejam, demi untuk memperluas wilayah Estemoral, Arthur akan mengambil kerajaan orang dengan cara apapun.

"Panglima Zack, memasuki ruangan!" Suara Kasim membuat Arthur menatap ke arah pintu besi berukuran besar yang di lapisi emas, terlihat Zack dan beberapa pengawal masuk ke dalam.

"Salam, Yang Mulia." Zack dan para pengawal itu membungkuk hormat pada Arthur. Arthur hanya berdehem pelan untuk menerima salam dari mereka.

"Ada yang ingin hamba katakan, Yang Mulia," kata Zack pada Arthur.

Arthur mengangguk pelan, dan menyuruh prajurit rahasia untuk keluar dari aula dan kembali melakukan tugas mereka. Setelah para prajurit rahasia itu keluar, Arthur menatap ke arah Zack.

"Katakan," titah Arthur.

Zack maju selangkah dan menunduk hormat. "Hamba dan para prajurit sudah mencari orang yang bernama Bambang, Anjir dan Bangsat di seluruh wilayah Estemoral, namun tidak ada orang yang bernama seperti itu, Yang Mulia," ujar Zack.

Sesuai perintah Arthur, Zack sudah mengerahkan para prajurit untuk mencari nama ke tiga orang(?) Itu, dan tidak menemukannya.

Arthur mengangguk pelan, bibirnya membentuk senyum miring yang menakutkan, bahkan Zack dan para prajurit bergidik ngeri melihatnya.

"Cari sampai ketemu, kerahkan prajurit untuk mencari di wilayah kerajaan lain, aku tidak mau tahu! ke tiga atau salah satu dari mereka harus ketemu, aku mau melihat bagaimana reaksi Ratu Arabella jika melihat orang yang pernah di sebutkannya, mati di tanganku!" Arthur tambah menyeringai, namun beberapa detik kemudian, air mukanya menjadi lesuh saat mengingat istrinya.

Bagaimana keadaan istrinya sekarang? Jujur, Arthur sangat merindukannya, bahkan selama dua hari ini tidak tidur. Sebenarnya, Arthur sengaja mengabaikan Arabella, agar perempuan itu akan merindukannya, dan hanya akan mengingatnya terus, bukan orang lain.

Arabella Transmigration [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang