After AS |29

30.4K 4.7K 1.2K
                                    

London, 04:27 am.

Keluar dari gedung bandara, Shena membuka kaca mata hitamnya. Memejamkan mata sesaat, gadis itu menghirup udara dingin pagi hari di kota London.

Penerbangan berjalan dengan mulus, kini Shena sudah sampai ditempat tujuan. Setelah menghabiskan 7 jam perjalanan dari Jakarta ke London tanpa transit, ia dapat bernafas lega.

Tadinya Shena bisa tiba lebih awal, namun sebab ada yang menghadang dan itu penting, jadilah ia mengundur penerbangannya. Shena yang seharusnya sudah ada di London dari semalam hari, baru bisa tiba dihari ini.

Sekarang gadis itu menyapukan pandangan mencari seseorang yang seharusnya datang menjemput dirinya di bandara. Menyeret satu buah koper bawaannya, Shena mencari-cari. Hingga ketika sebuah teriakan memanggil namanya, Shena menoleh ke sumber suara.

"SHENA?!"

"ERIC!" Shena langsung berlari, mendekati lelaki berumur dua tahun lebih tua darinya. Terlihat raut bahagia yang Shena pancarkan saat bertemu dengan lelaki bernama Eric itu.

"How are you? Lo tau gue kangen banget sama lo? Gila, setahun nggak ketemu, makin cantik aja!" Heboh Eric yang sedang dipeluk erat oleh Shena.

"Im good! Apa lo tau? Gue juga miss you so much sama lo, Ric!" balas Shena tak kala hebohnya. Kedua kaki gadis itu, ia lingkarkan dipinggang Eric, menggulung tangannya dileher Eric bagaikan koala.

"Gue tau gue memang cantik." lanjut Shena lagi terkekeh.

Gadis itu turun dari tubuh Eric, berdiri menatap Eric dengan senyumannya. "Oma apa kabar? Baik-baik aja 'kan?"

Eric mengangguk, "Baik dong, kan ada gue cucu kesayangannya yang selalu ngurus!"

"Heh, gue cucu kesayangan oma, bukan lo!" protes Shena tak terima.

"Mana ada sayang tapi ninggalin," cibir Eric berjalan kebelakang Shena, mengambil koper yang gadis itu tinggalkan.

Shena mengerucutkan bibirnya kesal. "Gue kan pergi karna ada something. Ya, lo paham lah gue ini siapanya om Dimas."

"Yang mata-mata mah beda. Aku mah apa atuh, cuman mahasiswa hukum." kata Eric dengan satu tangan menggenggam tangan Shena, berjalan meninggalkan bandara menuju dimana mobilnya terparkir.

"Iiii, bisa bahasa Sunda?" tanya Shena terkekeh.

"Cuman bisa itu doang, heheh." Eric ikut terkekeh.

Shena mengangguk. "Eh, lo tau nggak? Gue sekarang malah lebih keren dari mata-mata!" serunya antusias.

"Apa emang yang lebih keren dari mata-mata?"

"Lo mau tau? Ini hampir mirip dengan CIA."

"Apa? Cepet kasih tau!" Desak Eric yang tidak sabaran.

"Angel's Secret Intelligence Agency."

"Waw, seriously?!"

Shena mengangguk dengan cepat. "Iya, dan tugas gue bakal lebih berat."

"Berarti lo bakal balik lagi ke Indonesia?" Shena menggeleng.

"Lah? Tapi kan?"

"Gue tolak ajakan itu," ucap Shena membuat Eric langsung melotot. "Nggak jadi keren gue nya, hahah." Shena tertawa garing.

"Kenapa?" tanya Eric ngegas.

"Gue mau disini ajalah! Kangen oma, kangen lo, kangen Bonnie! Kita bareng-bareng lagi."

After AS [END✅]Where stories live. Discover now