💧LIBURAN KEMANA?💧

328 107 14
                                    

Udah part 10 nih, pembaca dari mana aja?.

Salken, anak palembang nih;)

Btw part ini mau 2000, buset panjang banget. Ga sadar ngeloyor aja ngetiknya wkkw

Lanjut yaaa...

⬇️⬇️⬇️
Adit yang dulu dingin dan acuh tak acuh, sampai di beri julukan si kulkas oleh Nana. kini sudah menjadi pria yang mudah menebar senyum. Kecerahan wajahnya kian terpancar keluar, menampakan sisi lain dari dirinya. Mungkin es yang ada dalam tubuhnya, perlahan sudah mencair. Ada beberapa perubahan yang terlihat, tidak banyak memang, hanya beberapa cuil. Seseorang pasti akan berubah, namun mereka membutuhkan proses yang tidak bisa dikatakan singkat. Itulah yang sedang dirasakan Adit sekarang.

Dirumah Adit,

"Dit, lo nggak ikut kumpul?" tanya Rendy mengatur style.

"Nggak, males" jawab Adit singkat memainkan Smartphonenya.

"Beneran nih ga ikut!, ntar nyesel," sahut Rian yang sedang mengoleskan pomade kerambutnya yang hitam dan halus.

"Iya, nggak takut nyesel lo. Ada Sasya juga loh disana!" timpal Rendy yang berhasil membuat Adit hilang fokus, pada layar smartphonenya dan beralih menatap Rian. Demi mendapati kebenaran atas apa yang dikatakannya.

"Emang iya," ucap Adit tersenyum tipis, hampir tak terlihat.

"Iyalah, gue nanya ama pak Iyan, siapa aja yang kumpul. Truss dia bilang ada rombongan Nana, ya kemungkinan Sasya juga ada disana. Kan Sasya deket sama Nana." jelas Rian yang masih fokus pada cermin, bergaya lagaknya seorang model. Jika dipikir ulang memang Rian mempunyai wajah rupawan.

"Oh, yaudah gue ikut." Adit langsung beranjak dari tempatnya menuju lemari, dan mengambil salah satu jaket kulit miliknya.

"Lah katanya maless, ga mau ikut,"

"Gue udah siap, bareng ga?" Adit membenarkan jaketnya. Karena mendengar pernyataan Rian tadi, membuatnya ingin mengambil kesempatan untuk lebih dekat dengan gadis itu.

"Et dah, bambankk. Kita aja yang siap-siap dari tadi, masih belom kelar. Lah elu, asal denger nama dia aja. Udah mau langsung gass!!" Rendy mengerutkan keningnya, namun ucapan Rendy langsung di sergap cepat oleh Adit.

"Eh, shuttt. pernah denger pepatah ga!. Lebih cepet lebih baik," Adit memicingkan matanya, dan memainkan jari telunjuknya, mengisyaratkan untuk diam.

"Hmm, yaudah yokk berangkat" Rendy pasrah. Mana mungkin menentang orang yang sedang jatuh cinta. Atau seseorang yang sedang penasaran atas cintanya. Siapa yang tahu.

"Pake motor aja yakk, biar gg gitu, hehe," sambung Rendy menaik turunkan kedua alisnya.

"Ck, Aelahhh, bilang aja caper ama Tika." sahut Rian yang seakan tahu jalan pikir Rendy.

"Eh, lu. Kalo nebak emang suka bener, wkwk" Rendy tak menutupi kebenaran.

"Yaudah, yokk. Ntar telat," Sahut Adit.

"Yaudah yokk." ucap Rian dan Rendy bersamaan .

Merekapun bergegas, meninggalkan rumah, menuju rumah sang guru atau lebih dekatnya wali kelas. Mereka menggunakan motor ninja masing-masing. Adit menggunakan motor ninja berwarna merah, Rian menggunakan motor ninja berwarna hijau dan Rendy menggunakan motor ninja berwarna kuning. Ketiganya saling melaju dengan kecepatan yang masih dianggap normal, namun dapat membuat jiwa serasa tidak lama lagi wkwk.

𝕸𝖆𝖘𝖎𝖍 𝕬𝖉𝖆 𝕬𝖐𝖚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang