9. SEHARI UNTUK ANAYA

238 16 0
                                    

Happy Reading ❤️
__________________

Saat ini Varo dan ke-enam temannya itu tengah berkumpul di atas rooftop. Jam istirahat kedua masih berlangsung, bahkan mereka sudah ada di sini sedari jam pelajaran.

"Jadi gimana. Jebakan yang waktu itu kita buat berhasil?" tanya Varo kepada Sam.

Anak itu menganggukan kepalanya, "berhasil. Kita bisa tau semua rencana jahat mereka," jelas Sam.

"Raju tau kalo kita pernah bantu polisi buat nanganin beberapa kasus. Dari salah satu napi yang kita kasih laporan nya, ada Adeknya yang kita tangkep. Karena itu dia mau hancurin kita," tutur Varo.

"Tapi kan itu udah lama Var, sekarang kita udah berhenti bantu polisi buat nanganin kasus. Mereka juga udah gak minta bantuan sama kita," ucap Rayan.

"Yang namanya orang udah dendam, udah benci sama kita. Apapun dia lakuin buat hancurin kita, walaupun kasus itu udah lama." Mereka mengangguk-angguk kepalanya, benar apa yang Varo katakan. Dendam itu sangat sulit di sembuhkan, walaupun masalah itu sudah lama akan selalu diingat oleh pihak yang merasa tersakiti. Tapi Varo tidak salah, apa yang Varo dan teman-temannya lakukan itu benar.

"Tapi gue masih heran Var, emang nya kemarin Lo sama Anaya kemana? Dan kenapa lo gak hubungin kita pas lo di keroyok?" tanya Aksa.

"Gue kemarin nemenin dia les Balet—"

"WHAT'S!!!! Demi apa lo Var? Lo ngapain sama dia?!" potong Airon dengan berteriak histeris.

PLETAKK!

Dengan sengaja Byan menjitak kepala Airon, tidak bisa kah anak itu serius dalam situasi seperti ini. Terkadang Byan heran, kenapa makhluk seperti Airon bisa masuk ke Tim inti.

"Sakit anjir!! Demen banget lu keknya jitak pala gue!" umpat Airon.

"Ya karena otak lo harus sering di jitak kek gini biar gak gampang Eror," jelas Byan.

"Gini nih kalo otak lo hasil nyuri, gak berkah jadinya!" seru Arvin-menujuk-nunjuk wajah Airon.

Airon memutar bola matanya, "oke Var. Back to topic. Jadi kemarin ngapain sama Anaya?" tanya anak itu sekali lagi.

Varo berdecak kesal, benar kata Anaya. Seharusnya ia membuang makhluk hidup yang satu ini ke rawa, atau di ungsikan saja ke Pluto. Tidak bisakah Airon menyimak dengan benar, anak itu selalu saja mengulang pertanyaan.

"Gue kemaren nemenin Anaya les Balet, itu juga karena di paksa sama cewek lo Sa. Katanya Anaya belum sembuh total," ucap Varo sambil menunjuk Aksa.

"Hah, cewek gue yang mana dulu ini?" tanya Aksa.

"Si Miska dongo!! Emang lo punya berapa cewek hah? Sok-sokan nanya lo!" semprot Rayan sambil menoyor kepala Aksa.

"Mysh Yan, bukan Miska," ucap Airon.

"Ck, iya itu maksud gue."

"Kek laku aja Lo, masih untung si Mysha mau sama lo," sindir Arvin.

Sam dan Varo yang melihat itu hanya diam, tidak habis Pikir dengan tingkah mereka.

"Oke lanjut Var, gak usah di dengerin bacotan-bacotan mereka," titah Sam.

Varo hendak melanjutkan ucapannya, tapi Aksa malah mendahului nya. "Eh bentar-bentar, Lo di paksa jagain Anaya sama Mysha. Emang cewek gue bilang apa sama Lo?" tanya Aksa.

"Dia bilang Anaya belum sembuh total, tapi Anaya harus tetep les Balet jadi gue di suruh nemenin Anaya," jelas Varo.

Ke-enam temannya itu mengangguk-angguk kepalanya sambil bergumam. "Tapi Raju sama anak buahnya gak nyakitin Anaya kan Var?" tanya Sam.

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang