DuaPuluh

76.6K 9.2K 187
                                    

Happy reading guys

"Raja Torix."

Eveline membeku di tempatnya. Torix? Siapa yang tidak mengenal kerajaan itu. Bahkan, seluruh rakyat Estemoral sangat mengetahui kerajaan yang merupakan musuh terbesar Estemoral itu. Dan sekarang? Eveline bertemu langsung dengan Rajanya.

William menyeringai. "Apa kau mengenalku? Pastinya 'iyakan?" tanya William dan tertawa kecil.

Eveline meneguk salivanya, rasa takut menjalar ke seluruh aliran darahnya. Mendengar nama kerajaan itu saja Eveline enggan, dan sekarang? Ia malah bertemu dengan penguasanya bahkan dengan jarak sedekat ini.

Eveline menggigit bibir bawahnya dan memberanikan diri untuk menatap William. "M-mengapa k-kau d-datang ke kerajaan ku? Kau pasti punya tujuan jahat kan? Aku tahu, jika kerajaan kita saling bermusuhan," kata Eveline dengan suara pelan.

William mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum smirk. Ia menatap ke balik pohon dan melihat sekitar lima prajurit yang memegang pedang dan juga tombak berjalan menuju ke arah mereka. William mendengus dan langsung menarik Eveline ke balik semak-semak, bertepatan dengan para prajurit itu sampai di balik pohon tempat mereka berdua tadi. Jika lambat lima detik saja, mungkin mereka sudah terpergok.

"Tidak ada siapa-siapa, sebaiknya kita berpatroli di bagian lain lagi." Para prajurit itu berlalu pergi, saat tidak melihat ada yang mencurigakan di tempat itu.

Napas Eveline tercekat karena William membekap mulutnya terlalu erat. Eveline memukul tangan William yang membekap mulutnya dan itu membuat William yang tengah memantau sekitar, langsung menoleh ke arahnya.

"Kau kehabisan napas? Haha ... Dasar lemah." William melepas tangannya yang membekap mulut Eveline dan tertawa mengejek.

Eveline mendengus pelan dan mengerucutkan bibirnya. Raja Torix ini sangat menyebalkan, hampir saja nyawa Eveline melayang karenanya.

"Pergilah dari sini! Ini kerajaan ku, jika kau ketahuan berada di sini dan memata-matai kerajaanku, Kakakku pasti akan membunuhmu," kata Eveline kesal.

William menyeringai. "Benarkah? Dan bagaimana kabar dengan Kakakmu yang mengirim mata-mata ke kerajaan ku? Apa aku akan membunuhnya juga?" William membalikkan pertanyaan, membuat Eveline terdiam.

"Tidak bisa di jawab?"

"...." Eveline berdecak dan hendak berdiri untuk pergi, pasti mereka sudah mencarinya, dan yang paling penting Eveline merasa malas berdekatan terus dengan musuh kerajaannya ini.

"Hei kau mau kemana?" William menahan tangan Eveline, membuat tubuh Eveline kembali berjongkok.

"Lepaskan tanganku, aku mau pergi." Eveline memukul tangan William yang sedang memegangnya.

William menggeleng pelan, sedikit gemas dengan wajah Eveline. "Apa kau tidak mau tahu, mengapa aku bisa di sini?"

Eveline terdiam dan menggigit pipi bagian dalamnya. Sejujurnya, Eveline sangat penasaran, apa yang musuhnya lakukan di kerajaannya ini? Mau mencari mati kah? Namun, Eveline harus menguasai dirinya, yang paling penting sekarang adalah pergi sebelum mereka menyadari jika ia tidak ada. Dan untuk tujuan pria ini yang ada di sini, Eveline tidak mau tahu.

"Sebaiknya kau pergi, aku masih berbaik hati untuk melepaskanmu dan akan merahasiakan kedatangan mu malam ini," kata Eveline.

William berdecak pelan dan melepaskan tangan Eveline. "Tapi aku mau mengatakan tujuanku ke sini." William menatap Eveline dan memajukan sedikit wajahnya. "Tujuanku adalah memantau istri dari Kakakmu, yang akan ku jadikan sebagai Ratu di kerajaan Torix." William mengacak rambut Eveline yang sedang terdiam saat mendengar ucapannya.

Arabella Transmigration [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang