Sebelum lanjut gue ceritain dulu ya, Jeanny dan Poppy ini adalah sahabat baiknya Queeny. Mereka yang selalu ada disaat Queeny sedang susah atau pun sedang mengalami kesedihan yang mungkin sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata, tetapi Jeanny dan Poppy selalu ada untuknya dimanapun dan kapanpun dan begitu juga sebaliknya.
Poppy adalah sesosok gadis cantik dengan rambut panjang, bertubuh langsing dan feminim.
tidak jauh dengan Poppy, jeanny sesosok gadis cantik, berambut pendek dan juga berbadan mungil dan langsing
walau pun mereka begitu cantik tapi mereka tidak pernah membuat sahabat mereka Queeny insecure akan hal tersebut, karena mereka membuat nya yakin bahwa Queeny cantik apa adanya
Kita lanjutin lagi ya.. hihihi...
" iya dong siapa duluuu coba... QUEENY!" jawab Queeny
"Haahaha I know laa, tunggu kenak hukum aja lu mah Queen" jawab Poppy.
Pembelajaran pun dilakukan seperti biasa. Mengikuti alur yang sudah diterapkan dari dahulu hingga dekit ini. Tak terasa jam istirahat pun telah tiba Tringgg,,tringg,,triingggg
"horeee jam istirahatttt" teriakan anak anak kelas!.
"mauu makan apa lo pada" tanyaa Jeanny kepada kedua sahabatnya sambil melihat-lihat makanan yang ada.
"gue juga bingung mau makan apaan" jawab poppy.
"gue gamakan dehh, gue masih kenyanggg" jawab Queeny
"Mauu sok sok diet lu yaa ? gosah belaga diet deh lu Queen" ceramah Poppy dan menarik tangan Queeny yang sedang duduk untuk pergi memesan makanan.
"gua gak diet kok, Cuma beneran lagi gak laper aja"
"udah udah gua gamau tau, lu harus makan.. Lu begini aja udah perfect banget Queen, jadi jangan minder atau apapun itulah .. kalau memang ada yang ngejudge lu berarti tu orang sirik sama lu... ingett yaa Queen, sirik tanda tak mampuu" lanjuuttt jeanny
"Gua juga pengen punya badan kayak lu pada. Tapi makasihh ya udah ngertiin gua" jawab Queeny
"Lu lebih cantik dari kita. Sekarang yukk pesen makan" Teriak Poppy
YOU ARE READING
Queeny Love Story (She Was Fat)
Teen FictionMenceritakan tentang kisah cinta anak remaja perempuan yang bertubuh gemuk bernama Queeny dan bagaimana sakit hati membuatnya termotifasi untuk mengubah pola pikirnya tentang penampilanya.
